"Hallo bang"
"Gue ke cafe ya yang di Depok ya! Udah lama gak kesana,nanti putri pulangnya maleman dikit ya,oiya bang jangan lupa makan,jangan lupa minum,jangan lupa istirahat,jangan pulang malam banget, hati hati dijalan" putri terkekeh dengan ucapannya sendiri.
"Bang nanti kalau pulang beliin cemilan ya!"
"Tunggu putri sebutin,catat ya bang jo!
Es krim rasa vanila sama rasa
coklat,martabak asin,snak, cake panda dijalan pelangi gak boleh yang lain titik,coklat, teh tarik sama bakso pak jujun yang depan kompleks beli tiga ya buat mbo tuti sama pak bono juga! Kalau bang jo mau bisa tambah satu."jangan lupa ya bangg!"
"Awass lo lupa, bang jo gak masuk rumah!"
"see you bang joo!"
Tutt..tuttt..
Sambungan terputus,mulutnya ingin ia buka dan merespon putri tapi ia memilih mendengar ocehan ocehan gadisnya ini. hanya memilih senyum saja membanyangkan adik satu satunya ini.
Begitu antusiasnya gadisnya ini. Andai dia bisa ngerasain lebih kasih sayang dari ibu sama ayah. Jo menghebuskan nafasnya kasar.
Jo membayangkan waktu dia lupa membeli pesanan putri ia tidak dibukakan pintu rumah oleh putri,terpaksa ia pergi membelih pesanan tersebut baru akhirnya ia membuka pintu.
••••
Putri sudah sampai,dia memarkirkan mobilnya dibantu oleh tukang parkir yang entah dari mana datangnya, putri tidak ambil pusing karena dia bisa membantu pembeli untuk memarkirkan kendaraanya nanti pikirnya.
"Terimah kasih pak" memberikan selembar uang duapuluan. laki laki didepannya ini terbilang tidak mudah tapi masih mau bekerja awalnya Ia tersentu melihat bapak ini.
"Tidak usah non, non pemilik cafe ini ya?" putri mengangguk.
Mengapa ia tau saya pemilik cafe ini sedangkan tidak tertulis atau terpajang foto dan namanya disini."saya pernah melihat non disini waktu pertama kali cafe ini dibuat,saya hanya berpikir non pemiliknya dan ternyata memang benar"
seperti tau kebingungan gadis didepanya ini ia pun menjelaskan lalu tersenyum. putri membalas senyum bapak itu lebih ramah. "bapak terima saja,anggap ini rezeki bapak hari ini" menyimpannya disaku baju tukang parkir tersebut tanpa persetujuannya dan berlalu pergi.Ia sempat membalikkan badannya dan terlihat bapak tua tadi membungkukkan badannya tanda terima kasih putri hanya mengangguk lalu menghilang dibalik pintu.
Ia melihat sekeliking cafe ini. Cukup ramai hari ini. matanya tertuju pada tulisan cafe al putri. Al dari awalan albert sedangkan putri dari namanya. karna cafe ini memang diwariskan untuk dirinya dan dikeloloh oleh dirinya juga menurut ayahnya ini untuk tabungan masa depan jadi ia menurut saja.
Tapi putri tidak sering berkunjung ke tempat ini karena banyak nya tugas sekolah atau hanya sedang malas. Jonathan yang sering mengunjungi cafe ini. Bang jo juga memiliki cafe dan restoran tapi berada di luar ibu kota ia ya nya menjungih usahannya itu jika libur saja.
Aku tidak langsung masuk keruanganku aku mengambil tempat duduk paling belakang dan dari tempat itu aku bisa melihat sekeliling cafe ini walaupun paling belakang tapi tempatnya sangat strategis.
Mataku tertuju pada seorang pelayan yang sedang dimarahi pengunjung laki laki. Dia sedang membelakangiku jadi wajahnya tidak terlalu jelas.
Kuperhatikan tingkahnya malah lebih kasar kepada pekerjaku. Aku tidak terimah pekerjaku diperlakukan seperti itu akhirnya aku menghampirinya mereka.
"Hei kenapa kau kasar sekali?" Teriakku mulai mendekati mereka.
Pengunjung pun mulai menghentikan aktifitasnya dan mulai memperhatikan kami. Pegawai pun berhamburan keluar mendengar suara ku yang mungkin cukup besar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
P U T R I
General Fictionhumoris,tinggi badan ideal, putih, bisa dibilang sempurna.Tapi,sangat berbanding terbalik dengan kehidupannya! Jauh dari kata sempurna. Kini kepercayaannya tergantung dengan sikapnya. Kejadian yang nenimpanya bahkan tidak pernah terlintas sedikitpun...