Ghisya berlari meninggalkan tempat itu. Hatinya menjadi sangat rapuh setelah melihat kejadian tadi. Arland berusaha mengejar Ghisya. Arland ingin menjelaskan yang sebenarnya pada Ghisya. Ia tak ingin Ghisya salah paham.
"GHISYA!" panggil Arland.
Panggilannya itu, tak membuat Ghisya berhenti berlari. Saat ini, yang ingin Ghisya lakukan adalah menuju ke tempat yang sepi dan menangis sepuasnya. Arland meraih tangan Ghisya dan menghentikannya.
"Dengerin gue dulu!" perintah Arland.
"Dengerin apa? Gak ada yang perlu dijelasin lagi," balas Ghisya sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Arland.
"Ada yang perlu gue jelasin! Lo jangan salah paham dulu dong."
"Percuma lo mau jelasin atau enggak, gue udah gak percaya sama lo," ucap Ghisya yang berhasil melepaskan tangannya dari genggaman Arland.
Arland berdiri mematung di tempat sambil melihat Ghisya yang berlari menjauh darinya. Hatinya terasa perih. Ia tak tahu, apa yang harus ia lakukan agar Ghisya kembali padanya.
Di saat itu, datanglah Nanda dan menghampiri Arland dengan wajah yang terlihat marah.
"WOY!" seru Nanda yang semakin mendekat ke arah Arland dan secara tak terduga, Nanda menonjok pipi kanan Arland dengan keras. Arland sempat terkejut, kondisi hatinya saat ini sedang tidak baik. Terlebih lagi ditambah oleh perlakuan Nanda terhadapnya.
"KENAPA LO PELUKAN SAMA TANIA DI TOILET? B*NGS*T!" lagi-lagi Nanda memukul Arland dengan sangat keras. Kini tak lagi di pipinya, ia memukul perut Arland dengan sekuat tenaganya.
"B*NGS*T! LO TUH GAK TAU APA-APA! JANGAN BERPIKIRAN YANG ANEH-ANEH DULU!" ucap Arland sambil mendorong Nanda untuk menjauh darinya.
Akhirnya, untuk mengatasi kesalahpahaman ini, mereka pun memutuskan untuk membicarakannya di balkon sepulang sekolah nanti.
_
Pulang sekolah pun tiba. Arland dan Nanda pun menuju balkon sekolah. Di sanalah, Arland menjelaskan cerita yang sebenarnya pada Nanda, termasuk ceritanya tentang Ghisya.
"Maaf kalo gue udah emosi dan mukul lo tadi," ucap Nanda.
"Iya gak apa-apa, sekarang bukan itu yang penting. Yang terpenting adalah gimana cara gue bisa bikin Ghisya percaya lagi sama gue," ucap Arland.
"Gue akan bantuin lo."
"Caranya?" tanya Arland.
"Gue akan minta ke Tania untuk jelasin semuanya ke Ghisya," jawab Nanda.
"Lo yakin bisa maksa Tania untuk jelasin semuanya ke Ghisya?" Tanya Arland untuk memastikan.
"Yakin, karna gue udah punya bukti," ucap Nanda sambil menunjukan sebuah rekaman suara pada Arland.
"Lo dapet ini darimana?" Tanya Arland.
"Dari Arka, tadi dia gak sengaja ngerekam pembicaraannya Tania sama Daniel. Ya lo tau lah, Arka kan pelupa, jadi dia selalu ngerekam semua kejadian."
"Bagus, makasih ya bro," ucap Arland.
"Sama-sama," jawab Arland.
_
Siang ini hujan deras, sulit bagi Ghisya untuk menemukan ojek. Ghisya pun minta dijemput oleh ibunya, tetapi ibunya terlalu sibuk bekerja. Akhirnya mau tak mau, Ghisya harus menunggu di sekolah hingga hujan reda. Saat Ghisya sedang duduk di lobby, Arland menghampirinya dan mengajaknya untuk pulang bersama. Tetapi Ghisya menolak tawaran Arland, ia lebih memilih menunggu di sekolah daripada diantar oleh Arland. Akhirnya Arland mengalah dan tak mau lagi memaksa Ghisya untuk ikut dengannya.
Sampai sore pun hujan belum berhenti, akhirnya Ghisya nekat pulang dengan jalan kaki sambil hujan-hujanan. Ia hendak membeli payung di toko terdekat, tetapi ia tidak membawa uang saku. Di tengah perjalanannya tiba-tiba ada yang memayungi dirinya dari belakang. Pertama Ghisya melihat ke atas, lalu ia menoleh ke belakang untuk mengetahui siapa yang berbaik hati untuk memayungi dirinya.
Setelah ditengoknya, ternyata itu adalah Arland. Lagi-lagi Ghisya berlari dari Arland. Tetapi usahanya dicegah oleh Arland.
"Gue mohon sama lo, jangan lari lagi dari gue!" ucap Arland. Sementara Ghisya hanya terdiam.
"Gak apa-apa kalo lo gak percaya lagi sama gue, tapi asal lo tau, besok malem gue mau pindah ke London, mungkin rasanya memang mendadak. Gue sendiri juga kaget waktu tadi siang papa telfon dan bilang kalo besok malem sekeluarga harus pindah ke London. Dan jujur gue pingin banget menghabiskan sisa waktu gue di sini, berdua sama lo."
Mendengar itu Ghisya sangat terkejut. Kenapa tiba-tiba sekali? pikirnya. Ia ingin sekali memohon pada Arland untuk tidak pergi ke London. Tetapi dirinya terlalu gengsi untuk mengatakannya. Ia justru mengatakan sebaliknya,
"Gue gak peduli! Gue justru bersyukur lo bisa pergi dari hidup gue," ucap Ghisya sambil menarik tangannya dari genggaman Arland.
_
Minggu, 09.00
Tania dan Nanda bertemu di sebuah cafe. Mereka saling bertemu untuk membahas kejadian kemarin.
"Gue mau lo jujur sama Ghisya tentang kejadian kemarin," ucap Nanda.
"Jujur apa lagi? Gue gak salah apa-apa loh," balas Tania.
"Gak ada yang nyalahin lo di sini, gue cuma pingin lo cerita kejadian yang sebenarnya ke Ghisya."
"Apalagi sih yang perlu lo ceritain? Dia kan udah tau."
"Dia memang udah tau, tapi gak sepenuhnya. Pertama, dia gak tau kalo lo sebenernya menyuruh genk Daniel untuk pura-pura bully lo, kedua, dia gak tau kalo lo sebenernya emang sengaja mau bikin hubungan antara dia dan Arland hancur, dan ketiga,.."
"UDAH STOP CUKUP! Kurangajar ya lo, udah fitnah gue kayak gini!" bentak Tania.
"Gue gak fitnah lo, gue mengatakan kebenaran. Gak usah sok gak tau, gue punya bukti dan saksi, jadi lo gak bisa bohong lagi sama gue," jawab Nanda.
"Seneng ya lo sekarang, bisa ngejerumusin gue. Selamat."
"Cepet jujur sekarang! Atau rekaman ini akan gue sebar ke seluruh sekolah termasuk guru-guru," ancam Nanda.
Rupanya saat itu Arka tak sengaja mendengar percakapan mereka dan karena Arka merasa ada yang tak beres dengan percakapan mereka. Arka pun akhirnya merekam pembicaraan mereka.
Lalu, Nanda memutar rekaman tersebut agar didengar oleh Tania,
"Kalian mau bantuin gue gak?" tanya Tania.
"Kalo untuk si cantik mah, akan gue bantuin," jawab Daniel.
"Bantuin gue untuk ngerjain si Arland ya," pinta Tania.
"Oke, tapi gimana caranya?" tanya Daniel.
"Sebenernya gue gak hanya butuhin lo di sini, gue juga butuhin semua anak buah lo," jawab Tania.
"Iya sayang apapun yang kamu mau akan aku turutin."
"Jadi, nanti lo termasuk anak buah lo pura-pura jahatin gue di toilet cowok nah pas itu nanti gue..."
Belum selesai rekaman itu diputar, Tania sudah menyuruh Nanda untuk menghentikan rekaman itu,"STOP! MATIIN ITU SEKARANG JUGA!"
Nanda pun mematikan rekaman itu, dan bertanya pada Tania, "Gimana? Lo mau jujur atau rekaman ini gue sebar?"
"IYA GUE JUJUR!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstand [Moonbin x SinB]
Short Story[COMPLETED] Memiliki sifat gengsi dan terlalu jual mahal, padahal sebenarnya suka. Hanya dua masalah itu yang menjadi penghalang diantara mereka. Tidak mau berterus terang dan saling memberi kode. Padahal keduanya sama-sama tidak peka. Entah mau sam...