Salah paham [1]

343 40 13
                                    

Rumah Arland dan Ghisya hanya selisih satu rumah. Maka dari itu setiap pagi Arland dan Ghisya berangkat sekolah bersama. Mereka sudah berteman sejak kecil, jadi tak heran jika mereka terlihat dekat satu sama lain.

Ketika mereka sampai di koridor sekolah, Arland sudah disambut oleh banyak gadis-gadis. Entah itu adik kelas, kakak kelas, maupun teman satu angkatannya. Ghisya yang berada di samping Arland, merasa risih. Ghisya pun berjalan mendahului Arland.

"Eh, tungguin lha," ucap Arland sambil menarik tangan Ghisya.

"Ck, ya udah cepetan kalik," ucap Ghisya.

_

Mereka pun akhirnya sampai di kelas, setelah harus melewati banyak halangan gadis-gadis centil yang berusaha mendekati Arland. Tentu saja mereka dapat melewati halangan tersebut, karena Arland memiliki sebuah tak tik untuk menipu gadis-gadis centil itu. Ghisya dijadikan tameng oleh Arland, setiap ada gadis yang mendekatinya, Ghisya langsung mengusir gadis itu dengan kata-kata pedasnya.

"WOY! BISA MINGGIR GAK? MUKA BULUK GITU AJA MASIH BERANI DEKETIN ARLAND! MAU JADI APA ANAKNYA ARLAND NANTI!"

Arland hanya tertawa mendengar perkataan Ghisya, karena menurutnya, ketika sedang marah, wajah Ghisya terlihat imut dan manis. Entahlah, mungkin hanya dia yang menganggapnya seperti itu.

Ketika baru saja sampai di kelas, Arland disapa oleh Tania, "Hai Arland! Nanti anterin gue pulang, mau gak?"

"Ogah, gue mau pulang sama ibu negara aja," ucap Arland sambil menggandeng Ghisya.

"Unch, anjing pintar," ucap Ghisya sambil mengacak-acak rambut Arland.

Karena mendengar percakapan mereka, Nanda merasa kasihan pada Tania, karena tidak ada yang mau mengantarnya pulang. Akhirnya Nanda mendekati Tania untuk mengajaknya pulang bersama, "Pulang sama gue aja."

"Enggak usah repot-repot," ucap Tania ketus sambil meninggalkan Nanda.

_

Disaat jam pelajaran, Arland kesulitan untuk mengerjakan soal matematika. Tentu saja, karena ketika Pak Ardian menjelaskan materinya, Arland tak mendengarkannya dan malah tidur. Ia pun meminta pertolongan pada Ghisya.

"Beb, ajarin dong," pinta Arland.

"Beb pala lo, ogah banget gue ngajarin lo," tolak Ghisya.

"Ah ya udah,, nanti gak gue anterin pulang," Arland memalingkan wajahnya dari Ghisya.

"Bodoamat, gue bisa pulang sendiri," jawab Ghisya ketus.

_

Sampai pulang sekolah pun, pertengkaran mereka masih berlangsung. Arland kini menjadi lebih cuek dengan Ghisya. Begitupula dengan Ghisya, ia tak peduli sama sekali dengan Arland. Ya, Arland memang seperti anak kecil, hanya karena masalah kecil saja ia marah.

Pada saat Ghisya sedang berdiri di depan gerbang untuk menunggu ojeknya datang, tiba-tiba datanglah Tania menghampiri Ghisya sambil mencibirnya.

"Loh katanya mau dianterin Arland, tapi kok masih berdiri di sini?" tanya Tania.

"Arland lagi ambil motornya, gak usah sok tau ya lo," jawab Ghisya.

Di tengah-tengah percakapan mereka, datanglah Arland dengan motornya dari belakang. Disaat itu, Arland memanggil Tania dan mengajaknya untuk pulang bersama. Tujuan Arland mengantar Tania adalah untuk membuat Ghisya cemburu.

"Tania, pulang bareng gue yuk!" ajak Arland.

Tania sangat terkejut dengan tawaran Arland. Tetapi saat itu, untuk mempermalukan Ghisya, Tania pun menyetujui tawaran Arland. Ghisya merasa dipermalukan oleh Tania dan Arland. Ghisya sangat geram dan marah pada mereka. Sekarang ia sudah tak punya siapa pun untuk dijadikannya tameng, karena selama ini Arland adalah pelindungnya di saat ia sedang diganggu oleh Tania. Ya, rencana Arland berhasil untuk membuat Ghisya cemburu.

Misunderstand [Moonbin x SinB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang