Pengakuan [3]

169 31 12
                                    

Tania terus berfikir, bagaimana caranya untuk memberitahu semuanya kepada Ghisya. Tania memberitahu Daniel tentang hal itu, lalu Daniel dan semua anak buahnya pun berkenan untuk meminta maaf kepada Ghisya.

Me:
Hari ini lo sibuk gak? Bisa ketemuan jam 18.00?


Ghisya:
Bisa, dimana?

Me:
Di cafe tempat biasa untuk nongkrong Daniel cs

Ghisya:
Ok

Setelah itu ada notif pesan masuk dari Arland

Arland:
Gue ke bandara jam 19.00 gue harap lo dateng sebelum jam itu

Ghisya tak membalasnya ia hanya membaca pesan itu.

_

Sejak tadi Ghisya gelisah, ia terbayang-bayang dengan perkataan Arland.

Gue gak apa-apa kalo lo gak percaya lagi sama gue, tapi asal lo tau besok malem gue akan ke London, dan jujur gue pingin banget menghabiskan sisa waktu gue untuk bersama lo

Banyak yang ingin Ghisya tanyakan, tetapi ia terlalu gengsi untuk bertanya. Lagipula, setelah kejadian kemarin siang, dirinya dengan Arland sudah tidak berhubungan dengan baik.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya. Ghisya pun membuka pintu kamarnya. Ternyata itu adiknya, Dika.

"Dika? Ngapain kesini dek?" Tanya Ghisya

"Dika bosen mainan sendiri,"

"Kalo gitu mau kakak temenin?" Ucap Ghisya. Ia tersenyum kepada Dika, lalu ia menggandeng tangannya untuk mengajaknya bermain di ruang keluarga.

Saat tengah bermain bersama. Tiba-tiba Dika membahas Arland.

"Kak," panggil Dika

"Apa?" Tanya Ghisya

"Kak Arland kok hari ini enggak kesini ya?"

"Gak tau deh, katanya dia mau pindah ke London nanti malem, mungkin sekarang dia lagi sibuk packing," jelas Ghisya pada adiknya itu

"Hah? Beneran kak? Kenapa pindah?"

"Gak tau," jawab Ghisya singkat

"Berapa lama di London?"

"Gak tau,"

"Yah, gak ada yang nemenin mainan monopoli lagi deh,"

"Kan bisa main sama kakak,"

"Enggak ah, kakak galak, mending sama kak Arland,"

"Hish dasar,"

"Kakak gak sedih, kak Arland mau pergi?"

Pertanyaan adiknya membuat otak Ghisya berfikir keras untuk memikirkannya. Jujur otak dan hati Ghisya saat ini sedang kacau. Antara otak dan hati selalu berbeda pendapat.

"Enggak, ngapain sedih?"

"Cih, gak usah gengsi. Bilang aja sedih, iya kan?"

"Eeee anak kecil gak usah sok tau ya,"

"Emang tau, bisa saja otak kakak berkata tidak, tapi hati berkata iya. Pasti itu kan yang selama ini bikin kakak bingung. Kalo boleh kasih saran ya kak, ikuti kata hati aja kak. Aku jamin dengan mengikuti kata hati, kakak gak akan nyesel,"

Ghisya menganga mendengar perkataan adiknya.

"Hah? Kamu kesambet apaan dek?"

"NAH KAN MENGALIHKAN PEMBICARAAN,"

Sial, ini bocah gak bisa ditipu, ucap Ghisya dalam hati

"Kak, aku mau ngasih tau sesuatu. Emm tapi ceritain gak ya?"

"Ceritain aja, kakak pinter jaga rahasia kok,"

"Sebenernya ini tentang rahasiaku sama kak Arland,"

"Hah? Apaan tuh?"

"Kak Arland pernah bilang ke aku, kalo sebenernya kak Arland suka sama kak Ghisya, xixixi,"

Ghisya tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Dika. Ia tak percaya sekaligus merasa lucu ketika Dika mengatakan itu.

"Adek adek, aneh-aneh aja kamu itu,"

"BENERAN KAK! GAK PERCAYA BANGET SIHH SAMA ADEK SENDIRI!"

Jam sudah menunjukan pukul 17.45. Ghisya baru ingat kalau dirinya ada janji dengan Tania

"Hahahahaha, ya udah ah kakak mau ketemu sama temen dulu, dadaaah adekku yang nakal, mwahh," ucap Ghisya sambil mencubit kedua pipi gempal Dika.

_

18.10

Sesampainya di cafe Ghisya mencari-cari dimana Tania berada. Hingga akhirnya ia melihat Tania mengangkat tangannya untuk memberi tanda pada Ghisya untuk datang kemari.

Ghisya pun menghampiri Tania, ternyata yang ada disana tak hanya Tania. Melainkan juga ada Nanda, Arka, dan Daniel.

"Sorry gue telat. Eh ada kalian,"

"Iya Sya, sini duduk dulu," ucap Nanda sambil mempersilahkan Ghisya duduk

"Jadi gini Sya, kita akan nyeritain semua tentang kejadian kemarin yang sebenarnya," jelas Nanda

"Maksud kalian?"

"Jadi awalnya gini Sya, waktu itu Tania nyuruh gue untuk ngerjain Arland. Dia nyuruh gue untuk pura-pura bully dia, untuk menarik perhatian Arland," jelas Daniel

"Terus?" Tanya Ghisya

"Dan saat lo dateng ngeliat kita pelukan itu sebenernya bagian dari rencana gue buat bikin hubungan lo sama Arland rusak," ucap Tania

"Berarti awalnya, Arland cuma berniat untuk nolongin Tania?" Tanya Ghisya

"Iya Sya," jawab Tania

"Gue punya buktinya kalo mereka bener-bener ngerencanain semua itu untuk menjebak lo sama Arland," ucap Arka

Lalu Arka menyetel rekaman tersebut agar didengarkan oleh Ghisya

"Tunggu, itu berarti kalian berhasil bikin gue sama Arland masuk ke jebakan kalian?" Tanya Ghisya

Mereka tak menjawab, mereka hanya menganggukan kepala

"Selamat, kalian berhasil bikin hubungan gue sama Arland rusak," ucap Ghisya lalu meninggalkan mereka. Kini yang ada di benaknya adalah Arland.

_

Misunderstand [Moonbin x SinB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang