Ending

1K 129 54
                                    

"yang, mau taruhan gak?"

"ayo, kalo aku menang aku dapet apa no?"

"kalau kamu menang sentil kening aku, tapi kalau aku yang menang berarti aku yang nyentil kening kamu ya?"

"oke.. cetek!"

"tuh.. tuh.. yang, menurut kamu itu Bu Sarah makan apa dulu? siomaynya atau tahu nya?"

"aku taruhan, siomay!"

"edan, licik! aku duluan milih siomay!"

"No.. perasaan kamu belom ngomong milih apa.."

Pria berambut blonde disamping Irene itu kembali mengeluarkan cengiran khasnya, membuat tulang-tulang di pipi kurus itu semakin menonjol. "hehe iya deh aku ngalah, aku berarti pilih tahu.. coba kita liat ya itu Bu Sarah makan apa.."

"yap.. mulai diambil.."

"ettt matanya mulai memperhatikan tahu.."

"ups.. maaf fulgoso! tapi garpu nya menuju siomay.. dan.. DAAAAAN.. YESSSS!!!! AMBIL SIOMAY KAN KATA AKU JUGA!" Sorak Irene heboh mengundang pandangan heran dari beberapa ibu-ibu lain di sekitar mereka.

"sini, kening kamu!" titah Irene usil disertai senyuman. Mino menurunkan kepalanya mendekat pada wanita mungil itu.

"nyampe gak yang? ini aku udah pendekin badan.."

Irene mendengus kesal, "belagu ih kamu mentang-mentang tinggi! sini ah jangan banyak bacot!"

Wanita mungil yang menggunakan sepatu hak tinggi setinggi sepuluh senti itu tanpa ampun menyentil kening kekasihnya sendiri berkali-kali. Bukan hanya sekali..

"yang ini otak aku geser kayaknya.."

"sukurin!"

"wah parah dokter tapi gak ber pri kedokteran! aku laporin ayah bener ini mah!"

"laporin aja sana.. orang kamu yang ngajak taruhan duluan kan?!" ujar Irene sembari melipat tangannya. Sedangkan Mino? menyunggingkan senyum kemenangan karena berhasil mengembalikan wajah cemberut di wajah Irene. Menurutnya, ketika Irene manyun seperti itu.. lucu, sama seperti donald duck.

"taruhan lagi, mau gak?"

"gak mau! males ah.."

"eh yang.. jangan ngambek, hayu main lagi.. janji aku gak akan ledekin lagi deh ya?"

Irene mendelik, tatapannya super judes. "oke, sekali lagi tapi ya! jangan ledekin!"

"oke.. masih sama ya nyentil?"

"iya.. sekarang apa coba bahannya?"

Mino kembali merapatkan kepalanya di telinga Irene bagian belakang, "yang bakal dateng dari pintu itu kata kamu temen kita atau kolega ayah sama mamah?"

Irene mendongak ke samping, menoleh pada sosok Mino. "Aku taruhan pasti temen kita! secara ini udah jam delapanan yang.. pasti ada yang telat!"

"oke, aku berarti pilih kolega ya?"

"yes.."

"nah.. nah.. yang!" colek Mino heboh tak lama setelah Irene mengambil air minum di meja, sampingnya.

"YESSSS!!!!! KAN BAPAK-BAPAK KAN!!!" sorak Mino gembira membuat Irene sekaligus menelan minumannya segera. Dengan pasrah, Irene berbalik menyerahkan keningnya pada Mino.

Mino langsung menyamping, tersenyum manis menatap kekasihnya. "yaAllah sayang, pasrah amat.."

"buru ah! banyak omong!" sungut Irene. Amat sangat jelas wanita cantik berbusana serba baby pink itu kesal akibat kekalahan. Begitulah jiwa kompetitifnya kalau kumat..

Crazy Rich GarutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang