Chapter 11

88 19 9
                                    

Tak lupa peri Calandra tersenyum sambil memberi dukungan. "Kalian pasti akan berhasil!"

Mak Savius dan Lyam berterima kasih lalu berpamitan. "Terima kasih atas segalanya, nantikan keberhasilan kami!" dengan begitu mereka berdua bergegas keluar dari gua camou untuk mengejar Phillou ke gurun Foxscar.

Lyam dan Mak Savius menyusul Phillou yang telah tiba terlebih dahulu di gurun Foxscar.

"Lyam, emak mengijinkan Lyam untuk ikut. Tetapi emak tidak akan mengijinkanmu untuk ikut bertarung melawan raksasa jahat itu. Emak harap kamu mengerti dan tidak membantah emak." Mak Savius bersiap dengan beberapa barang yang diperlukan.

Maksud hati Lyam ingin menolak namun Mak Savius benar benar serius dengan ucapan sebelumnya sehingga Lyam tak mampu membantah.

"Baiklah mak, Lyam tidak akan menjadi penghambat emak untuk melenyapkan raksasa jelek itu. Lyam yakin emak akan berhasil. Lyam akan menonton di kejauhan saja ya, Mak." Lyam meyakinkan diri sembari berdoa untuk kemenangan Mak Savius.

Mak Savius mengelus kepala Lyam dengan sayang.

Mak Savius mengingat kembali berbagai niat jahat Phillou dan dengan cepat menjadi murka, raksasa jelek ini benar-benar tidak berniat bertaubat dan masih ingin menyakiti Lyam.

Pandangan sengit muncul dari matanya yang keruh saat dia menatap Phillou. Raksasa itu menjerit dalam-dalam dan sepertinya siap menerkam kapan saja!

"Kau akan berhadapan denganku makhluk hijau jelek!" kata mak Savius sambil melempar beberapa kata hujatan sesaat setelah ia menemukan Phillou dan langsung menghampiri raksasa bau itu.

Harga diri seorang raksasa Phillou akan mudah terluka dengan kata kata kasar seperti ini, mau bagaimanapun raksasa Phillou ini lahir dengan sendok perak di sisi nya. Mendapatkan segala hal yang dia inginkan semudah membalikkan telapak tangan karena kekuatannya yang ditakuti.

"Kau! Emak-emak bau comberan bisa apa! Ingin mengalahkanku? Berhenti bermimpi manusia lemah!" Phillou juga melempar kata balasan untuk mak Savius yang bahkan tidak terpengaruh dengan cacian Phillou yang sedikitnya hampir benar adanya, Mak Savius merasa sedikit tidak nyaman dengan dirinya sendiri yang telah mengkhawatirkan Lyam hingga melupakan kewajiban hariannya, yaitu mandi pagi dan menggosok gigi.

Setelah mengabaikan keinginan besarnya untuk mandi, Mak Savius melanjutkan, "Kau pasti tidak akan menyangka apa yang kupunya untukmu!" Mak Savius bersikeras untuk membuat Phillou penasaran.

"Tidak ada apapun yang bisa mengalahkanku! Jangan terlalu sombong manusia! Aku pasti akan tetap memakan timun perak itu hingga puas!" dengan kata lain, Phillou benar benar optimis akan dengan mudah mengalahkan Mak Savius.

Phillou membiarkan Mak Savius mendekat untuk menyerangnya.

Tubuh besar Phillou yang hijau tua dengan banyak lipatan dan kerutan jelek itu sangat menyakitkan mata, sehingga siapapun yang melihatnya merasa sedang melihat raksasa buruk rupa dengan wajah jahat bermata besar itu adalah kacang hijau busuk yang dikutuk!

Mengawali serangan dengan cepat Mak Savius berlari kearah Phillou yang penuh dengan keangkuhan, merasa dirinya tak dapat dikalahkan.

"CIATT!"

Bruk!!

Sialnya, Phillou telah mengantisipasi gerakan mendadak dari Mak Savius dengan mengirimkan air liur kentalnya pada Mak Savius sehingga segalanya terasa licin dan menjijikkan.

"Air liur? Kau benar benar makhluk kotor! Sudah berapa lama kau tidak menggosok gigi?" Mak Savius sebenarnya ingin muntah, namun menahan keinginan itu karena tak ingin melihat Phillou menilainya lemah.

KANCIL & TIMUN PERAK (Siluet Berkarya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang