☁️Hadiah Terakhir untuk Sahabat Terbaik☁️

9 2 0
                                    

Pagi yang cerah, burung-burung berkicau ditambah dengan sinar sang Surya yang memancarkan kehangatan di bumi ini, menandakan bahwa hari baru telah di mulai. Ya dari seberang jalan raya yang belum terlalu padat penghuninya yang kebanyakan hanya anak sekolahan yang berlalu lalang pergi ke sekolah dan pegawai kantoran yang ingin pergi ke kantor masing-masing. Dan disana tampak dua gadis cantik sedang berjalan sambil sesekali tertawa riang menuju sekolah mereka, yh dan mereka adalah Melinda Sanjaya dan Mentari Puspita , dua sahabat yang selalu bersama-sama dari mereka kecil hingga sekarang dan yaps mereka bersekolah ditempat yang sama, sekelas dan teman semeja. Memang benar-benar sahabat sejati yh, slalu bareng. Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Manado.
"Ha.....haha.haaaahhahhaha..."tawa riang kedua sahabat tersebut.

Pada suatu hari disaat hari ulang tahun meli, dan tanpa diketahui olehnya sang sahabat tari telah menyiapkan kado spesial tuk sang sahabat dan tentunya dengan kejutan yang begitu menarik. Dan ia pun juga berencana akan bersikap dingin dan cuek pada sahabatnya itu demi kelancaran rencana surprise nya.

Di Kelas
"Tari, aku boleh pinjam catatan yang kemarin nggak?, Soalnya kemarin aku tuh ketinggalan...."ucap meli pada tari yang sedari tadi hanya diam. Aneh aja gitu seorang tari diam hari ini nggak biasanya pikir meli.
Tanpa menjawab sepatah kata pun taripun langsung memberikan catatan nya dengan wajah datar.
Meli yang merasa ada yang aneh pada tari pun langsung berpikir apakah ia sakit dan segera mengeceknya.
"Hmmmm....kamu sakit yh tari?"ucap meli sambil memegang dahi tari.
Seperti biasa tanpa satu kata pun dan tari pun langsung keluar kelas tanpa menghiraukan panggilan meli.
"Ih...pada kabur lagi, tari....hey tari....tuhhh anak kenapa yh, kesambet apa tuhhh anak, udah ah aku susul aja dehhhh, hey tari tungguin aku...."ucap meli sambil mengejar tari yang entah kemana.

Kejadian itu pun berlangsung sampai pulang sekolah.

Di depan gerbang sekolah
" Ih tari kamu kenapa shiiii, cuekin aku terus?, Kamu kesambet apa shiiii?, Aneh dehhh sikap kamu"ucap meli dan seperti biasa tanpa menggubris ucapan meli tari pun langsung berjalan menuju taman di dekat sekolah mereka.
"Ih tuhhhh anak kenapa shiii, tari tungguin, hey tari, tariiiiiiii" teriak meli yang terus mengejar tari.

Di Taman
Hingga sampai didepan taman dan tari pun langsung masuk ke taman tanpa menunggu sahabatnya yang tengah mengejar nya terus menerus.
"Ehhhh.....HH..HH..HH..hhh.....nhiii anak...kenapa...shiiiii hey tari aku capek nhiiii..... tungguin kek.....(sambil menghela nafas karena lelah berlari mengejar sahabatnya itu)...." Ucapnya
Dan saat memasuki taman terkejut lah ia dengan hiasan pita dan balon yang menggantung pada tiang-tiang gazebo yang ada pada taman tersebut yang menambah kesan manis dan indah dan tak terkecuali itu ia hampir meneteskan air matanya saat sahabatnya yaitu tari sedang membawa kue Ulang tahun dengan lilin angka 17 oh sungguh ini moment yang bahkan ia sendiri Takan melupakan moment ini ia akan simpan moment ini sebagai moment bahagianya dan tanpa disadari tetesan air itu jatuh tanpa disuruh olehnya begitu saja.
"Happy Birthday to you 2*....."nyanyi tari pada meli.
"Happy Birthday my best friend melinda. Eh kok jadi nangis shiiii, harusnya bahagia dong, masa nangis shiiii, berarti rencana ku batal dong sia sia deh, aku buat ini tuk kamu" ucapnya dengan wajah yang dibuat sesedih dan cemberut mungkin.
"Eh....(sambil menghapus air matanya), nggak gitu kok....cuma....tadi....kelilipan aja kok" ucap meli sambil memamerkan senyum manis nya
" Oh ku kira bakal gagal. Eh... Ya udah deh....di hari bahagia ini thuuu jangan nangis yh... Nanti cantiknya ilang, ok make a wish dihhhh lalu tiup lilin nya udah pegel nhiii tangan" ucap tari bercanda.
"H...hhhhh....(sambil menarik nafas), aku harap persahabatan kita akan berjalan sampai selamanya sampai maut memisahkan kita" ucapnya sambil memejamkan matanya dengan senyum manis yang menghiasi wajah cantiknya, dan tanpa disadari gadis didepannya itu berharap juga demikian di dalam hatinya.
"Aku juga harap begitu Mel" ucapnya dalam hati sambil tersenyum manis pada meli sahabatnya itu.
Setelah itupun meli mulai meniup lilin dan memotong kue ultah dan makan sambil bercanda tawa dengan sahabat nya, sesekali terdengar suara tawaan riang dari kedua sahabat itu.
"Hahhahhahahaha.....hahahah.....hrhehehehehhehe" tawa riang kedua sahabat itu.
Kejadian itu mereka nikmati dengan nikmat dan sukacita, namun sepertinya sang Dewi Fortuna tidak sedang berpihak pada mereka karena dari kejauhan terdengar suara ribut dan sesekali mereka melihat alat tajam melayang di angkasa, yang pasti ada yang tidak beres dan benar saja para siswa sekolah tetangga sedang menyerang sekolahnya dan lebih parah mereka membawa senjata yang tidak bisa dibilang mainan anak kecil yang tak lain alat tajam seperti pisau dan lain sebagainya karena keadaan yang semakin kacau merekapun berlari menjauhi kekacauan itu dengan menerobos rombongan yang sedang adu lempar lemparan dan adu tinju itu, saat berlari tak sengaja meli terjatuh dan mengakibatkan kakinya keseleo dan saat tari hendak memapahnya tiba-tiba dari arah belakang seseorang melempar pisau dan karena tak bisa dihindari taripun menjatuhkan meli dan pisau itu dengan mulus tertancap pada perut tari dan darah segar pun mulai mengalir bersamaan dengan jatuh tari di tanah yang merenggang nyawanya demi sahabat nya itu.
" Tari......oh Tuhan, Tari bertahanlah (sambil meletakkan kepala tari di pahanya),hiks...hiks...hiks...tari ku mohon bertahanlah, jangan ninggalin aku sendiri tari... hiks....hiks...hiks..." Ucap meli sambil menangis melihat keadaan sahabat nya yang sekarat itu tak tega dia melihat nya apalagi darah makin gencar keluar sehingga seragam putih yang tari kenakan pun sudah bewarna merah tak lagi putih karena noda darah tari yang semakin banyak keluar dari perutnya.

" Me...Lin...da....ak..ku(sambil mengeluarkan sebuah kotak sedang berwarna pink dengan pita biru dan memberikannya pada meli).. in..ni..tu..k..mu..ka..mu..ha..rus...ja..ga..in..ni...Jan..gan...lu..pa..mo..ment...ta..di...ja..di...pri...ba..di... yang...ba..IKK..dannn...Jan..gan...lu..pa...tu..KK..ba..ha..gia..te..ri..ma..ka..sih..dan...ma.af..ak..ku..sa..yang...ka..mu..me..lin..da...ha..ppy...brith...day...se..la..mat...ting..gal..." sambil menghembuskan nafas terakhir di pangkuan sahabatnya sendiri.
" Tari....tariiiiiii bangun hiks... hiks....hiks.... jangan ninggalin aku....tariiiiiiii....tidakkkkkk hiks... hiks.... hiks...." Tangis meli memekah di udara , betapa ia sangat kehilangan sosok yang selalu menemani nya dalam suka dan duka, sesosok yang begitu mengenal ia luar dan dalam baik dan buruknya seorang meli namun kini sosok itu telah pergi jauh dan mungkin tak akan kembali lagi ke dunia ini telah pergi jauh kesana.

Di tanah yang masih basah dengan bunga bertaburan kini berbaring gadis cantik nan pemberani bernama Mentari Puspita yang kini telah meninggalkan semua orang keluarga teman dan satu-satunya sahabat dekatnya Melinda Sanjaya yang kini tengah meratapi kepergian sahabatnya sendiri itu.

The End

CERPENNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang