☁️Life is a Gift☁️

3 2 0
                                    

Terkadang apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, bahkan jauh dari ekspektasi, begitulah hidup....tak ada orang yang tahu kehidupan kita akan bagaimana dan apakah kita sanggup menghadapinya atau tidak kita tidak pernah tahu....

" Kania,...makan dulu nak, nanti ubinya dingin nggak enak lagi tuk dimakan nak"ucap mama pada gadis sulungnya itu.
" Iya ma", sahut gadis itu.
" Masih sama, tidak ada yang berubah" sahut Kania sambil menghela nafas
" Makan saja nak, harusnya bersyukur bisa makan hari ini, walaupun cuma ubi doang" pesan mamanya.

Masih sama kata dan masalah yang diperdebatkan selalu sama. Kapan berubahnya tak ada, yah tak ada yang berubah. Terkadang benci dan nggak suka pasti tapi itulah kenyataannya terkadang hanya bisa mengkhayal pasti tapi tak sadar bahwa itu semua semu dan hanya imajinasi yang nggak bakalan jadi nyata.

Ini gue, Kania Norafa gadis sederhana bukan tepatnya gadis miskin yang selalu berharap bisa hidup kaya. Miris memang nasib gue yah gitulah kehidupan gue. Dari kecil hingga sekarang nggak ada yang berubah semua tetap sama, tetap menyedihkan walaupun gue coba tuk memahami semuanya namun nampak sia-sia semua itu. Apa salah gue hanya mengkhayalkan sesuatu yang nggak ada artinya, salahkah itu?, Gue hanya minta sama Tuhan tuk buat keluarga gue kaya, sekiranya nggak makan ubi tiap hari. Tapi apa semua bulshit kata temanku jika ada yang memberimu harapan dan ternyata lari dari semua itu, sama aja dengan bohong.

"Ma...Pa....berdoa mulu, emang bisa buat mapa kenyang gitu?, Bisa buat aku dan adik-adik nggak bakalan lapar lagi gitu?, Percuma ma...pa... percuma nggak ada yang dengerin apalagi bantu bulshit itu namanya atau bohong namanya tepatnya shiiii itu, bingung deh sama mapa.....berdoa mulu, kerja keras Ampe sakit tapi dapatnya itu-itu aja..... bosan tau, Kania bosan hidup kayak gini, bosan ma pa liat mapa doa mulu tapi nggak pernah kejawab kan doanya?, Nggak kan, capek tau, Kania iri lihat teman-teman Kania bisa jajan enak, punya baju bagus naik mobil mewah, tapi apa, Kania bisa, Kania cuma bisa liat sambil senyum kecut karena Kania sadar itu punya mereka bukan punya Kania, Kania sadar diri, tapi entah kenapa Kania juga ingin seperti mereka." Ujarku sambil berlinang air mata.
" Sayang, yang sabar yh, mama sama papa bakalan usaha lebih keras lagi tuk wujudkan keinginan kamu dan adik-adik yh, dan maka itu kamu bantu lewat doa, kamu harus minta sama Tuhan supaya diberi kesabaran ekstra tuk lewati semua ini, mama ngerti ini berat buat kamu tapi sekiranya cobalah tuk bersabar lagi mungkin Tuhan sedang uji kita sayang, mama tahu kok anak mama yang satu ini anak yang kuat kok, sabar yh semua akan indah pada waktunya, dan jangan terburu-buru karena ini mungkin bukan waktu kita sayang" ucap sang mama dengan senyum manis dibarengi air mata di pipi
" Sabar, paham, dengan situasi sekarang.... Nggak ma...pa... Nggak kesabaran Kania udah habis Kania nggak bisa lagi terus-terusan sabar gini kalau nggak ada hasilnya itu sama aja bohong ma...pa... bertahun-tahun Kania coba tuk pahami kondisi keluarga kita sekarang tapi apa, Kania juga udah rajin doa, udah rajin ke gereja, tapi apa?, Tapi apa yang kita dapat hm?, cuma itu-itu aja kan nggak ada yang berubah percuma ma...pa... nggak ada gunanya.... TUHAN ITU NGGAK ADIL...." Bentakku keras.
"Cukup Kania, sebelumnya papa minta maaf karena papa emang nggak becus jadi kepala keluarga di rumah tangga ini, nggak berhasil jadi papa dan tulang punggung keluarga ini, tapi sekiranya kamu lebih bersabar dan tegar dengan semua cobaan ini, papa tahu papa salah, tapi nggak seharusnya kamu berkata seperti itu, biar bagaimanapun juga kita ini makhluk ciptaannya dan dia juga yang memegang kendali hidup kita, kita disini hanya sebagai pemain dalam sebuah drama atau film karena ia adalah sutradara nya, kita hanya memainkan peran kita masing-masing entah itu jadi apa karena itu semua sudah digariskan sejak kita dikandung dalam rahim ibu, kita nggak akan pernah tahu hidup kita kedepannya bakal jadi apa entah baik atau buruk tapi percayalah semuanya itu rencana Tuhan sayang, dan satu yang harus kamu percaya bahwa rencananya selalu Indah dan tepat waktu, ingat itu sayang" ucap papa sambil mengelus rambut sebahu ku dengan air mata di pipi.
" Tapi tetap aja TUHAN ITU NGGAK ADIL..." Ucapku sambil berlari masuk ke kamar.

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan dan bulan berganti tahun. Tak terasa diriku telah menginjak SMA kls XII dan tak berapa lama lagi aku akn lulus dari sekolah ku, dan terasa juga aku tak pernah menyentuh kitab suci dan berdoa lagi pada Tuhan bukan aku tidak ingin, tapi aku muak dengan semuanya, seakan diberi harapan palsu dan itu menyakitkan.

Sampai suatu pagi disaat diriku tengah bersih-bersih, tak salah Indra pendengar ku mendengar siaran langsung sebuah misa di gereja, entah kenapa seperti ada magnet yang menarikku tuk mendengarnya lebih khidmat lagi, dan saat itu pun juga aku sadar akan khotbhan sang Romo yang entah mengapa begitu mengena sampai ke lubuk hati ku sekali pun dan tiba-tiba roh Kudus darimana mengantarkan ku pada sebuah realita yang nyata.

" Kita sebagai manusia, hanya tahu mengeluh dan menggerutu tak pernah sekalipun kita sadar apa yang sudah Tuhan kasih dengan cuma-cuma, iya tanpa kita sadari kita seperti itu, dan tanpa tahu malu kita mencaci maki beliau padahal beliau berkorban banyak buat kita, kita manusia yang terlalu egois dan tak puas dengan apa yang kita miliki padahal itu sudah cukup bagi kita, dan karena keserakahan kitalah Manusia jatuh dalam dosa, jadi kita manusia hanya perlu ingat dan ini juga yang paling mudah untuk dilakukan dan seringkali kita melupakannya, yaitu dengan cara Bersyukur dengan apa yang kita miliki dan bersabar dengan cobaannya seberapa besar cobaannya dia tidak akan memberikannya lebih dari kemampuan kita sendiri." Itu kata sang Romo tersebut, menenangkan bukan dan menyejukkan jiwa seakan Tuhan yang berbicara tadi dan lebih tepatnya mengena sangat dilubuk hati ku, dan dari semua kata-kata nya yang ku tangkap hanya dua kata, "BERSYUKUR & BERSABAR" dua kata itulah yang entah kenapa mempengaruhi diriku sehingga membuat pertahanan ku goyah, dinding yang selama ini ku bangun seakan runtuh dan membuat ku merenungkan semua yang terjadi. Lama ku renungkan akhirnya akupun sadar akan semuanya itu. Aku hanya kurang mensyukuri semuanya itu dan sedikit serakah bukan serakah tapi sangat serakah, dan aku menyakininya bahwa semua yang aku dapat sudah cukup bagiku dan aku bahagia. Aku punya keluarga harmonis, mama papa yang selalu sayang sama aku dan adik-adikku , punya adik-adik yang lucu dan menggemaskan, Sahabat yang setia terima aku apa adanya, serta prestasi yang gemilang, tapi aku lupa satu dan itulah yang berharga. TUHAN. Aku selalu melupakannya padahal aku nggak sadar kalau dia selalu ada di dekatku tanpa kutahu dan aku tidak pernah berterimakasih kepadanya karena aku terlalu egois dan serakah.

Tuhan selalu punya rencananya sendiri, dan setiap rencana yang ia rancang adalah rencana yang terbaik dalam hidupmu😊😇🙏

The End

Jangan lupa ibadah guys, sesuai keyakinan mu😊

CERPENNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang