Fristly

438 68 32
                                    

Back to life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Back to life

Kutoleh sekali lagi ibu guru disampingku. Kulihat dia mengulum senyum diam-diam, bahkan pipinya memerah seperti kepiting rebus. Dasar tidak ingat umur, meski dia masih muda tapi dia terlihat seperti sebuah lidi kering. Sungguh datar, tidak ada yang menarik didalamnya.

Kehembuskan napas dengan gusar, ini memang bukan pertama kalinya tapi aku benci melakukan ini. Aku terlalu banyak berpura-pura dalam hidup ini bahkan aku lupa cara tersenyum tulus.

Kuberikan senyum manis pertama ke para calon temanku sebelum gerak guru disampingku menjawab semua pertanyaan dibenak mereka. Kulihat isyarat guru untuk memperkenalkan diri.

"Namaku Kim Taehyung. Panggil saja Taehyung. Semoga kita bisa berteman selayaknya teman baik. " ucapku dengan nada semenarik mungkin agar yang mereka lihat hanya sisi sempurnaku saja dan biarkan sisi lain tertutup dengan rapi.

Sungguh menarik mendengar suara bisikan-bisikan kecil yang seolah memujiku. Mereka mengklaim aku sebagai seorang pangeran atau seorang tokoh utama dalam sebuah komik yang hidup dalam dunia nyata. Bisa aku lihat tatapan kagum atau tatapan iri yang terang-terangan mereka tunjukan padaku. Memang akulah pemeran utamanya disini.

Apa yang lebih menarik selain gerumulan siswa yang mengerumuniku layaknya semut dan gula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang lebih menarik selain gerumulan siswa yang mengerumuniku layaknya semut dan gula. Cukup satu senyum manis yang aku tampilkan dan tutup dengan rapi wajah dinginku. Mereka sudah menebak sifatku. Sangat sempurna, mungkin? Atau seorang malaikat yang tersesat di bumi?

"Taehyung, kamu mau ikut kami ke kantin?"

"Tidak. Terima kasih atas tawaranmu Jimin, aku membawa bekal. " kuberikan dia senyum sebagai pemanis diakhir ucapanku. Dia membalasnya dengan anggukan kecil.
"Oh, baiklah. Jika kau kesulitan disekolah ini, kau bisa mencariku. Kita sekarang teman. Dan kau tau, aku lumayan terkenal disekolah ini. " Ku anggukan kepalaku sebagai tanda persetujuan. Oh, hanya terkenal saja? Bahkan belum genap sehari kepindahanku sudah mampu membuat seantoro sekolah gaduh. Bahkan sejak tadi bisa aku rasakan beberapa flash camera sedang menyorotku secara terang-terangan. Mungkin aku akan segera mengalahkan kepopuleranmu, Jimin.

Dan apa katanya tadi, teman? Kapan ya, terakhir kali aku punya teman? Tidak menarik jika mengorek luka lama. Tapi lebih dari itu, seseorang disudut ruangan kelas ini lebih menarik untuk dilihat.

"Jennie Kim, bagaimana pendapatmu tentang diriku yang sekarang? Aku datang sesuai janjiku dimasa lalu.  Mulai sekarang hitunglah waktu menuju kehancuran hidupmu" aku bisa lihat bagaimana gadis itu acuh akan kedatanganku tadi. Bersikap seolah-olah aku tidak bernapas di alam yang sama dengannya.

"Seperti sebuah mainan rusak yang didaur ulang kembali. Tak berkesan. Kau datang untuk balas dendam bukan,  aku sudah menduga itu. " aku bisa lihat dia-Jennie bangkit dari tempatnya, meninggalkanku sendiri.

"Sialan."

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Please vote ya! Kalau bisa komen juga. Next?

Back to Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang