Can I Trust You?

24 18 0
                                    

"Nana, kamu udah berapa kali kakak nasehatin sih? Jangan mudah percaya sama orang lain, Nana!"

"I'm sorry."

"Kakak gak minta kata-kata maaf mu, Nana. Kakak mau kamu gak mudah percaya lagi sama orang lain."

"Tapi, Nana bayangin kalau gak ada yang percaya sama Nana itu pasti bikin sakit."

"Nana, kakak gak bilang kamu g boleh percaya sama siapapun, tapi kenali dulu orang yang akan kamu percaya."

"Kalau kak Luke, Nana bisa percaya ke kak Luke, kan?"

"Of course, you can trust me forever!"

----------

"Sejak kapan kita temenan?"

"Nana, please, you can trust me. Why don't you even trust me?"

"Because friendship is bullshit!"

"Aaahh!"

Cairan merah menggenang dan Nana dengan santainya hanya mengelap pisau kecil yang selalu ia bawa.

"What are you doin'?!" Ia menghela nafas berat kemudian kembali menancapkan --benda tajam-- itu ke tubuh milik seorang gadis hingga nafas -gadis itu-- terhenti.

"Aku harus ngomong apa ke kak Luke?" Setelahnya helaan nafas berat kembali terdengar.

"Kamu sih, cerewet bener jadi manusia! Ngerepotin aja! Hish." Dengan langkah berat Nana melanjutkan jalannya di gang kecil tersebut menuju ke rumahnya dan --tentu saja-- menyiapkan mentalnya yang akan dimarahi Luke.

----------

"Kak Luke, I'm home!" Seru Nana lesu. Ia mendengar suara sang kakak sedang berbicara dengan seorang lainnya membuatnya mengernyit heran.

"Oh hai Na. Wait, what happened again with your clothes?" Luke segera menyerbu --nya-- dengan pertanyaan. Gadis itu hanya meringis. Tak lama ringisan itu berubah menjadi seringaian benci.

"Who are you?" Tanyanya tak suka pada seorang laki-laki juga anak seumurannya yang sedang menggandeng telapak tangan sang kakak.

"Don't dare you with my brother!" Seru sang adik mengeratkan genggamannya pada sang kakak. Nana agak kaget rupanya. Anak ini pemberani juga, pikirnya.

"Perlu apa kamu sama kakakmu ke sini?" Tanyanya sarkas dan tampak anak itu memutar bola matanya malas.

"Aku sudah berniat membunuh kakakmu dan kau malah menambah hasrat ku untuk menghancurkan rumah ini beserta pemiliknya." Jawabnya jengah.

"Kak Luke, ini kenapa?" Tentu saja --adiknya ini-- tidak memahaminya.

"I got a perfect friend for you and a perfect friend for me?" Jawabnya tersenyum.

"What?!" Serunya kaget lalu menatap sang kakak tak percaya --dengan apa yang baru saja ia katakan--.

"Are you sure?! Friendship is bullshit, if you remember!" Teriaknya membuat sang gadis di seberang tersenyum kecil.

"Don't you even trust me, anymore, Nana?" Sanggah sang kakak.

"It's okay, girl. Let me show you a truly friendship. How about painting on your face with my beloved knife? Oh I love that." Dan ya, kini Nana mengerti. Sang kakak tidak salah mencarikan sahabat untuknya.

"First, my name's Dela. And you?" Sang anak tadi mengulurkan tangannya.

"Ah, my name's Nana. Can we being a truly friend?"

"Oh, of course."

----------



















































































































TBC....

Once Upon A TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang