Tre

26 17 4
                                    

Dela pov.

As always, mata gue menyipit buat menyesuaikan cahaya. Gue bukan pemeran sinetron yang dengan alaynya tanya "Gue dimana?", semua juga tau orang sakit bakal dibawa ke rumah sakit. Gue liat ke arah kasur sebelah yang ternyata kosong. Benar-benar tidak sesuai ekspektasi.

Gue tunggu lama dengan melihat-lihat sekitar. Kebetulan aja jendela kamar dibuka jadi gue bisa bunuh waktu dengan liat aktifitas di luar sana. Setelah sekitar 1 jam gue liat-liat kak Dominic sama kak Jeffrey dateng. Dan ya lagi-lagi bukan ekspektasi yang gue dapet. Kak Jeffrey natap gue sinis.

"Bangun juga?" Tanya dia ngeremehin. Gue naikkin satu alis gue.

"Gue pikir lo ngerti kata-kata safety first, Dela." Mata tajam milik kak Jeffrey menatapku dengan tegas.

"Kak Dominic, kita perlu bicara." Kak Jeffrey agak kaget saat gue ngacuhin dia. Gue gak peduli, yang lebih gue peduliin adalah siapa sebenernya Eric.

"Oke, jadi gue harus ngapain ke manusia satu ini?" Tanya kak Dominic sambil melirik Jaehyun.

"Gue pergi aja udah. Inget 2 minggu lagi lo masuk sekolah kek biasanya. Cepet sembuh gak usah nyusahin orang lain lo!" Teriak kak Jeffrey sambil pergi lalu nutup pintu agak keras.

"Kakak tau kan maksud Dela ngajak ngomong apa?" Kak Dominic senyum pshyco kek biasanya.

----------

Gue keluar dari kamar dengan kak Mark dorong kursi roda gue. Gila seluruh badan gue diperban kek apa aja. Alay.

"Kak ke kamarnya Ais dong." Pinta gue sementara kak Mark malah ngeremes bahu gue. Kak Mark gila! Gak tau apa rasanya badan gue remuk semua?!

"Kamu dorong Ais ke arah jendela cukup bantu dia buat gak terluka parah. Kamu itu yang malah luka parah banget! Dia udah di appart nya sama bang Brian, mungkin bang Dominic sekarang dah nyampe. Dia cukup istirahat di rumah soalnya udah sembuh." Gue mencibir. Enaknya.

"Kalo gitu ke cafe rumah sakit dong kak. Katanya ada cheesecake enak, belikan ya?" Dan ya seperti biasa, kak Mark luluh terus ngelanjutin dorong gue ke lift. Ya kali lo pikir aja gue pake tangga atau eskalator?

----------

Author pov.

Keduanya langsung hanyut dalam obrolan yang tidak ada hentinya. Satu yang menjanggal. Kemana yang lainnya? Bukannya gimana-gimana, cuman memang biasanya semuanya bakal ngumpul di rumah sakit jenguk sekalian nemenin anggota yang terluka atau sakit.

"Setelah tau kamu gagal njalanin misi, semuanya langsung bertindak. Peter sama Hannah cari informasi, Luke sama Nana gencar cari senjata, dan ya, Rianne, bang Chan, sama bang Jace langsung bunuh orang-orang yang sekiranya terlibat. Sedangkan lo tau sendiri kan kalau bang Dominic sama bang Brian njaga Ais." Jelas Mark yang membuat Dela mengangguk faham.

"Dah habis kak! Ayo balik!"

----------

Meanwhile,

"Gimana? Informasi apa lagi?"

"Dela sudah sadar, tadi gue liat dia udah ngobrol sama kakaknya di kafe rumah sakit tempat di dirawat."

"Kondisi?"

"Badan udah kaya mumi bungkus perban semua."

"Oke sip makasih infonya."

Tuut!

"Lo bodoh banget sih? Gue khawatir IQ lo ternyata udah anjlok drastis."


































































TBC...




























































































































































Oke, fine aku bener-bener kehabisan ide, gak tau harus dibuat kayak gimana lagi hhh....\

Tapi, oke aku usahakan semampuku

BTW buat yang udah vote, ada kenang kenangan nih

BTW buat yang udah vote, ada kenang kenangan nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Say hi, to abang Jace qita yuhuuuu....

Akhir kata, Bye bye all...

Once Upon A TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang