Jadi, mengapa Renjun tampak sangat flat dalam kehidupan sehari-harinya?
Oke, mari kita mundur sejenak ke beberapa tahun kebelakang
🌟🌟🌟
Suatu hari di bulan Desember yang terasa begitu dingin,
Renjun mulai menyadari sesuatu.
Ia mulai tak bisa merasakan suatu perasaan didalam hatinya. Seolah emosi mulai hilang dari dalamnya.
Bukannya hal itu, berarti bagus?
Tentu, jika saja yang hilang bukan emosi bahagia, sedih, dan yang lainnya.
Beberapa minggu ini ia memang sudah merasakan beberapa keanehan dalam hidupnya. Entah kenapa ia begitu malas hanya untuk keluar menemui teman-teman, ataupun hanya untuk melakukan rutinitas biasanya, yaitu belajar dan menghapalkan buku.
He feels numb, deep in his heart.
He doesn't know what to do.
He felt lost somewhere he doesn't know where it ends.
Lee Jeno pun mulai menyadari keanehan pada diri Renjun. Maka pada saat mereka bertemu, Jeno langsung menembakan pertanyaan penuh rasa penasaran, dan juga khawatir, tentunya.
"Ada apa denganmu? Binar matamu bahkan sudah menghilang dari minggu-minggu sebelumnya."
Renjun?
Tentu kaget.
Ia pikir tidak akan ada orang yang mengetahui bahwa ia mulai kehilangan makna terhadap hidupnya. Ingin sekali ia bercerita kepada Jeno, namun kata-kata tersebut hanya bisa tersangkut di tenggorokan.
Sebagai jawaban dari pertanyaan Jeno, ia hanya menggeleng perlahan sambil menundukan kepalanya.
"Aku tak mengapa, sungguh."
Ia tidak tahu, bahwa satu jawaban kebohongan itu berlanjut dan mengakar padanya bahkan setelah bertahun-tahun.
Namun, ia tak menyadarinya hingga beberapa tahun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Working- Huang Renjun
FanfictionThis is just a story about how Huang Renjun, faces his life and his problem.