Malam di Seoul

165 25 2
                                    

Pagi pertamaku di korea, sebelum berangkat aku telah diingatkan bahwa bulan juli adalah musim panas di Korea.  Seperti yang diingatkan oleh pihak travelku, bahkan matahari pagi saja sudah sangat trik.

“Jimin, ayo siap-siap, kita akan sarapan” ucap kak Namjoon membuatku tersadar bahwa sedari tadi aku hanya menatap keluar jendela hotelku menikmati pemandangan pagi kota Seoul.

“oh..iya kak,” jawabku pelan sambil melihat ke arahnya.

Kak Namjoon sudah berpakaian rapih, terlihat tampan dengan kaos putih dan jeans biru yang terlihat begitu pas dikenakannya. Aku sedikit terburu-buru menuju kamar mandi dan dengan cepat mempersiapkan diri.

“Jiminie, udah belom?” ucap kak Namjoon saat aku masih di dalam toilet.

“dikit lagi kak” teriakku dari dalam dan dengan cepat aku manata rambutku.

Saat aku keluar kak Namjoon sudah bersiap didepan pintu, “cepet Jim, tadi pintunya udah di ketok berkali – kali” ucapnya sambil mengulurkan tangannya untuk menggandengku.

“iya kak, maaf hehehe” ujarku sambil memamerkan senyum manis yang kupunya untuk kakak ku.

Kami berjalan menuju restoran hotel ini yang berada di lantai dua menggunakan lift. Kak Namjoom masih terus menggandeng tanganku dengan alasan “kakak takut kamu hilang, nanti kakak juga yang repot” mengingat alasannya aku jadi sedikit tersinggung. Karena kak Namjoon masih saja menganggap aku anak kecil, atau mungkin dia bahkan mengganggap aku sebagai adik kecilnya yang bodoh mungkin lebih tepatnya.

Pintu lift terbuka, aku dan kak Namjoon beserta beberapa orang dari rombonganku memasuki lift itu. Bahkan di dalam lift kak Namjoon masih mengandeng tanganku,

“aku bahkan tak akan hilang di dalam lift kan?” ucapku pelan, tapi kuyakin kak Namjoon mendengar itu sebab dia melirikku tapi tetap tidak melepaskan genggaman tangannya padaku.

Baiklah, ini liburan yang menurut kak Namjoon ‘menyenangkan’ akan segera dimulai...

***

Pagi ini Taehyung sangat antusias dan terus menerus berkata dengan “woa daebak!” sambil melihat keluar jendela yang langsung mengarah kejalan di depan hotel. Entah apa yang dia lihat tetapi itu membuatku senang karena Taehyung juga senang.

Saat berjalan menuju lift untuk menuju restoran aku melihat laki-laki mungil yang sepertinya aku kenal sedang di gandeng dengan seorang laki-laki. Awalnya aku mengeria mungkin hanya khayalanku saja yang begitu mengagumi laki-laki yang bahkan aku kenal pun tidak. Tapi saat pintu lift terbuka laki-laki mungil dan pria itu masuk seraya berbalik ke arahku.

Aku kaget bukan main, karena yang kulihat ternyata benar dia. Laki-laki  yang sering datang ke cafeku. Dia bahkan datang dengan pria yang sering ditunggunya. Dan lihatlah itu, bahkan di dalam lift pun ia tetap di gandeng oleh pria di sebelahnya.

“kak Jungkook?! Ayo naik” ucap Taehyung membuyarkan lamunanku. Lihatlah bahkan aku tidak sadar jika aku hanya terdiam di tempat.

Dengan segera aku memasuki lift dengan perasaan yang aneh di dalam dadaku. Apa ini? bahkan aku mengenalnya saja tidak. Tapi rasanya aku ingin marah melihat dia digandeng laki-laki lain, haha lucu sekali.

***

Hari ini aku akan mengunjungi istana Gyeongbokgung yang terletak di utara kota Seoul. Sepanjang perjalanan menuju tempat itu aku terus memikirkan laki-laki yang tadi berada satu lift denganku. Entah aku salah orang atau tidak, tapi laki-laki itu mirip sekali dengan laki-laki yang ada dicafe yang sering aku datangi.

Kak Namjoon terus memandang keluar jendela bus tanpa perduli dengan posisi kami yang duduk di kursi untuk tiga orang ini. Laki-laki yang duduk di sampingku tersenyum canggung melihat tangan kak Namjoon yang terus saja menggenggam tanganku.

ocean [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang