3. Darah dan Dentuman

2.3K 353 79
                                    

Pukul Sembilan malam lewat tiga belas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul Sembilan malam lewat tiga belas.

Tak ada satu suarapun yang tertangkap pendengaran didalam ruangan gelap dengan satu lampu yang menyinari ruangan 3 x 4 meter itu. Lebih seperti ruangan dari bangunan yang tak lagi terpakai, dengan sisa sisa pembangunan yang tak selesai serta dinding dan lantai yang masih berupa beton beton mentah tanpa cat.

Didalam ruang yang rasanya menyesakkan dan sedikit mencekam, seorang gadis masih memejam. Kedua tangannya terikat keatas, membuat tubuhnya tergantung dan tak menapak lantai dibawahnya.

Dihadapan si gadis, tiga orang lelaki masih membongkar barang barang yang ia bawa; termasuk laptop dan ponsel milik Chou Tzuyu. Sementara kedua dari mereka menelisik apa saja yang ada didalam kedua benda tersebut, satu sosok lagi kini membalikkan badan; menatap Tzuyu sebelum mengambil sebotol air dan menyiramkan seluruhnya pada kepala tawanan mereka.

Mengerang sesaat, kesadaran Tzuyu mulai kembali begitu merasakan air menerpa wajahnya dan beberapa tetesan jatuh kelantai dibawahnya.

Gadis itu merasa kebas di tangannya yang sepertinya sudah berjam jam digantung ke atas. Kepalanya pusing; amat pusing. Sepertinya pengaruh obat bius yang kini mungkin masih mengalir didalam darahnya. Bagian bawah tubuhnya nyarismati rasa dan pandangannya berkunang kunang. Obat bius apa yang mereka suntikkan padanya?

"Tuan putri sudah bangun?" Mencoba mengumpulkan kesadaran, Tzuyu tak merespon sedikitpun.

Mata si gadis Chou terbuka sedikit; mengerjap dan menyipit; mencoba menerima cahaya yang menelusup kedalam matanya dengan tiba tiba serta ketiga sosok pria yang ada didepannya. Kepalanya yang tertunduk kini mulai menegak, mengirimkan rasa ngilu nyaris disekujur tubuhnya.

"Bupivacaine yang kami beri sepertinya terlalu banyak? Kau tak sadar beberapa jam. Benar benar menguras waktu."

Suara itu datang dari lelaki yang menyiramkan air padanya. Dua orang lainnya menoleh dan mengalihkan atensi mereka pada Tzuyu seketika, menghentikan gerakan tangan yang sedang memegang pistol revolver yang Tzuyu bawa.

Tzuyu masih mencoba bereaksi karena tubuhnya sama sekali belum sepenuhnya lepas dari obat bius. Biar bagaimanapun ia ingin melawan dan merebut senjatanya, Tzuyu sadar ia sedang tak berdaya.

"Kalian dari Green Feather?" Suaranya membisik lirih; mencoba menebak darimana asalnya pria sialan yang membawanya kemari. Tak ada sahutan, tak ada reaksi. Dan Tzuyu sadar mereka bukan dari kelompok mafia yang ia sebutkan.

Kembali ia bertanya, kali ini dengan kelompok mafia Tiongkok yang ia kenal, "Gray Lantern?" Sedikit tergesa, Tzuyu sebenarnya cukup yakin kalau ini juga bukan mereka. Anggota dari Gray Lantern tak akan berani menyakitinya meski seujung jaripun.

Kini, yang tersisa dibenaknya hanya satu nama dan Tzuyu benar benar berharap kalau ini bukan mereka. Bahkan memikirkan namanya pun tak sanggup; meski belum pernah berurusan, Tzuyu dapat merasakan ketakutan merangkak dari dalam dirinya.

Gangster ; Jeon Jungkook x Chou Tzuyu ( TzuKook )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang