Di dalam diri ada suatu rasa. Yang tak tahu apa itu. Rasa itu bisa membuatku jutaan kali mati ditempat. Jutaan kali membrangusku. Jutaan kali mempercundangi. Dia lebih buas, lebih waswas, lebih wasangka. Pacunya lebihi kuda. Terombang-ambing seperti pedati membawa peti mati.
Dia ada di dalam diri. Aliran ngarai-ngarai darah. Ilham mengatakan itu nafsu. Dilatihnya kita menjadi pesirkus handal. Bukan lagi kebuasan hewan yang dijinakkan. Tapi jutaan berahi. Jutaan syahwat yang tak pada tempatnya.
Carikanlah ia kandang-kandang. Jika sulit janganlah diberi makan. Biarlah memakan diri sendiri. Mati sendiri. Hingga bertemu pada tempatnya. Yang ternyaman dan aman.
Pelaukan, 23 Maret 2019
.
.✍Setiap karya yang dibuat pasti memiliki kekurangannya. Untuk itu masukan dan saran sangat diharapan. Semoga berkenan!
.
Silahkan lanjutkan membaca ke bawah
⬇⬇⬇

KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Cinta tak Bisa Menunggu
PuisiYang sejiwa Yang menyatu Menunggal Tak akan tanggal Juga tertinggal Biarlah sejiwa Selamanya Sepenuhnya Aku dan Nya Aku dan dikau Aku dan alam Akan terjaga Derai daun sebaya Atau rindu Menusuk kalbu Takkan teluka Karena kita satu Dengan-Nya Aku ter...