Hari Sabtu....
Alhamdulillah, ternyata banyak Mahasiswa yang hadir. Terlihat di depan Aula PUSKOM kampus penuh dengan mahasiswa yang sedang registrasi. Mungkin karena tema talk show pertama ini, yang bertemakan,"Putus cinta, Tidak masalah! Yang penting Hijrah!" membuat para mahasiswa penasaran.
Saat aku menuju gedung acara, aku dikejutkan dengan sosok yang sekilas wajahnya tidak asing pada pandanganku. Sosok wanita muslimah dengan balutan gamis berwarna hitam dengan hijab syarinya. Dia mengucapkan salam dan menyebutkan namanya. Salwa. Sontak aku terkejut dengan perubahan drastis dirinya, saat aku jumpa dengannya dua bulan yang lalu.
Ternyata dia sama denganku, seorang mahasiswi di Universitas yang sama namun tidak pernah jumpa. Karena, dia mahasiswi di Fak. Ekonomi, aku di Fak. Pendidikan dan gedung fakultas kami itu berjauhan. Tapi, Allah memepertemukan kami kembali dengan suasana yang berbeda; tidak dramatis seperti dua bulan yang lalu itu.
15 menit berlalu dan acaranya segera dimulai.
Semua peserta terlihat serius mendengarkan proses perjalanan hijrahku, salah satunya saat aku memutuskan hubungan yang telah berjalan selama 2 tahun karena aku memilih untuk berhijrah.
Mungkin, bagi mereka yang berjiwa masih muda, itu adalah sesuatu yang sulit apalagi masalah hati. Menurutku.
Acaranya mulai terasa hangat saat masuk kepada sesi tanya jawab dari peserta. Saat MC menanyakan, "ada yang ingin bertanya?"ternyata banyak yang mengacungkan tangan dan aku hanya bisa memilih 2 orang saja untuk bertanya, dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan.
Pertama, dari seorang mahasiswi berkacamata, jurusan FASILKOM. Dia menanyakan,"Assalamualaikum Kak Urwa. Saya ingin bertanya. Mengapa Kakak memutuskan untuk berhijrah? adakah seseorang yang mengajak Kakak? dan sudah berapa lama Kakak berada dalam penghijrahan ini?"
MC pun memberikan waktu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Aku menjawab, "Waalaikumsalam. Alhamdulillah, sudah hampir 1 tahun saya berusaha untuk bisa istiqomah menjalankan keputusan saya ini. Mengapa saya memutuskan hijrah? Karena, saya yakin pada janji Allah dan pastinya kita menginginkan hidup yang segala kita lakukan Allah meridhoi dan saya merasa bersyukur, saya dipertemukan pada orang-orang yang memiliki kemantapan perubahan diri yang luar biasa. Pertama kali yang membuat saya mantap berhijrah saat saya mengikuti sebuah acara Muslimah. Dan juga, salah satunya karena sahabat saya dari dunia maya. Namanya, Rival. Saya berkenalan dengannya lewat facebook."
"Dia adalah seseorang yang menurut saya berhasil dalam proses hijrahnya. Saya sering bertanya kepadanya bagaimana saya bisa memantapkan hati untuk benar-benar bisa berhijrah. Saat melihat kemantapan seorang lelaki. Ada perasaan bersalah pada diri sendiri dan ada rasa malu. Mengapa seorang lelaki mampu memantapkan dirinya untuk tidak bermaksiat (pacaran), sementara saya perempuan yang dirugikan dalam maksiat itu (pacaran) malah nggak berniat untuk merubah diri? Sampailah pada tekad saya, untuk benar-benar yakin ingin berhijrah." Lanjutku.
"Saat itu sahabat saya memberikan sebuah syarat untuk saya yakin berada di jalan ini. Dia mencoba menguatkan saya agar tidak mudah goyah. Saya penasaran mengapa saya harus diberi sebuah syarat? Sebelum memberi tahu apa itu syaratnya," tambahku, "dia menceritakan sebuah kisah."
🌺🌺🌺
Syarat dan Kisah? ....
Insya Allah, nanti di lanjutkan lagi ya sahabat... 😊
Syukran yang telah membaca tulisan ini 🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Urwatul Wutsqa
Novela Juvenil" Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, kecuali Allah akan mengganti bagimu dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kamu tinggalkan." HR. Ahmad Karena hadits inilah, gadis berkacamata bernama Urwatul Wutsqa meyakinkan bahwa itu ad...