PENGHIJRAHANKU (5)

4 2 0
                                    

Lanjutannya ya... 🌺💐
.
.
.

Setelah itu, ada pertanyaan lagi dari seorang Mahasiswa, Jurusan yang sama denganku FKIP Biologi.

“Assalamualaikum Kak Urwa. Saya sangat terinspirasi dengan kisah yang  Kakak ceritakan tadi hingga saya pun ikut menangis. Maaf. Baiklah, saya penasaran, bagaimana perasaan Kakak saat memutuskan hubungan yang sudah 2 tahun Kakak jalani? Itu kan, bagi seorang wanita pasti sulit untuk melupakan semua yang sudah terjadi selama masa 2 tahun itu. Apakah Kakak tidak merasa sedih atau kecewa setelah memilih keputusan itu?"

Aku pun berdiri, lalu turun dari panggung agar suasana menjadi lebih akrab.

“Waalaikumsalam. Masya Allah, semoga hati kita Allah lembutkan hingga selalu tersentuh dengan kedukaan yang ada di sekeliling kita. Syukran. Kalau boleh jujur, seorang wanita itu perasaannya sangat peka sekali dengan suatu kejadian. Entah itu, membuatnya marah ataupun sedih."

"Ya, awalnya memang saya sangat sedih dan hampir ingin kembali lagi menjalin hubungan tersebut. Karena, ternyata berat melepaskan orang yang kita sayang."

"Cieeeeee....." semua bersorak dan tertawa.

"Tenang-tenang… itu dulu kok. Sekarang saya mencoba menguatkan hati untuk tidak lagi berpaling ke masa itu. Bagaimana menguatkannya? Yaitu dengan doa. Karena, saya yakin kekuatan seseorang itu ada pada doa. Saya ingat pada niat saya, karena Allah. Alhamdulillah perlahan, perasaan pun berubah dengan sendirinya. Saya mencoba meyakinkan diri sendiri. Seperti sebuah hadits yang membuat saya tambah yakin pada Allah, "Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, kecuali Allah akan mengganti bagimu  dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kamu tinggalkan." Jadi, saya berpikir Allah sudah memberikan janjiNya bahkan menjaminkan hambaNya mendapatkan kebahagian, tapi mengapa saya masih meragukannya."

"Dan, walapun hubungan itu 3 bulan, 2 tahun atau 10 tahun sekali pun. Kalau, Allah nggak meridhai ya bakalan putus juga kan? Sejauh apapun hubungan yang sudah dijalani sampai sekian tahun pun nyatanya bukan jaminan kita berjodoh. Jadi, percayalah pada keputusan yang Allah takdirkan pada hidup kita. Dan, sekarang tinggal menanti yang baik itu hadir sembari kita bermuhasabah diri menjadi lebih baik lagi, itu juga penting!
Di sini ada yang malu dengan status jomblo? Nggak usah malu deh! Jadi jomblo itu bukan sesuatu yang membuat seseorang terhina atau direndahkan."

"Malah, status jomblo itu memperlihatkan kepada dunia bahwa dia adalah manusia yang terhormat. Jadilah Jomblo fi sabillah! Percaya deh, kalau Allah mencintai hamba-Nya, Dia akan selalu menuntun hamba-Nya menuju jalan yang Dia ridhoi. Jadi, yang masih pacaran, putuslah dengan cara baik-baik. Jangan sampai tali silaturrahim juga terputus. Di mana, selepas adanya kesedihan maka datanglah kebahagiaan.  So, putus cinta! Tidak masalah. Yang penting hijrah!."

Kembali terdengar tepuk tangan yang gemuruh di aula Puskom.

Setelah berbagi kisah, aku sedikit merasa telah bermanfaat untuk para insan yang ingin menguatkan hatinya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Terlihat pada wajah mereka dengan seulas senyum ingin memantapkan hati menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Insya Allah!

Yang lagi baca, bagaimana hatinya? 🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang lagi baca, bagaimana hatinya? 🤭

Urwatul WutsqaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang