Sesampai nya di rumah Azreyn, kami pun segera membuka jas hujan kami dan mulai menyalakan lilin.
"Azreynn main yukk." Melka berteriak sangat kencang.
"Lah kok dia di panggil. Katanya mau surprise in dia." Dreynan bertanya karena dia tidak tau apa rencana anak anak perempuan.
"Udah diem aja. Ini kan juga surprise" Caca sangat ingin ketawa saat melihat wajah kebingungan Yezra dan Dreynan.
"Lah, kalian kok disini. Masuk sini. Masih hujan tuh." suara Azreyn mengagetkan kami. Kami pun segera masuk dan menarik lengan Yezra, Azreyn dan Dreynan untuk berdiri sejajar.
"Happy birthday kaliannn..happy birthday to you...happy birthday happy birthday happy birthday to you." kami bernyanyi bersama sama.
"Ini gua juga di nyanyiin? Kan gua ulang tahunnya udah lama." Yezra kebingungan karena kita menyiapkan 3 buah lilin.
"Iya, ini buat kalian bertiga. Maaf ya Zra, drey, baru bisa kita rayain sekarang."kata Mili.
"Iya gak apa apa. Ini juga makasih banget." kata Dreynan.
"ayo sekarang berdoa. Trus kita tiup lilinnya. Cepetan cepetan." Cindy sangat bersemangat menyuruh mereka karena lilin nya sudah mulai meleleh dan mengenai tangannya.
"Semoga, nanti malem arsenal kalah." Yezra langsung mendapat satu pukulan dari Dreynan karena mengatakan hal itu.
"Yang bener ah doa nya." Dreynan pun kesal.
"Semoga kita menang turnamen sekolah tahun ini."
"Aminnnn" ucap kami serempak.
"Semoga kita semua selalu diberikan kebahagiaan bersama orang yang kita sayangi." Doa Dreynan, sambil melihat ke arah ku.
Aku langsung menahan senyum, namun pipi ku sudah terasa memanas.
Selesai berdoa, kami pun makan kue bersama sama. Dreynan duduk di samping ku. Di samping kanan Dreynan ada Mili. Mili terus saja mengajak Dreynan mengobrol. Aku tidak memedulikannya dan sibuk mengobrol bersama Melka.
"Jani." Dreynan memanggilku.
"Hah?"
"Aaaa ayo mangap" akupun dengan latah langsung membuka mulutku. Ternya Dreynan menyuapiku sepotong kue.
Aku bingung harus senang, sedih, panik, atau merasa bersalah. Teman teman ku melihat kami. Tapi mereka langsung bersikap acuh dan tak peduli. Tapi aku melihat Caca dan Mili terlihat tidak senang.
Pipiku benar benar panas sekarang. Rasanya ingin tersenyum yang lebar.
"Gua bisa makan sendiri" kataku panik karena sangat malu.
"Biasa aja mukanya. Gausah nangis" Dreynan meledekku.
Setelah itu aku, Dreynan dan Melka pun membicarakan banyak hal, sampai lupa waktu. Dan saat menjelang malam, aku meminta Zarel untuk mengantarku sampai gerbang depan perumahan, karena aku lupa arah.
*******
Hari Senin ini, kami tidak upacara karena hujan turun dengan sangat deras. Setelah merapikan mantel ku di luar kelas, aku pun bergegas masuk ke kelas.
"Hai Mil. Lu kebanjiran gak? Katanya pada telat gara gara jalanan rumah nya banjir." sapa ku ke Mili karena kelas masih sepi. Hanya ada aku, Mili, dan 3 teman ku yang lain.
"Gatau. Gua dianter pake mobil tadi." jawab Mili ketus.
"Ohh gitu. Bagus deh." jawabku canggung.
Aku lekas kembali ke kursi ku dan menyilangkan tangan ku di meja lalu mencoba untuk terlelap. Aku bukan ingin tidur. Aku hanya kedinginan.
"Hmm?" aku melihay ke atas saat ada yang memakai kan ku jaket di kepala.

KAMU SEDANG MEMBACA
DreynAnjani
Teen FictionAnjani Shalyn. Memiliki seorang teman dekat yang bernama Fari. Namun karena terhalang jarak, ia mulai menyukai teman sekelas nya sendiri. Apakah ia salah? Siapa yang harus dia perjuangkan? *Cerita ini hanya fiksi yang murni diambil dari imajinasi au...