" Jan, aku mau ngomong deh sama kamu." Ucap Fari serius saat kami tengah memilih buku.
" Kenapa Far?"
"Jujur aku ngerasa kamu banyak banget berubah. Kita baru satu semester loh di sma. Tapi aku ngerasa kamu udah kurang respect ke aku."
"Far, perasaan kamu aja kali. Aku ngerasa semua masih sama kok. Aku bingung kenapa kamu bisa bilang gitu."
"Jani, kamu tau, dari dulu, kamu gak pernah bisa bohong sama aku."
"Far, aku gak ngerti"
"Kamu suka sama cowok lain ya?"Pertanyaan singkat Fari berhasil membuat ku tersentak. Ya Tuhan, mata mata macam apa yang dia punya sehingga ia tau. Atau ikatan hati kami yang terlanjur kuat, tapi, aku mengkhianatinya.
"Fari.." aku tak dapat melanjutkan kata kata ku. Entah. Perasaanku kacau.
Tanpa mengucapkan satu kata lagi aku pun berlari ke arah keluar toko buku.
"Janiii ...Anjaniiii..!" panggil Fari dari belakang ku.
Tiba tiba tangan ku tertarik ke arah belakang dan benar saja Fari telah menahan ku untuk pergi.
"Jan, maaf. Aku ga bermaksud nyudutin kamu begitu. Aku cuma usaha buat ungkapin apa yang aku rasain. Dan maaf kalo berlebihan."
"Aku mau pulang aja Far,"
"Gak, ayo makan es krim. Aku gak mau kamu pulang dalam keadaan begini."
"Gak mau"
"Jani..kamu udah makin kurus tuh. Ayo makan."
"Gak."
"Terserah." ucap Fari sambil memegang tanganku dan membawa ku ke tempat makan di samping toko buku."Mbak, ayam geprek level 4 nya 2 porsi ya."kata Fari.
"Ayo kita challenge. Siapa yang kuat gak minum sampe ayam nya habis."Karena aku masih belum mood untuk bercanda, aku pun memilih diam. Tak lama, pesanan kami pun datang.
"Ayo Janiii makan. Yaudah lah terserah. Aku mulai yaaaa."
dasar Fari. Dia paling tau jika aku paling lemah jika sudah disodorkan dengan makanan. Apalagi ayam geprek kesukaanku ini.
Tanpa basa basi pun aku langsung memakan ayam geprek itu dengan lahap. Fari yang melihat tingkahku langsung tertawa. Setelah selesai makan, aku pun langsung berkata
"Yesss aku menang. Aku udah habis duluann lohh. Udah dibilang kalo urusan makanan jangan main main sama aku." aku pun mengoceh sampai lupa bahwa aku sebelumnya sedang sedih.
"Iya deh, mood nya udah balik kan? yang tadi gausah dibawa serius ya."
Akupun mengangguk. Sudahlah, mungkin setelah ini aku dapat pikirkan perihal perasannku. Lagi pula mengapa aku harus menyia nyiakan laki laki seperti Fari.
Setelah makan, Fari pun mengantar ku pulang.
************
Sudah seminggu sejak kejadian itu. Entah hanya perasannku atau memang karena Fari sibuk, belakangan ini Fari banyak berubah. Tak seperti biasanya yang selalu menanyakan kabarku, dan membahas hal kecil lain.
"Jan, gua mau cerita." kata kata Melka membuyarkan lamunanku.
"Apa si mel, ganggu orang berkhayal aja lu."
"Gua ngerasa, caca sama mili itu kurang suka kalo kita deket deket sama Dreynan sama Azreyn." kata Melka.
"Hah gasuka gimana? Jangan ngomong gitu deh. Mili sama caca itu temen kita loh Mel."
"Iya gua juga tau. Kita juga sering main bareng kan sama dreynan, azreyn,mili, caca, rasti. Itu yang buat gua bingung kenapa mereka keliatan gak suka kalo kita deket deket sama temen cowok."
Tiba tiba Caca berbicara kepada Dreynan, dan suaranya cukup keras sehingga dapat kami dengar.
"Dreyy gua boleh pulang bareng gak sama lu, nanti habis kerkom?" kata Caca.
.
.
.
.
.To be continued...

KAMU SEDANG MEMBACA
DreynAnjani
Teen FictionAnjani Shalyn. Memiliki seorang teman dekat yang bernama Fari. Namun karena terhalang jarak, ia mulai menyukai teman sekelas nya sendiri. Apakah ia salah? Siapa yang harus dia perjuangkan? *Cerita ini hanya fiksi yang murni diambil dari imajinasi au...