2.

8 1 0
                                    

"Iya kita harus sekelompok. Trus kita harus kerja kelompok di rumah Melka. Nanti ibu nya Melka nraktir kita Mcd deh. Ya gak ni?" tanya Dreynan.

"Iya dehh. Ibu gua juga percaya kalo gua kerkom nya di rumah Melka. Boleh ya mel." Akupun merajuk.

"Yaudah iya, satu lagi sama siapa?"

"Adiba aja ya." Jawabku.

"okeyy." Jawab kami serempak.

******************

Sore ini aku berada di rumah Melka. Kami mulai mengerjakan tugas setelah melaksanakan ibadah. Asal kalian tau, ini salah satu alasan aku mulai jatuh cinta pada Dreynan. Bagaimana ia taat kepada agama, membuatku mengingat ayahku. Ia adalah sosok yang sama seperti Dreynan. Menyebalkan, bikin marah, tapii mempunyai jiwa yang luar biasa taat kepada agama.

"Ni, bantuin gua bikin mi yuk buat Azreyn sama Dreynan. Ntar ngambek lagi gak dikasih makanan. Biar adiba aja yang temenin mereka kerjain tugas."

"Okey. Gua juga laper Mel. Peka juga lu. Hehe "

Setelah matang, aku dan Melka membagikan semangkok mi untuk Dreynan, Azreyn, dan Adiba. Kami makan dengan sangat tenang. Aku rasa kami terlalu lapar, hingga tidak ingin banyak bicara. Setelah itu, kami pun melanjutkan pekerjaan kami.

Malam sudah menunjukan pukul 19.30 . aku sengaja tidak membawa motor kerumah Melka, karena jaraknya yang lumayan jauh. Aku berfikir akan memesan ojek online saat pulang.

"Kalian rumahnya pada searah kan?" tanya ibu Melka.

"Iya kok tante, sampai daerah pasar malam baru kita beda jalan." Sahut Azreyn.

"Oh yasudah, hati hati di jalan. Adiba sama Anjani pulang naik apa?" tanya Ibu Melka pada kami berdua.

"Adiba bawa motor tan, kalau aku paling mau na.."

"Anjani pulang sama saya tan." Potong Dreynan tiba tiba saat aku tengah berbicara.

"LAHHH DREYY??" jawabku kaget.

"Yakin lu berani? Kalo berani naik ojek sendiri yaudah."

Aku berpikir sejenak. Benar juga. Jalanan sekitar rumah Melka cukup sepi, belum lagi banyak lahan kosong yang ditumbuhi pohon besar. Menyeramkan.

"Okey gua nebeng." Jawabku sambil tersenyum simpul.

" Yaudah, kita pamit ya tante," Ucap Dreynan.

" Iya hati hati ya."

Aku meminta Dreynan mengantar ku sampai dekat rumah saja. Karena bisa gawat kalau ayahku lihat. Ayahku sebenarnya tidak galak, hanya saja dibalik sifat menyebalkan nya, ia sangat tegas padaku. Alasannya hanya satu. Dia sangat khawatir akan anak perempuannya.

" Makasih ya Drey, maaf ngerepotin. Hati hati yaa."

"Iya." Jawab dreynan singkat.

Huh dasar aneh, tadi aja keliatan baik banget. Sekarang malah jutek. Tapi gapapa, seneng juga sih bisa pulang bareng dia. Batinku.

********

Tringgggg.... bunyi bel sekolah ku berbunyi. Sekarang sudah waktunya pulang. Aku sedang menunggu Fari di depan gerbang saat Melka dan Dreynan menghampiriku. " Jani, kapan kita mau kerjain tugas nya lagi? Masih banyak yang perlu ditambahin loh." Kata Melka.

"Kapan aja boleh Mel"balasku.

"Gimana kalo hari ini? Soalnya besok gua les."

"Waduh kalo hari ini gabisa. Gua mau pergi sama temen gua."

"siapa ni?" kata dreynan.

"Temen smp gua."

"Janii." Fari yang entah kapan datangnya tiba tiba memanggilku.

"Lah Far, cepet amat kamu nyampe nya.Mel, Drey, gua duluan ya." Kataku.

" Okey." Kata Melka.

****

" Jan, aku mau ngomong deh sama kamu." Ucap Fari serius saat kami tengah memilih buku.

" Kenapa Far?"





Haii readers. Happy reading ya. Cerita ini akan update lagi 5 April mendatang.

Semoga hari kalian menyenangkan..:)

DreynAnjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang