Chapter 6

244 34 6
                                    

"Tom, are you satan?" tanya Astoria to the point. Astoria yakin Tom merasa gelisah dan kaget yang pertanyaan yang langsung dilontarkannya.

Astoria melihat Tom heran. Tidak ada keterkejutan dan ketakutan selayaknya rahasia sudah terbongkar. Tapi wajah Tom terlihat ayu dan damai, dan kumis tipis yang menghiasi wajah tampan pucatnya.

Tom berdehem, dan mengusap dagunya seolah berpikir. Astoria melihat Tom dab menunggu kata-kata selanjutnya yang akan terlontar dari mulut seksinya.

"Gue satan bukan ya?" ujar Tom dengan nada bertanya. "Kalau gue satan kenapa? Kalau enggak kenapa?"

"Gue tau lu satan." jawab Astoria dengan malas.

"Ihh lu kok nuduh gue sembarangan sihh." ujar Tom sambil manyun, Ia terlihat seperti anak berumur 5 tahun yang dituduh mengambil permen saat Halloween.

Astoria menaikan sebelah alisnya, tak tertarik sama sekali dengan gurauan Tom. Astoria mendekat kearah Tom, dan mencoba untuk mengendusnya.

"Hey, ngapain lu?" Tom menghindar.

"Lu satan, gue tau." jawab Astoria arogan, "Dan jangan mengelak." lanjutnya setelah Tom ingin membuka mulutnya.

Tom memasang seringainya, dan mendekat ke arah Astoria. "Okay, gue ngalah, kalau gue ngaku gue setan lu bakal ngapain?" tanya Tom dengan seriangainya.

Astoria diam membeku, mencoba mencari tau apa yang ada dipikiran Tom.

"You will be my bride, Greengrass." ujar Tom final. Ia pergi dwngan seringainya, meninggalkan Astoria yang masih diam membeku.

***

Tom menghampiri mereka, dan duduk di samping Hermione.

"Dimana Tori?" tanya Daphne.

"Sedang melakukan apa yang tidak gue mengerti." jawab Tom.

"Huh?"

"Nevermind. So..." Tom menggantung dan melirik semua orang yang di ruang tamunya, dan berhenti di Blaise Zabini.

"Nah, heh lu yang hitam. Gue pikir lu punya rencana yang bagus, kasih tau gue ya," ujar Tom.

Blaise menyipit, dan melihat Tom dengan was-was. "Ah, ya kak. Jadi gue mau cari tau tentang itu."

"Definately, no, Zabibi. Kita akan bikin vlog dengan tema 'misteri Malfoy Manor'." jawab Theo.

"Lanjutkan, Zabini." ujar Tom.

"Jadikan guru kimia gue yang rambutnya berminyak klimis, kalau gue ke Londonjuni pasti ketemu dia lagi beli pomade."

"Blaise!" gertak Pansy.

"Iya iya maaf. Jadi guru kimia itu suruh kita buat kelompok 5 orang gitu. Jadi niatnya gue mau ajak Draco masuk kelompok gue, bareng Theo, Hermione, Daphne."

"Dan apa yang akan lu lakuin?" tanya Tom.

"Sesuatu," jawab Blaise dengan kedipan manis.

***

Diwaktu yang sama, di Malfoy Manor.

"Voldemort." ujar Draco memanggil makhluk ghaib itu.

"Hey! Bahkan namaku bukan Voldymort."

"It's Volde! Dan ya, kau jahat seperti penyihir pesek di film series Harley Potret." jawab Draco acuh. "Dan gigimu juga tidak rata, hidungmu tidak ada, dan matamu merah, serta kepalamu tidak ada rambut. So, yeah. Kau Voldemort di dunia nyata." jelas Draco.

"Oh yeah. Terserah apa katamu. Tapi aku ingin memberi tau informasi penting." ujar Voldemort, "Teman-temanmu sedang merencanakan sesuatu jahat dan tidak berperasaan kepadaku ya—"

"Ah, hello Hermione." sapa Draco setelah memencet tombol hijau di handphonenya.

Voldemort melihat Draco dengan gertakan, dan menunggu hasil Ia selesai menelpon.

"Oh ya Hermione. Aku akan sekelompok denganmu." jawab Draco dengan tersenyum.

Voldemort mencibir, "Sok aku-kamu."

"Yeahaha, kau tau aku anak emas Pak Snape. Haha. Iya iya besok jam 7 malam di Manorku?" tanya Draco.

"Well, good night Hermione."

Draco mematikan sambungan dengan tersenyum.

"Kau dengar itu, Voldy? Aaah aku akan sekelopompok bareng bersama Her-manis-ku."

Voldemort mencibir, dan Draco tersenyum. "Ah ya, by the way. Karena gue lagi bahagia nih ya. Ada mayat baru dikuburin di kuburan depan kampung Hogsmeade, mamanya Milicent."

Voldemort menyeringai. "Thank you, Malfoy. Dan saya tidak akan menganggumu selama bertemu Granger."

***

Malamnya.

Tom menghampiri Hermione dan menyelimutinya, lalu mengecup keningnya.

"Mayo." panggil Tom, mengelus pipinya membuat sang empunya menggeliat. "Ngh."

"Bangun dulu," ujar Tom lembut.

Dengan berat, Hermione membuka matanya dan mengerang, "Apa?"

"Apa kau yakin dengan rencana mereka?" tanya Tom, melihat Hermione dengan tatapan mengintimidasi.

"Yeah, hanya ini satu-satunya cara."

Tom menggeleng, "Tidak tidak tidak. Masih banyak cara lain."

"Tidak, Tommy."

"Iya, Mayo. Kau tau itu persatuan Lucifer dan Jinkininki."

"Wait, what? Lucius?" tanya Hermione mengernyit, "Persatuan Lucius?"

"Lucifer." jawab Tom cuek. "Kamu tau berapa banyak tentang Satan?"

Hermione memiringkan lidah—seolah berpikir—Ia mengitung dengan jarinya, "Hmm pocong, kuntilanak, kuyang, suster ngesot, gunderuwo, dan wewe gombel."

Tom memasang wajah jijik, "Ewh. Satan kasta terendah, ewh."

Hermione memutar matanya, "Lalu kau Satan kasta terburuk?"

"Owh tidak." jawab Tom sambil membusungkan dada.

"Tentu saja kau kasta terendah. Jadi tidak usah mengelak." jawab Hermione.

Hening, Hermione menguap dan Tom memasang wajah manyun.

"By the way, Tom. Lucifer itu satan tertinggi?"

Tom mengangguk, "Ya. Dan dia selalu ingin dianggap Tuhan tak segan-segan menyakiti orang yang tidak mau menyembahnya. Kalau Jinkininki.."

Hermione memotong, "Aku tau apa itu, satan pemakan manusia."

"Nah dan satan yang di Malfoy Manor adalah pergabungan antara keduanya."

Hermione meringis, "Tom.."

"Ya?"

"Aku melihat nenek ada mata 2 di kakinya." jawab Hermione tidak yakin.

Tom menyipit. "Ya aku tau itu."

"Tau apa?"

"Jess adalah ....."

Bersambung...

Udah ada yg kira konfliknya kaya begimana? Heheh.

Happy Sunday!!

Purwakarta.
Minggu, 31/03/2019.
10:00 WIB

Dark Side Of Granger [COMPLITED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang