1. Satu Nama Dalam Satu Rasa

1.2K 101 17
                                    

Pukul 09.00 waktu New York..

Seorang pria tampan yang mengenakan kaus hitam dan celana jins hitam. Sedang di sibukkan dengan dua koper besar. Ia memasukkan banyak pakaian dan kebutuhan lain ke dalam koper itu.

Entah sudah berapa kali bolak balik menuju lemari pakaian nya.
Lalu memikirkan hal apa lagi yang harus ia bawa.

Cklek

Pintu kamarnya di bukan dari luar. Dan menampakkan seorang pria yang seumuran dengan nya, terlihat masuk membawakan beberapa paperbag.

"Al, koper gue udah penuh. Gue nitip di koper loe aja ya " ujar Afdhal, mendekati Alka yang sedang sibuk membereskan barang-barang nya.

Pria yang sedang sibuk itu menoleh pada sahabat nya. Ia melihat benda yang di bawa Afdhal.

"Iya, taruh di koper itu aja. " Jawab Alka menunjuk pada koper yang sudah ia taruh di dekat pintu.

Dan ia pun kembali memasukkan pakaian ke dalam kopernya.

"Loe udah selesai, packing nya ?" Tanya Alka, menutup koper nya. Dan membawanya ke dekat pintu.

"Udah lah, emang nya gue loe apa. Di situ berangkat, di situ loe packing " jawab Afdhal, menutup kembali kopernya.

"Ck, kita berangkat jam 11 ya. Lagian gue sibuk, ngurus ini itu di kampus. "

"Alah, kalau ini itu yang loe maksud adalah cewek - cewek berambut pirang. Gue udah paham banget. "

Alka berdecak, namun tidak membantah hanya terkekeh pelan.

"Akhirnya kita harus pulang ke habitat juga " gumam Afdhal tiba-tiba setelah mereka terdiam cukup lama.

Dan raut wajah Alka berubah muram. Ia hanya mengangguk pelan.

"Iya "

Afdhal menoleh pada sahabat nya, yang jelas terlihat sangat tidak senang dan terlihat sangat terpaksa.

"Cewek-cewek Indonesia juga cantik-cantik kok. Tenang saja, loe gak akan kehilangan stok " ujar Afdhal bercanda.

Namun, Alka tidak terlalu menanggapi nya . Cowok itu hanya menghela napas beratnya. Berjalan menuju balkon kamar nya.
Menatap indah nya kota new York yang selalu megah tiap malamnya.

"Mau gak mau kita harus pulang kan ?" Gumam Alka pada Afdhal yang menyusulnya.

"Hm " gumam Afdhal pelan. Mereka berdua berdiri di balkon kamar, menatap kosong pada pemandangan ibu kota Amerika serikat di hadapan mereka.
Fikiran mereka berkelana entah kemana.

------

Pukul 04.30

Agasi, remaja yang baru akan memasuki masa putih abu-abu. Berjalan mengekori seorang wanita dewasa yang masih sangat cantik walau sudah berumur hampir separuh baya. Masih, dengan muka mengantuk tapi berusaha mengikuti langkah sang Mama yang terus menyusuri pasar.
Sebenarnya, ia sangat ingin mengutuk Wanita di depan nya itu. Tapi, ia tidak mau di kutuk jadi malin Kundang.

"Ma, kita mau ngapain sih jam segini ke pasar. Kan bisa nanti nyuruh bi Marni " keluh Agasi pada Shania - Mamanya -.

"Yang belanja lah sayang, jam segini sayur-sayuran masih segar-segar " jawab sang Mama mulai memilih sayuran. "Abang hari ini kan pulang, mungkin entar sore nyampe Jakarta. "

Agasi berdecak, tapi mendengar Abang nya pulang ia menjadi antusias.

"Sama Abang Afdhal ?"

"Iya, pulang nya sama Abang Afdhal " jawab Mamanya.

Agasi termenung sejenak, rasa kantuk nya menghilang entah kemana. Bibir nya tersenyum lebar.
Dan, sekarang ia ikutan bersemangat menemani sang Mama belanja. Karena, sudah sangat lama Abang nya itu tidak pulang ke Indonesia. Hampir enam tahun menempuh pendidikan di Amerika. Dan, hanya sesekali pulang jika ada acara penting saja. Itu juga hanya sebentar. Berbeda dengan Bang Afdhal nya, yaitu Abang sepupu nya yang lumayan sering kembali ke Indonesia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Firts Love (Kali Kedua)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang