01. Bertemu (dia)

25.9K 1.4K 191
                                    

Rosie.

Gue nggak paham lagi sama yang namanya skenario Tuhan.

Di hari pertama sekolah setelah liburan kenaikan kelas, gue sambut dengan semangat empat puluh lima, berharap hari pertama ini akan indah.

Iya sih, indah banget.

Indah banget, sampai-sampai rasanya gue mau nangis aja.

Gue sekelas sama mantan, lur.

Gue yang tadinya semangat narik Lisa menuju daftar nama kelas sebelas yang ditempel di dekat ruang tata usaha pun seketika lemas; ketika menemukan nama gue berada di kelas XI IPA 1 bersama nama sang mantan.

"Gimana hati? Aman?" tanya Lisa, yang memang sudah menjadi teman sejak kelas sepuluh gue.

Gue hela napas panjang, sebelum mengacungkan jempol ke arah Lisa. "Amanlah aman, masih sering ketemu ini."

Lisa terkekeh, ganti menarik gue dengan semangat menuju kelas baru. Sedangkan gue dengan malas berjalan mengikuti Lisa, sudah hilang mood mengetahui fakta tadi.

Walau masih sering ketemu si 'mantan' ini karena dia adalah temen rental ps abang gue, tapi tetap aja selama beberapa bulan belakangan ini walau satu sekolah pun gue bakal usahain untuk nggak nunjukkin wajah ini di depan dia.

Bahkan saking menghindarinya, gue sampai menghapal wangi doi buat jaga-jaga kalau doi sudah terdeteksi berjarak seratus meter dari posisi gue. Jelas kalau udah begitu gue segera mengedarkan pandangan dan jika sudah berhasil melihat doi, gue bakal segera berlari menjauh.

Iya katain aja gue lebay sampai segitunya.

Tapi ya gimana ....

Gue begitu juga demi diri sendiri, buat menjaga hatiku yang lemah ini.

Sudah cukup gue disapa dan disenyumin kalau ketemu di rumah. Jangan sampai di sekolah pun gue jadi sinting cuma karena disapa sama dia di depan banyak orang.

"Udeh jangan galau, tenang aja gue tadi liat nama-nama cogan bertebaran di kelas kita yang sekarang." Lisa menepuk pundak gue seakan tahu kalau temannya ini memang lagi galauin sang mantan.

Gue tersenyum menanggapi itu, pura-pura tertarik dengan pembahasan Lisa, walau sebenarnya hati sama otak masih kepikiran sang mas mantan, hadeh.

"Tadi gue lihat, ada namanya si Taehyung Valerian Holic, lu kenal cogan itu kan?"

Gue menganggukkan kepala, setuju saja. Karena memang laki-laki yang bernama Taehyung Valerian Holic itu sudah terkenal karena ketampanannya. Gue nggak mau munafik, dengan lapang dada mengakui kalau cowok itu memang tampan gak ketulungan.

Tapi tetap aja kalau hati ini menilai mas mantanku lebih ganteng tuh ya gimana ....

"Gue juga liat nama Eunwoo terpampang jelas di daftar nama tadi, bahkan mata gue secara naluri langsung natap deretan huruf E dulu, baru cari nama gue sendiri, hehehe."

Gue toyor kepala Lisa pelan. Ini anak emang udah menjadi salah satu fans fanatiknya Eunwooㅡsi anak pendiam ituㅡtapi entah kenapa tetap famous.

Emang si wajah Eunwoo tuh ....

Haduh, nggak bisa didefinisikan lagi ketampanannya, wajahnya bercahaya banget dah bikin silau.

Tapi tetap aja, cuma mas mantan yang sampai saat ini benar-benar bisa menyilaukan mata gue dan sangat bercahaya menurut gue.

Ah tuhkan mas mantan lagi yang dibahas.

"Eh lo inget Jaebum kan? Jaebum Alby Bagaskara itu? Dia ada di kelas kita juga loh."

Gue senyum, mengepalkan tangan dengan semangat lalu melompat.

Can't Move On Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang