ESCAPE

12 0 0
                                    

Aku bersama dengan banyak penumpang lain keluar dari kereta di stasiun Santa Justa di kota Sevilla. Staminaku lumayan terkuras setelah menempuh perjalanan panjang lebih dari satu hari untuk mengiringi separuh dunia di antara dua negara yang berbeda benua. Kuangkat koper besarku dengan kedua tangan untuk menurunkannya dari kereta. Lalu kutarik kopernya dan berjalan mencari pintu keluar stasiun.

Udara hangat menyambut kedatanganku di Sevilla. Hembusan angin pelan yang kurasakan seakan memberi kesan bahwa keberadaanku di kota ini akan menjadi sangat menyenangkan. Sekarang sudah memasuki bulan April, waktunya musim semi menyelimuti daratan Eropa. Musim yang menjadi peralihan dari musim dingin ke musim panas. Semoga saja cuaca di musim peralihan ini bisa cocok untuk warga tropis seperti aku.

Setelah berjalan beberapa menit dari tempatku turun, aku sampai di tempat yang dipenuhi banyak orang. Mereka berlalu lalang dan ada juga yang duduk-duduk menunggu di puluhan kursi yang disediakan di tempat luas itu. Ada deretan konter penjual tiket, penjual makanan ringan, dan beberapa swalayan kecil di tempat itu. Konter money changer dan mesin-mesin ATM juga tersedia. Tempat ini terlihat begitu lengkap menyediakan semua keperluan penumpang yang akan melakukan perjalanan karena tempat ini merupakan stasiun utama dan terbesar di Sevilla.

Aku menyeret koperku menuju salah satu kursi yang masih kosong untuk beristirahat sejenak. Di dekatku, ada beberapa orang yang sibuk dengan keasyikannya sendiri-sendiri. Ada yang sibuk membaca surat kabar, bermain dengan gadget, dan ada pula yang tengah menulis. Benar-benar suatu pemandangan yang menunjukkan individualisme tingkat tinggi. Hampir tak ada sapa-menyapa antar orang seperti yang sering dijumpai di Indonesia.

Ini benar-benar perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan. Aku memulainya dari Bandung ketika Aa' Rafi dan mama mengantarku ke Jakarta menuju Bandara Soekarno-Hatta dengan mobil yang disetir Aa' Rafi. Lalu dilanjutkan perjalanan tengah malam dengan pesawat yang membawaku menuju Dubai untuk transit. Setelah transit selama 3 jam di Bandara Internasional Dubai, aku melanjutkan perjalanan menuju Bandara Barajas, Madrid. Sampai di Madrid, aku berputar-putar dan harus naik turun eskalator berkali-kali hingga menemukan jalur metro untuk menuju stasiun Atocha. Jarak Bandara Barajas dengan Stasiun Atocha cukup jauh, memakan waktu hingga 40 menit. Bahkan, aku harus berganti metro sampai 3 kali untuk sampai Atocha. Ketika berpindah metro, aku harus mengangkat koperku dan itu sangat menguras tenaga. Setelah sampai di Atocha, aku naik kereta AVE dengan tujuan ke Sevilla. Perjalanan dari Madrid ke Sevilla menghabiskan waktu 2,5 jam yang kuhabiskan untuk tidur selama berada di kereta tadi.

Aku tersenyum sendiri mengingat seluruh rangkaian perjalanan yang kulalui untuk sampai di sini. Aku begitu berani melakukan perjalanan ini seorang diri. Padahal, ini pertama kalinya bagiku. Aku baru pertama kali naik pesawat untuk penerbangan internasional dan baru paham dengan istilah-istilah seperti check in, boarding pass, boarding gate, baggage claim, dan istilah-istilah lain ketika kita melakukan perjalanan dengan pesawat udara. Lalu ketika hendak memulai perjalanan dengan metro, aku harus membiasakan diri dengan sistem layanan yang semuanya menggunakan mesin. Semuanya benar-benar pengalaman baru. Well, I enjoy it!

Andalusia. Nama tempat yang sama dengan namaku. Tempat yang aku pilih untuk memulai cerita-cerita baru di sisa hidupku. Andalusia adalah sebuah wilayah otonomi di Spanyol dengan penduduk paling padat. Di masa lalu, umat Muslim pernah menduduki wilayah ini melalui bangsa Moor selama kurang lebih 7 abad sebelum kemudian bangsa Kristen merebutnya. Ibukota Andalusia saat ini adalah Sevilla, kota tempat aku berada saat ini. Sevilla juga merupakan kota terbesar keempat di Spanyol.

Aku juga memilih tempat ini karena ada seorang teman dari Indonesia yang tinggal di sini. Namanya Salsa. Dia adalah teman kuliahku dulu. Dia tinggal di Sevilla bersama suaminya yang berkewarganegaraan Spanyol. Ketika aku menghubunginya bahwa aku akan ke Sevilla, dia sangat gembira. Bahkan, dia memaksaku untuk tinggal bersamanya. Dia sudah bercerita tentang aku pada suaminya dan katanya suaminya tidak keberatan jika aku tinggal di tempat mereka selama berada di Sevilla.

Spring AndaluciaWhere stories live. Discover now