Chapter-1

81.1K 5.4K 157
                                    

HAPPY READING!

Aku tak menuntutmu untuk membalas, apakah menghargai saja terlalu berat untukmu?

NOW PLAYING MUSIC
Anji - Menunggu Kamu

^^^


Pagi ini seperti biasa Aleta akan membuatkan roti bakar selai cokelat spesial untuk Arkan. Dengan nyanyian dari suara indahnya juga senyum yang tak pernah pudar dari bibirnya menandakan bahwa ia sangat senang pagi ini karna akan dijemput oleh Arkan.

"Aleta, kesini sayang sarapan dulu!" teriak Nana dari arah meja makan dengan tangan yang masih sibuk menata nasi juga lauk pada piring Bima sang suami tercinta.

"Iya Bun ini udah selesai kok." Aleta menutup kotak bekal berwarna abu-abu itu lalu memasukannya kedalam tas sekolah miliknya.

"Yang muda mah beda, dibuatin apa tuh Arkannya?" goda Bima kepada anaknya yang masih fokus kepada nasi goreng ayam nya.

"Ayah jangan kepo deh," sunggut Aleta lalu menjulurkan lidahnya.

"Aleta cepat makannya nak, itu Arkan udah nunggu kamu di luar," ucap sang bunda yang baru datang dari pintu utama.

Dengan cepat Aleta menghabiskan sarapannya. "Aleta berangkat ya Yah Bun," ucap Aleta lalu mencium kedua pipi orang tuanya.

"Hati-hati nak," sahut kedua orang tuanya lalu tersenyum.

Ketika membuka pagar rumah, senyum Aleta semakin mengembang kala melihat Arkan bersandar di samping mobil hitamnya dengan kacamata hitam yang bertengger manis dihidung mancung milik Arkan.

"Ar--"

"Gausah banyak bacot! Cepet naik! Nyusahin!!" Belum sempat Aleta menyelesaikan ucapannya namun sudah langsung dipotong oleh bentakan yang Arkan tujukan kepadanya. Untung ini diluar pagar rumahnya, jadi tidak mungkin bentakan Arkan sampai terdengar oleh orang tuanya.

Hening.

Hanya itu yang dapat digambarkan dengan keadaan mobil Arkan saat ini. Aleta seketika teringat akan perkataan Arkan tadi. Menyusahkan?

"Turun!!" bentakan itu membuyarkan lamunan Aleta.

Aleta meremas ujung roknya. "Kita kan belum sampai sekolah," cicitnya pelan tanpa berani menatap lelaki didepannya.

"Turun sendiri atau gue seret?"

Aleta mengangguk pelan, "Yaudah aku turun di sini, ini aku udah buatin sarapan buat kamu. Jangan lupa dimakan." Aleta menyodorkan kotak bekal abu-abu kepada Arkan lalu turun dari mobil tersebut.

Tanpa sepatah katapun Arkan menjalankan mobilnya menuju sekolah. Walau begitu Aleta masih bisa tersenyum pagi ini, ia berjalan menuju sekolah yang hanya tinggal beberapa meter lagi sambil sesekali berkhayal bahwa Arkan akan kembali menjemputnya lalu berangkat kesekolah bersama.

"Arkan pasti suka sama roti coklatnya, terus nanti Arkan pasti bisa cinta sama gue," gumam Aleta pada dirinya sendiri.

Tunggu. Ada sesuatu yang sepertinya dikenali oleh Aleta, sebuah kotak berwarna abu-abu yang tergeletak di trotoar dekat halte depan sekolah yang menarik perhatiannya. Aleta berlari untuk memastikan, dan ternyata benar itu bekal yang Aleta berikan kepada Arkan. Mungkin Arkan membuangnya.

"Kalau lo gak suka, harus gini ya caranya? Gak bisa apa lo hargai usaha gue?" Senyum masih jelas terlihat diwajah Aleta, namun kali ini berbeda arti. Senyum penuh luka yang ia sunggingkan sambil menatap kotak bekal dengan roti yang telah berceceran di trotoar.


^^^

Stay Here For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang