Kisah Kedua

17 5 12
                                    

Halo semua, Grey di sini.

Maaf ya, cerita ini tidak rajin di-update. Saya memang tidak terlalu kompeten orangnya.

Langsung saja, selamat membaca...

!!!WARNING!!!

Seperti yang sudah saya katakan, cerita ini tidak ada kaitan dengan kisah-kisah sebelumnya, walaupun nama-nama karakternya sama.

Yuk, silakan dibaca ^^

.

Hey, penahkah kalian berada dalam situasi seperti ini?

Mantan pacarmu saat SMA dulu kembali muncul di hadapanmu setelah 3 tahun tidak bertemu. Oh, jangan lupakan fakta kalau dia terlihat semakin cantik.

Yah, kalau belum, anggaplah kalian beruntung karena tidak perlu merasakan situasi canggung seperti yang kurasakan sekarang.

Mantan pacarku, Sadie Elyesia, tiba-tiba datang ke kafe tempatku bekerja sambilan. Kuharap dia tidak mengenaliku, dan kalaupun mengenaliku, semoga dia mengacuhkanku.

"Selamat Datang. Apa anda ingin memesan sesuatu?" Aku mengucapkan salam sesuai prosedur di kafe ini.

Sadie menatapku, kepalanya sedikit dimiringkan. "Hadynata..?" ucapnya setelah cukup lama.

Ah, ternyata Tuhan tidak mengabulkan permintaanku. "He-hey Sadie. Sudah lama ya."

Tak kusangka, Sadie tersenyum. "Ternyata kamu masih mengenaliku. Gimana kabarmu? Sudah 2 tahun lebih ya kita tidak bertemu."

Lebih tepatnya 3 tahun, tapi kurasa aku tidak perlu mengatakannya. "Kabarku biasa saja. Kamu sendiri?"

"Seperti yang kamu lihat!" jawabnya ceria.

Dan hening. Ya Tuhan, kumohon keluarkan aku dari situasi canggung ini!

Sadie mengambil buku menu dan melihat-lihat isinya. "Jadi sejak kapan kamu bekerja sambilan?"

"Belum lama kok, kurang lebih 3 bulan yang lalu. Kafe ini cukup dekat dengan tempat tinggalku, jadi disinilah aku."

Sadie hanya mengangguk kecil. "Kalau begitu aku pesan sepotong strawberry shortcake dan coklat panas satu."

"Baiklah, mohon ditunggu," jawabku sambil mencatat pesanannya. Setelah itu Sadie melangkah pergi ke meja kosong disamping jendela. Aku menatapnya sebentar sebelum menyerahkan pesanannya.

Sudah kuduga, aku masih belum bisa melupakannya. Pikirku sedih.

(>.<)

Sudah seminggu berlalu sejak Sadie datang ke kafe ini. dan setelah itu dia tidak pernah datang lagi. Aku tahu sangat kecil kemungkinan dia akan kemari lagi, tapi bolehkah aku berharap? Walaupun kami sudah berpisah, tapi aku masih memikirkannya. Tidak apa 'kan bagiku untuk melihatnya dari kejauhan?

Aku membereskan meja dan melirik keluar. Langit tampak gelap dan anginnya juga cukup kencang. Inilah alasan kafe ini sedikit sepi. Ramalan cuaca mengatakan 100% akan hujan deras, membuat orang malas untuk pergi keluar rumah.

Bel di daun pintu berdenting, pertanda ada tamu yang masuk. Secara refleks aku mengucapkan salam selamat datang tanpa menoleh.

"Hallo Hadynata."

Secara refleks aku menoleh dan melihat Sadie berdiri di sampingku. "Sadie?! Kapan kamu datang?"

"Baru saja. Bukankah kamu yang mengucapkan salam? Kok bisa sih tidak melihatku?"

Ah, jadi tamu yang baru masuk tadi Sadie. "Ma-maaf."

Sadie tertawa pelan. "Kenapa minta maaf segala sih? Santai saja. Ah, kelihatannya kamu sedang sibuk ya. Maaf mengganggumu, silakan lanjutkan pekerjaanmu. Semangat ya!"

These Stories are OursWhere stories live. Discover now