Sunday, 09:00 wib at hani's home.
- sunday morning rain is falling, steal some covers share some skin ~
Rintik hujan telah membasahi permukaan sejak dini hari. Matahari yang biasanya telah memancarkan sinarnya di jam 5:54 pagi, sekarang telah tergantikan oleh awan kelabu yang tengah menjatuhkan isinya. Suasana pagi yang cukup dingin dari biasanya.
Sang tokoh utama pun masih enggan untuk bangkit dari singgahsana-nya. Hani, perempuan yang masih menggulung dalam selimutnya. Sangat malas rasanya untuk bangun, bahkan jika hanya untuk mencuci wajah dan menggosok gigi.
tok...tok..tok...
"Dek..." panggil seorang wanita paruh baya dari balik pintu kayu kamar Hani.
"Iya Ma" Hani sedikit mengeluarkan kepalanya dari gulungan selimut, agar lebih jelas saat mendengarkan jawaban Mama.
"Ayo bangun, dek. Cuci muka, gosok gigi, dan langsung turun kebawah untuk sarapan ya." perintah Mama sebelum pergi meninggalkan pintu kayu.
Matanya mengerjap, memperjelas pandangannya. Hani bangun, memposisikan tubuhnya duduk menyandar pada kepala ranjang. Nyawanya harus benar benar terkumpul sebelum ia memulai aktivitas, walaupun hari ini tak banyak yang harus dilakukan. Setelah beberapa menit terlewati untuk sekedar mengumpulkan nyawa, Hani segera melakukan apa yang disuruh Mamanya tadi sebelum ia diminta untuk turun ke bawah.
"Bang Adam mana?" tanyaku saat tak mendapati keberadaannya di ruang makan.
"Masih tidur, ayo makan." titah Mama.
Aku mengangguk menuruti perintah mama, segera duduk dan menyantap sarapan bersama. Suasana di luar yang menenangkan terbawa masuk ke dalam rumah, yang biasanya disaat makan bersama selalu ada saja yang diributkan, sekarang tenang dan begitu tentram.
Selesai menyantap sarapan, aku membantu Mama untuk membereskan semua peralatan makan. Sedangkan Papa, telah menempatkan diri di ruang keluarga untuk menonton tv dan bersantai.
"Dek" panggil Papa, saat aku duduk di sampingnya setelah aku selesai menyibukan diri di dapur bersama Mama.
"Yang ngantar kamu kemarin siapa ?" tanya Papa. Baiklah, aku akan memberitahu kalian semua. Papaku ini sangat kepo orangnya, dan aku rasa ia tak akan berhenti menanyakan atau membahas itu hingga beberapa hari ke depan.
"Abang grab" jawabku singkat
"Masa abang grabnya pake baju sekolah" Aku memutar malas bola mataku, Papa memulainya lagi.
"Jaman sekarang tuh banyak murid SMA atau bahkan mahasiswa jadi ojol, Pa." jelasku
"Masa sih, memangnya pelajaran gak ke ganggu?" tanya Papa
"Ya harus pinter bagi waktu" jawabku dan Papa hanya ber-oh ria menanggapinya.
Mulai bosan dengan acara tv yang tayangannya itu itu saja, aku pun menyudahinya dan kembali ke kamar. Tempat yang begitu nyaman. Aku melanjutkan aktivitas di kamar, seperti membaca novel, menonton film, mendengarkan musik, dan lain sebagainya. Seperti kegiatan bermalas-malasan pada umumnya.
Tring...
Notifikasi handphone membuat kefokusanku yang tengah menonton film menjadi buyar. Aku meraih handphone yang terletak di atas nakas, berniat melihat isi notifikasi yang ku dapatkan.
- Reyhan D. telah menambahkan anda menggunakan ID Line.
Reyhan D.
Hai han, selamat siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Hani untuk Reyhan
Teen FictionS I N O P S I S : ❝Maaf jika aku terlalu curiga, karena aku pernah tersakiti karena terlalu percaya❞ - 𝐃𝐞𝐢𝐡𝐚𝐧𝐢 𝐅𝐚𝐫𝐝𝐢𝐬𝐡𝐞𝐚 ❝Apakah sulit bagimu untuk melihat kebelakang ? Untuk mengetahui siapa yang selalu berada di belakangmu dan menc...