Setelah mengantarku, Reyhan tak langsung pulang karena Mama dan Papa menyuruhnya untuk masuk terlebih dahulu. Sudah kuduga akan terjadi hal seperti ini. Aku dan Reyhan pun sudah seperti pasangan yang ketahuan berbuat mesum karena di perlakukan seperti ini.
Tapi, pertanyaan yang diberikan cukup mudah untuk dijawab. Seperti, semalam aku tidur di mana, bagaimana bisa bertemu dengan Reyhan, dan Reyhan juga menjelaskan bahwa saat aku di apartemennya pun kami tak hanya berdua, tapi ada tetangga perempuannya yang juga ikut menemani.
[HR]
Hani yang semula lelap dalam tidurnya pun terbangun karena merasa sakit di bagian perutnya. Lebih tepatnya merasa lapar. Waktu masih menunjukan pukul 03:00 dini hari, masih gelap pastinya.
Sepertinya aku harus mengisi perutku agar mudah untuk tidur kembali. Baiklah, aku tak tau akan mengisinya dengan apa. Aku berniat untuk memasak mie, tapi kuurungkan karena takut untuk turun ke bawah. Di bawah sangat gelap karena semua lampu di matikan.
Drtd... Drtd....
Getaran dari handphone membuyarkan lamunanku seputar makanan, aku meraihnya dan terdiam sesaat ketika mendapati nama Reyhan disana. Aku sedikit bingung kenapa ia menelfonku di saat jam segini.
"Halo Rey" ucapku setelah menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilannya.
"Belum tidur? " tanyanya dengan suara yang sedikit berbeda, sepertinya seseorang yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Udah, tapi kebangun." Jawabku dan merubah posisiku menjadi duduk.
"Kenapa? " tanyanya
"Laper" Jawab-ku
"Makan " seru-nya. Ck!, tentu aku akan makan. tapi tidak sekarang, karena aku takut untuk turun ke bawah.
"Niatnya mau masak mie, tapi gak jadi" kataku
"Kenapa gak jadi? " tanya-nya lagi.
"Takut" Jawab-ku yang seperti tengah mengadu padanya
"Rey, nasi goreng yang lo bawa waktu itu. Lo beli di mana ?" tanyaku penasaran. Jujur saja, nasi goreng yang waktu itu sangat enak.
"Lo mau itu? " tanya-nya dan aku terdiam sejenak untuk berfikir, aku mulai menebak-nebak apa yang akan di lakukannya ketika aku menjawab iya pada pertanyaan-nya tadi.
"Kayanya sekarang masih ada, biasanya tutup pas masuk waktu subuh. Nanti jam setengah 4 lo tunggu di pagar, gua bawain ." ucapnya sebelum akhirnya menutup telfon secara sepihak.
Sepertinya aku menanyakan hal yang salah. Aku bahkan tak berfikir sampai sejauh ini. Apa yang harus kulakukan ? duduk manis dan menunggu kedatangannya ?. Tapi, aku merasa sudah cukup merepotkannya saat ini. Bahkan bukan hanya saat ini, melainkan beberapa hari ini. Entahlah, lebih baik aku sekarang bersiap-siap ke bawah untuk menunggunya.
Sebelum turun kebawah, aku lebih dulu mencuci wajah dan menggosok gigi. Tak lupa aku meraih cardiganku agar tak kedinginan saat menunggunya di luar.
Semoga saja Mama, Papa, dan Bang Adam masih tertidur. Jadi, aku bisa keluar rumah tanpa ketahuan oleh mereka. Aku bisa dimarahi, jika itu benar benar terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Hani untuk Reyhan
Ficção AdolescenteS I N O P S I S : ❝Maaf jika aku terlalu curiga, karena aku pernah tersakiti karena terlalu percaya❞ - 𝐃𝐞𝐢𝐡𝐚𝐧𝐢 𝐅𝐚𝐫𝐝𝐢𝐬𝐡𝐞𝐚 ❝Apakah sulit bagimu untuk melihat kebelakang ? Untuk mengetahui siapa yang selalu berada di belakangmu dan menc...