2. Nothing Without You

596 84 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.




#park jihoon pov

Pagi ini seperti biasa aku terbangun dipagi hari untuk menyiapkan sarapan.  Aku duduk di pinggiran ranjang sambil meregangkan otot-otot ku. Sebelum mencuci wajah ,ku sempatkan mencium kening suamiku.

"Pagi Youngie"

Setelah itu aku pun pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahku.

.
.
.
.
.

"Sarapan sudah jadi, ayo dimakan"

Aku berjalan menghampiri Jinyoung yang sedang duduk sambil memainkan boneka poliweg kesayangan nya.

"Youngie, ayo simpen wagie mu kita sarapan dulu ya" ucapku sambil mengambil bonekanya dan menaruhnya diatas meja makan.

Setelahnya aku dan Jinyoung segera menghabiskan makanan kami. Saat kami sedang makan tiba-tiba Jinyoung menghentikan acara makannya dengan menaruh sendok miliknya.

"Kenapa hm? "

Aku mencoba menenangkan Jinyoung dengan mengelus tangannya. Jinyoung hanya menunduk. Aku tau dia sedang menyembunyikan sesuatu.

"Youngie.. Kau kenapa? Apa makannya tidak enak? "

Jinyoung menggeleng. Hatiku mulai tak enak saat melihat dia beranjak dari kursinya.

'Perasaan ku tak enak'

.
.
.
.
.
.
.

Hari ini jadwalku untuk kuliah. Aku berjalan di koridor sambil membawa beberapa buku perpustakaan yang aku pinjam pekan lalu. Samar-samar aku mendengar banyak yang membicarakan ku.

"Bukannya itu Jihoon si dokter magang yang menikah dengan pasiennya? "

"Ku dengar dia menikah karena suaminya sangat tampan dan keluarga nya pun mapan"

"Berarti dia hanya memanfaatkan hartanya? "

"Ya menurutku sih seperti itu, tapi tau tidak suaminya itu autis dan keluarganya menitipkan nya pada Jihoon "

"Tapi Jihoon malah mengambil kesempatan dalam kesempitan, dasar licik! "

Aku hanya menunduk sambil mencoba membiarkan ucapan mereka seperti angin lalu. Tak apa-apa mereka menghinaku, tapi tidak jika mereka menghina suamiku.

"Jihoon! "

Aku menoleh dan melihat Euiwoong sedang berlari menghampiri ku.

"Hey jangan berlari seperti itu"

"Iya maafkan aku, oh iya aku punya makanan ringan untukmu sebagai permintaan maaf kemarin" ucap Euiwoong sambil menunjukan sekantung belanjaan.

"Tak usah repot-repot ung, aku sudah memaafkan kejadian kemarin jadi jangan merasa bersalah seperti ini, lagipula itu bukan salahmu"

"Iya iya, tapi kumohon terima ini, aku benar-benar kecewa kalo kau tidak menerima ini"

"Baiklah baiklah "

Aku mengambil kantung plastik itu, supaya Euiwoong tidak sedih.

"Ya sudah ayo kita kekelas, sebentar lagi dosen kwon akan segera masuk "

Euiwoong menarik tanganku sambil berlari.

.
.
.
.
.
.

"Aku pulang"

Ruangan masih gelap. Apa Jinyoung masih tidur?

Aku berjalan ke dapur dan melihat makan siang yang sudah dingin. Jinyoung belum makan siang? Tapi ini sudah jam 8 malam, apa dia pergi?

Aku berlari ke kamarku. Segera ku buka pintu kamar dan melihat ruangan yang gelap tapi aku dapat melihat ada seseorang yang sedang tertidur di ranjang.

Aku nyalakan lampu dan melihat Jinyoung yang sedang mengigil.

"Astaga! Jinyoung! "

Aku berlari menghampiri Jinyoung. Ku letakkan punggung tanganku di dahinya.

Panas.. Dia demam.

Langsung aku keluar dari kamar dan mengambil air hangat serta bubur di dapur. Setelahnya aku segera kekamar untuk mengompres Jinyoung.

Ternyata benar perasaan ku tadi pagi.

Aku letakan handuk kecil yang sudah di celupkan pada air hangat di dahi Jinyoung. Lalu aku mengelus kepala nya lembut.

"Kenapa kau tak memberitahuku Jinyoung ? aku mengkhawatirkan mu"

Aku kecup pipi tirusnya. Masih terasa panas.

"Hiks.. Aku tak bisa melihat mu seperti ini Jinyoung hiks.. "

Aku lemah memang. Tapi aku benar-benar tak bisa melihat Jinyoung yang kesakitan seperti ini. Kalo bisa biarkan aku saja yang sakit jangan Jinyoung. Aku merasa tak becus menjaga Jinyoung kalo dia sampai sakit seprti ini.

Aku memeluk tubuh Jinyoung yang terbalut selimut.

"Kumohon jangan sakit lagi Jinyoung"

Aku menangis dalam pelukan Jinyoung. Aku tak peduli jika aku akan kelelahan nantinya. Yang terpenting sekarang adalah aku ingin melihat Jinyoung yang sehat.

Lembut. Aku merasa sesuatu yang lembut mengelus kepala ku. Segera aku menjauhkan badanku dari Jinyoung dan dapat aku lihat Jinyoung sedang menatapku sendu.

"Youngie~!"

Aku segera memeluk Jinyoung dengan erat. Suhu tubuhnya masih panas.

"Pusing hm? " tanyaku setelah puas memeluknya. Jinyoung mengangguk.

"Ayo makan bubur dan minum obatnya, setelah itu youngie boleh tidur" aku membantu Jinyoung membetulkan posisi tidurnya.

Jinyoung duduk sambil bersandar dikepala ranjang. Lalu aku membantu menyuapi bubur dan memberi obat kepada Jinyoung.

"Sudah, ayo istirahat "

Aku membantunya lagi membenarkan posisi tidur Jinyoung dan membenarkan selimut yang menutupi tubuh Jinyoung.

"Selamat tidur bae" setelahnya aku mencium kening Jinyoung dan keluar dari kamar untuk makan malam.

***
Keesokan harinya...

Aku terbangun dari tidurku. Segera ku lirik jam di atas dinding.

"Jam 5, hoaamm~ aku harus menyiapkan sarapan, aishh! Tubuhku rasanya pegal sekali "

Semalam aku tertidur di sofa karena harus menyiapkan kebutuhan untuk kelulusan besok. Besok adalah hari kelulusan ku.

Aku berdiri dan belanja ke lantai atas untuk menyapa suamiku yang pasti nya masih tertidur.

Ceklek!

Aku masuk perlahan sambil mengintip kedalam kamar. Senyum mengembang pada wajahku saat melihat Jinyoung yang sedang duduk di sisi ranjang sambil melihat keluar jendela.

"Youngie? "

Jinyoung menoleh dan tersenyum saat melihatku yang berjalan ke arahnya.

"Sudah merasa baik? " Aku menyentuh keningnya yang sedikit hangat. Jinyoung mengangguk lalu dia berdiri di hadapanku. Beberapa detik berikutnya aku merasa tubuhku menghangat karena pelukan yang Jinyoung berikan. Aku membalas pelukannya sambil mengusap punggung Jinyoung.

"Jangan sakit lagi, aku tak suka " ucapku.

Jinyoung menganggukkan kepalanya dan membisikan sesuatu yang membuat senyuman terukir pada wajahku.

"Terima kasih hoonie"

T
B
C

Mau lanjut lagi?  Ato udah aja?

VOMMENT!

𝙈𝙮 𝙃𝙪𝙨𝙗𝙖𝙣𝙙           𝔇𝔢𝔢𝔭𝔴𝔦𝔫𝔨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang