[10] unexpected

2.6K 356 45
                                    

Character's not mine
Halu!
T

Warning!
OOC, Shounen-ai, Cringy inside!
.
.
.
.
Happy Reading!

Meski jarum pendek penghitung waktu itu sudah menunjuk waktu pas pukul 10 malam, Renjun masih saja berkutat dengan entah apa itu kerjaannya didapur. Membersihkan meja, mencuci piring, atau merapikan peralatan makan yang biasanya tidak ia lakukan. Apa saja ia lakukan, asal tidak bertemu seorang lee di ruang tamu sana yang membuatnya dongkol setengah hidup hari ini.

Kenapa?

Jangan tanya.

Renjun malas jawab.

Coba lihat saja tanggal berapa sekarang di kalender.

23.

Duatiga.

Twenty three.

That —Renjun mau ngomong kasar.

Hell, ini maret.

Jadi sekarang ini hari apa?

HARI APA TEMAN TEMAN?

Nah, dan apa yang dilakukan tuan muda lee itu dihari yang amat dinantikan penuh harap oleh dirinya itu?

TEBAK SAYANG.

"Oh, hari ini aku reuni sma"

...What?

Demi apa?

Di ulang tahunnya yang ke 20? Lebih memprioritaskan yang katanya teman sma dibandingkan dia? Kekasih yang katanya paling ia cintai, sayangi, kasihi --apalah lagi itu, renjun untuk hari ini iritasi mengingatnya.

Mana janjinya yang mau ajak dia ke sungai han? Yang katanya mau terang - terang an ngasih tau publik kalo mereka itu sepasang kekasih. Biar ketauan dispatch katanya. Tapi nyatanya apa? Hampir tengah malem! Dia belum juga ngucapin. Dan kayaknya Jeno benar - benar lupa!

Ditambah lagi member penghuni dormnya itu entah kenapa semuanya hilang. Ada yang pulanglah, jadwal lah, ke supermarketlah, inilah itulah. Seakan semua orang itu jauhin dia dihari yang paling dia tunggu. Lenyap, bagai di lempar tornado. Parahnya mereka semua gak ada yang inget ini hari lahirnya. Mark pun gak ngirim pesan sama sekali.

Rasanya renjun mau nangis aja kalau kekasihnya itu tidak sadar sampai jam 11 tepat nanti. Renjun mau marah, pundung, ngambek, mogok ngomong sama dia. Sama dreamis juga, kalo bisa.

Sibuk ribut dengan batinnya, renjun tidak sadar air mata yang disimpannya untuk pukul 11 nanti sudah turun duluan. Jatuh mengenai tangannya yang sibuk merapihkan vas bunga dimeja makan. Lalu menghapus jejak air itu dengan kasar, sudut bibirnya tertarik kebawah, perasaan kesal dan teman - temannya sudah berada ditenggorokan. Renjun siap untuk mengeluarkan isak tangisnya. Namun sebelum itu terjadi,

ZEP.

Gelap.

Mati listrik.

Renjun menelan lagi tangisannya, dia tidak bisa melihat apapun! Dan tidak juga ia mengantongi ponsel. Tangisannya tadi tertelan lagi, tergantikan oleh rasa takut yang perlahan menguasai dirinya. Renjun tidak punya nyali untuk beranjak dari duduknya. Dirinya bak patung, masih memegang beberapa tangkai bunga rose bohongan itu di Capitan jemarinya.

Dan satu nama muncul dipikirannya untuk menyelamatkan renjun dari kondisi seperti sekarang.

Siapa lagi jika bukan hanya dia yang di dorm ini? Namun, sebelum menyuarakan panggilannya, renjun bertengkar lagi dengan batinnya. Mempermasalahkan harga dirinya yang mungkin akan jatuh setelah ini, Renjun kemudian diam. Mencari ide sampai suara prang keras di ujung dapur sana membuatnya tersentak dan tak dapat lagi membendung rasa takutnya, ia memanggil dengan refleks,

AUs ; norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang