Disclaimer : Character's are not mine
Genre : marriage life!AU
Rated : TWarning!
OOC, BXB, Typos!
.
.
.
Happy reading!Jeno pikir dia salah.
Tidak mengajak istrinya berlibur selama hampir satu tahun penuh sepertinya memang suatu kesalahan besar. Membuat jarak diantara mereka merenggang, dan Renjun jadi jarang bicara. Jeno terlalu banyak bekerja, pun Renjun. Keduanya sibuk, tak mengenal waktu.
Jika dihitung kembali, percakapan panjang mereka hanya 2 kali dalam seminggu. Selebihnya mereka hanya bertemu dikasur; tengah malam dan dalam keadaan lelah. Renjun mungkin jenuh, makanya dia juga menjauhi Jeno. Dan bodohnya si tuan Lee itu baru menyadari arti dari kecuekkan istrinya selama sepekan ini.
Dan puncaknya ya, hari ini.
Jeno pulang kerumah, ia masih disambut, masih ditanyakan hal yang biasa. Sudah makan atau mau mandi?
Hanya saja tanpa senyuman yang tulus (Jeno rasa begitu).Istrinya itu sering tiba - tiba melamun dan memajukan bibirnya setiap kali melihat ponsel. Matanya yang biasanya menyala gembira malam ini terlihat redup dan tak bersemangat. Jeno heran awalnya, ditambah lagi ketika ia bertanya ada apa, si manis Huang itu langsung saja melengggang pergi tanpa kata. Membuat Jeno mengerut dan bungkam seribu bahasa.
Rasa penasarannya yang sudah sampai di ubun - ubun, akhirnya membawa Jeno menyusul pergi ke dapur. Ia berhenti di pintu dapur tanpa daun, menyangga tubuhnya sembari memperhatikan tubuh mungil itu bergerak kesana - kemari melakukan banyak hal yang terlihat sangat sibuk.
Ke kanan mengambil panci, kekiri mengambil air lalu ke kanan lagi untuk menaruh panci di atas kompor, dan kekiri kembali untuk mengambil entah apa itu dari lemari. Jeno jadi jengah sendiri, dirinya di buat pening, ditambah lagi bunyi berisik gesekan besi itu membuat telinganya berdenging dan ngilu!
Sekali tarikan nafas, Jeno mencoba bertanya pelan dan mengumpulkan amunisi kesabaran karena ia sudah memperkirakan kejadian yang bisa terjadi dari pembicaraan serius ini, "Huang, ada apa?".
Renjun melirik Jeno melalui ekor matanya; terlihat seperti mendelik, seketika Jeno tercengang. Ditambah lagi ketika bibir manis itu berkata dengan licinnya, "Gunakan matamu dengan benar Lee"
Jeno auto tarik nafas, mensugestikan diri meminta kesabaran lebih. Si Huang sedang dalam masa period, sepertinya. Ia memutar otak, mencari kalimat dengan padanan kata yang pas untuk bertanya.
Salah bicara, bisa dirinya yang direbus dipanci itu.
"Dengar, Injun. Aku tidak tau kesalahan apa yang aku lakukan padamu. Tapi bisakah kita bicara sebentar untuk menyelesaikannya?"
Pergerakan ribut itu terhenti, berdiri dibelakang konter dapur tanpa gerakan tambahan, air di panci sudah mendidih berisik dan Renjun seolah enggan mematikan kompor. Jeno menatap cemas punggung sempitnya, takut jika yang ia katakan salah dan malah membuat Huangnya marah.
Waktu seakan berhenti di sekitar mereka, keheningan yang agak menegangkan meliputi mereka, sampai Renjun mengeluarkan suaranya tiba - tiba, Jeno tersentak dan menghampirinya dengan tergesa, hingga kakinya terantuk kaki meja makan.
Renjunnya tiba - tiba terisak, Jeno panik. Ia segera mematikan kompor dengan tangan kanan, lalu merangkul pundak sempit itu untuk ia rengkuh. Jeno dapat merasakan punggung sempit itu bergetar di permukaan kulit tangannya. Nafas tersenggal - senggal karena tangis yang kian deras air matanya dan suaranya yang ikut naik volume.
KAMU SEDANG MEMBACA
AUs ; noren
Random"Sumber kehidupan shippermu ada disini" -sebuah buku berisi kumpulan berbagai plot alternative universe dan kehaluan canon Jangan lupa voment ya! I need it to be my fuel With whole heart, Lala💗 !!bxb content!!