Chapter.9

56 2 0
                                    

"kok lama sih kamu belinya,mama udah kepengen banget nihh"

Omel Ressa yang sedari tadi menunggu Aldan pulang,menanti martabak manis yang ia pesan

"iya mah maaf"

Aldan yang hanya bisa pasrah dengan omelan itu, kini terduduk di sofa menemani mamanya yang dengan lahap menyantap martabak manis favoritnya.

"mampir mampir dulu ya kamu,habis dari mana sih"

"habis anter temen mah,kasian dia jalan sendirian"

Ujar Aldan kepada mama nya,tak mau dulu untuk menyebutkan dan menceritakan soal Disa.

"papa pulangggg"

Terdengar teriakan seorang laki laki tak muda juga tidak sedikit tua,laki laki yang Aldan dan mama nya cintai,siapa lagi kalau bukan David,papa Aldan.

"wahh ada martabak manis nih"

"iya pah,tadi Aldan yang mama suruh beli ehh taunya dia mampir mampir dulu"

"mampir apel pacarnya ya"

Goda David diikuti kekehanya

"bukan sih pa,lebih tepatnya belum jadi pacar."

Tutur Aldan dengan nada yang memelas,entah kenapa ia jadi numpang curhat disini.

"yaelah kamu ini,usaha dong,kejarrr kejarr teruss,berjuang berjuang,kaya papa dulu waktu meluluhkan hati mama kamu yang cantik ini,dan akhirnya jadi."

Kini semua gelak tawa memenuhi ruangan keluarga tersebut,keadaan seperti ini yang Aldan sukai,walau papanya sangat sibuk bekerja ia masih tetap meluangkan waktunya untuk keluarga,bercanda bersama dan saling bertukar cerita .

"kalau anaknya gasuka sama Aldan gimana pah?"

" kamu ini belum berjuang sudah nyerah gitu aja" nasehat David kepada Aldan anaknya.

"semua pasti bilang gitu,tapi kalau belum berjuang sudah ditolak duluan?"

Tidak ada yang menjawab keadaan menjadi hening.
Aldan pun memutuskan untuk pergi ke kamar nya,memilih merebahkan tubuhnya dan kembali memainkan ponselnya .

Tidak ada notiv apapun,ia pun memutuskan untuk tidur, mengingat ia besok harus bangun pagi dan kembali berangkat kesekolah.

***

"pagii mah,pah"

Sapa Aldan yang kini sudah rapi dengan seragam sekolahnya

"pagi sayang,sini sarapan dulu"

Resaa yang sudah menyiapkan 2 lembar roti dengan selai coklat kacang kesukaan Aldan.

Ditempat lainn

"pagii bundaa, kak Indy"

Teriak Disa sambil memuruni anak tangga dan menuju ke ruang makan

"dekk masih pagi juga,udah teriak teriak ajaa"

Omel indy yang pastinya akan berujung adu mulut di pagi hari bersama Disa.

"apa sih,kak Indy tuh,masih pagi udah  ngomel ngomel muluu"

"Disaa,Indyy!!! Diem,udah ini dimakan sarapannya"

Untung ada Amel yang segera menengai mereka.
Sarapan pagi pun berjalan dengan tenang.

"berangkat dulu bun"

Pamit Indy dan Disa,sembari mencium punggung tangan Amel.

***

"Diiisaaa!!! Sumpah sumpah lo ada masalah apa sama kak Rena?"

Heboh Iren,Siska dan,Adin yang datang lebih dulu dari Disa,berbagai pertanyaan berbondong bondong di jujukan untuk Disa

Disa yang bingung dengan ketiga sahabatnya yang pagi pagi sudah histeris seperti itu.

"kalian kenapa sih?? Pagi pagi udah heboh gini"

"ituu lo tadi di cari ka Rena"
Ucap Saskia yang tadi bertemu Rena

"lha terus kenapa,ada perlu apa dia nyari gue?"

"lo kok malah balik nanya sih? Yang ada tuh kita nanya,ada masalah apa lo sama kak Rena?"

Seakan gemas dengan Disa yang sedari tadi tidak paham dengan apa yang di bicarakam sahabatnya.

"gue gak merasa ada masalah apa apa sama kak Rena,udah ah gausah di pikirin nanti kalau penting juga dia balik lagi"

Bel masuk pun terdengar nyaring,siswa yang awal nya berada di koridor pun segera masuk ke kelas,duduk rapi dan bersiap untuk memulai pelajaran.

Bu Tun, guru kimia mereka pun mulai memasuki kelas dan memulai pelajaran

"baik anak anak buka buku kalian halaman 27,baca dan pahami dulu"

Titah bu Tun dan semua siswa pun membaca dengan tenang.

"eh anterin gue yuk ke kamar mandi"
Tawar  Disa yang sudah kebelet dan ngebet ke kamar mandi

"nggak ah,sama Siska aja tuh"

Adin yang tadi di ajak oleh disa malah melempar balik ke Siska

"Sis,ikut gue yuk ke kamar mandi,gue udah kebelet banget nihh"

"hehe sorry Dis gue udah pw"

"Aelahh gue sendiri aja deh"

Tidak ada orang tang bisa di ajak keluar untuk sekedar menemani ke Kamar mandi Disa pun memutuskan untuk pergi sendiri.

Saat Disa keluar dari bilik kamar mandi ada dua kakak kelas nya yang seperti menunggu seseorang keluar,Disa yang tak tau siapa, hanya mengacuhkannya.
Saat ia berjalan melewati nya kaki nya di sandung dengan salah satu kakak kelas tersebut,entah dengan motif dan alasan apa sampai tega membuat Disa tersungkur ke lantai

"aduhh"
Ringik Disa

"segitu doang sakit??"

Tanya salah satu kakak kelas tersebut dengan penampilan yang seperti cabe cabean itu.
Siapa lagi kalau bukan Rena

" bangun lo,jangan manja"
Bentak Alen teman Rena.

Mau tak mau Disa pun bangkit,ia semakin terpojokan
Keadaan yang sepi karena ini memang masih jam pelajaran membuat Rena dengan santai melakukan aksinya.

"heeeh!! Lo denger ya!! Jangan lagi lagi lo deketin Aldan."
Ancamnya dengan menarik kasar rambut Disa.

"aku nggak deketin kak Aldan kok"
Disa berusaha membela Diri.

"hahaha,lo bilang gak deketin? Waktu itu gue liat lo pulang sekolah boncengan sama Aldan,dan kemarin malem gue liat lo sama Aldan boncengan juga"

"kak Rena salah paham,itu semua gak seperti yang kak Rena fikirkan kok"
Lagi lagi Disa mencoba membela diri dan menjelaskan

"alahh ngeles aja lo, jadi cewek tuh jangan ganjen"

"kemarin itu terakhir ya gue liat lo sama Aldan pulang bareng,awas aja lo kalo ketahuan sama gue dan juga Alen kalo lo lagi boncengan lagi"
Ancam Rena dengan penekanan setiap katanya,ia pun melepas kasar tarikan di rambut Disa,dan pergi bersama Alen meninggalkan kamar mandi.

ALDANDISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang