; mama

40 4 0
                                    

"Arina kok pulang sama Nadin? Mana Alan?"

Itulah kalimat sambutan dari mama begitu Arina pulang di antar oleh Nadin — dengan motor vespa kesayangannya. Arina menggeleng lemah, memilih untuk diam dan memeluk mamanya yang berdiri di ambang pintu.

Mama semakin heran dengan tingkah Arina yang tidak seperti biasa, kemudian bertanya pada Nadin. "Arina kenapa, Nak?" tanya mama. Nadin hanya menghela napas berat, "Sebaiknya Arina masuk ke kamarnya dulu, Ma. Nanti Nadin ceritakan apa yang terjadi."

Mengikuti usul Nadin, mama merangkul Arina dan membawa masuk ke kamar Arina. Mama khawatir apa yang terjadi dengan Arina, kemudian segera keluar kamar untuk mengobrol dengan Nadin di ruang keluarga.

Nadin yang tengah melepas celemek kafenya — akibat terlalu khawatir dan buru-buru, ia lupa melepas celemeknya — mendapati mama yang sudah duduk disebelahnya.

"Kok celemeknya masih di pakai?"

"Nadin lupa ngelepas Ma, hehe. Tadi buru-buru mau antar Arina."

Mama mengangguk, "Oh begitu..., yaudah kalau begitu Mama buatkan teh dulu ya —"

"Jangan Ma, tidak usah. Malah merepotkan."

"Hmm, oke deh."

Nadin selesai melipat celemeknya dan mulai bersiap cerita kepada mama.

***

Arina menelungkupkan wajahnya dibantal. Wajahnya sembab, matanya membengkak, dan hatinya pun turut hancur. Tangan Arina memukul-mukul bantalnya, sambil terus terisak.

Adegan Leya yang tiba-tiba muncul dan menamparnya masih terus terbayang dibenaknya. Arina masih bisa mendengar makian Leya untuk dirinya yang mengatakan bahwa Arina adalah perusak hubungannya dengan Alan. Sedangkan Arina tidak tahu menahu siapa wanita yang tiba-tiba datang ke kafe dan menamparnya itu. Beruntung, sebelum Leya bertindak lebih jauh Alan muncul dan segera mengusir Leya dari kafe itu.

Leya Raisa Tanjung adalah anak dari rekan kerja orangtua Alan disebuah perusahaan ternama, kedua orangtua Leya mengenalkan anaknya kepada Alan Perwira. Dan Leya jatuh hati pada pandangan pertama dengan Alan. Alan sama sekali tidak memiliki dan menaruh rasa suka kepada Leya, menurut Alan, Leya adalah perempuan manja dan egois, tidak suka di atur. Sifatnya kekanak-kanakan, kontras dengan Alan sudah memiliki sifat dewasa.

Alan merahasiakan hubungannya Arina dari Leya. Namun, entah kenapa Dewi Fortuna tidak berpihak kepadanya, pada acara makan malam bersama orangtua Leya — dan tentunya Leya ikut —, orangtua Alan menceritakan bahwa Alan memiliki seorang kekasih dikampusnya bernama Arina Ardhani Persada, mahasiswi fakultas psikologi. Otomatis hal itu membuat Leya cemburu dan merajuk kepada orangtuanya untuk menjodohkan dirinya dengan Alan. Tanpa Alan duga, kedua belah pihak setuju dan ingin menjodohkan Leya dengan Alan.

Alan tidak pernah bisa bercerita kepada Arina perihal perjodohan setelah wisuda kelulusan Alan. Alan khawatir hal itu membuat Arina kecewa dan sakit hati.

"Umur Leya begitu jauh dariku, bahkan dia baru saja memasuki semester 3 di universitas lain."

"Aku tidak mau melepasmu, Arina. Jangan mudah mengambil keputusan seperti ini."

Bahkan orangtua Alan enggan bertemu dengan Arina, ketika Alan meminta Arina untuk bertemu dengan kedua orangtuanya.

"Aku hanya gadis biasa, Lan. Pilihlah Leya. Bukankah orangtuamu tidak suka dengan gadis biasa seperti aku?"

Ruang Tanpa Rencana [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang