Bab 1

20 3 0
                                    

Falesya Inez Queenby Elvina. Gadis manis berseragam SMA itu tengah berdiri dengan menundukkan kepalanya. Di depanya ada sepupunya tengah menatapnya tajam seakan ingin membunuhnya. Dengan geram sepupunya menarik rambut Falesya membuat gadis bersurai hitam itu mendongak sambil meringis.

"menjijikkan, kenapa aku memiliki saudara manusia rendahan sepertimu?" desis Clarie.

Clarinta Rosalie Aghata, seorang werewolf bangsawan yang begitu membenci sosok Falesya. Falesya hanya sebuah kutukan baginya dan keluarganya. Dia tidak sudi mempunyai sepupu lemah seperti itu. dia heran dengan ayahnya yang sangat menyayangi Falesya seperti anak sendiri.

Faleysa memiliki ayah seorang werewolf, kakak dari Alpha Eros –ayah dari Clarie-. Ayahnya bernama Aiden William Abivandya, seorang werewolf yang seharusnya menjadi alpha sekarang jika saja pertempuran itu tidak terjadi. Ibunya bernama Quinnsha Adena, meninggal sesaat setelah melahirkan Falesya. Kakeknya seorang raja kerajaan peri sedangkan neneknya juga seorang werewolf.

"lusa adalah ulang tahun Delvin. Dan kau jangan memunculkan batang hidungmu itu di hadapanya. Mengerti jalang kecil?" desis Clarie. Falesya hanya bergumam, dia tidak bisa mengangguk karena cengkraman Clarie yang begitu kuat.

Delvin William Adhlino, seorang pangeran dari kerajaan bangsa werewolf. Ayahnya seorang alpha besar yang memimpin bangsa werewolf. Delvin adalah pangeran Silver moonpack. Alpha Avish sudah menyiapkan segala hal untuk mengangkat Delvin menjadi putra mahkotanya setelah ulang tahun yang ke 18. Dan akan langsung di angkat menjadi Alpha jika dia sudah menemukan mate-nya.

Clarie menghempaskan kepala Falesya dengan keras hingga membentur lantai yang dingin. Hingga darah segar mengucur dari dahi Falesya. Lalu dengan angkuh Clarie meninggalkan Falesya di gudang belakang sekolah.

"ayah.. kenapa aku terlahir sebagai manusia biasa jika hanya menjadi aib keluarga?" gumam Falesya sambil menangisi nasibnya. Dia merindukan ayahnya.

Falesya bangkit lalu berjalan keluar dari gudang dengan menutupi kepalanya dengan hoodie jacket yang selalu di pakainya. Falesya berjalan dengan raut wajah dingin, tak mempedulikan para siswa maupun siswi yang tengah berbisik menatapnya remeh.

"Falesya?" langkah falesya terhenti saat ada sepasang kaki menghalangi jalanya.

"Delvin?"

"lagi? Kamu di kasari lagi sama Clarie?" tanya Delvin lembut.

Falesya hanya tersenyum tipis sambil menggeleng pelan. Dia tau Delvin bisa mencium bau darahnya.

"ikut denganku, kita obati lukamu itu. oke?"

"tidak perlu Del, aku akan mengobatinya sendiri. Kamu kembalilah ke kelas."

Delvin menggeleng tidak setuju. "aku ingin membantumu, ayolah.."

"tidak perlu, jika kau mau membantuku maka kembalilah ke kelas lalu laporkan pada bu Fanesa jika aku sedang berada di UKS. Izinkan aku."

"aku akan menyuruh Nea untuk mengizinkanmu. Kita ke UKS sekarang."

Faley hanya menghela nafas, mengangguk pasrah lalu berjalan mendahului Delvin yang ada di belakangnya.

"kamu tau aku menyukaimu Faley.." gumam Delvin, setelah berhasil menyamakan langkahnya dengan Faley. Faley mendengarnya hanya menoleh sekilas sambil tersenyum tipis.

Keduanya secara otomatis menjadi pusat perhatian. Pasalnya seorang Delvin adalah pangeran sekolah dengan pesona yang tak dapat di ragukan lagi. Delvin di ramalkan akan menjadi pasangan seorang Clarie mendapati Clarie juga menyukai Delvin.

"lihatlah gadis tak tau malu itu. sok jual mahal padahal paling dia yang paling semangat melemparkan tubuhnya pada Delvin."

"dasar tak punya malu, apa urat malu nya sudah putus sampai dia mau bersaing dengan Claire?"

The DemonWhere stories live. Discover now