Dibawah Cahaya Bintang

28 1 0
                                    

Aku menghabiskan seharian dengan berjalan-jalan keliling kota, mencoba mengenalnya lebih dekat, meskipun Daniel berkata bahwa peri itu kecil, aku tak sepenuhnya setuju, aku menjelajahi lorong-lorong yang sempit dan pojok-pojok yang tersembunyi, menyaksikan apa yang dilakukan oleh para peri dan elf, mengunjungi kios dan toko dipasar, aku juga mampir ke tempat penginapan saat aku dan fiyya makan tadi, saat hari mulai gelap, aku bergegas kembali ke kota.

Aku benar-benar menikmati berjalan-jalan di kota, tapi aku yakin semua akan jauh lebih menyenangkan jika ada fiyya dan daniel bersamaku, akupun duduk.

" Oh- pikiranku benar-benar kosong ! Tak ada yang terpikir sama sekali ! Cindy menyuruhku berlatih menulis huruf-huruf aneh ini ! "
Ujarku.

Karena sibuk menulis aku tidak menyadari satu jam telah berlalu, tiba-tiba, aku mendengar suara ketukan dijendela, aku mengambil tempat lilin untuk berjaga-jaga, lalu aku mendekati jendela dan membukanya.

" Hei "
Ucap Daniel mengangetkan ku.

Aku tak memiliki waktu untuk melihat siapa itu, karena terkejut aku mengayunkan tempat lilin tadi kearah daniel, daniel berhasil menghindarinya di detik-detik terakhir.

" Hei ini aku, jadi inikah caramu menyambutku ? "
Ujar daniel.

" Oh daniel, ternyata kamu, aku tidak sengaja melakukannya ! Kamu menakutkan ku "
Ujarku.

" Maaf, aku hanya ingin membuatmu terkejut, dasar pelankan suaramu, seseorang mungkin saja mendengar kita, ayo pergi malam ini luar biasa ! Kita akan mengobrol nanti "
Ujar daniel.

Daniel mendekatiku dan memegang tanganku.

" Tunggu, hei tunggu ! Kemana kita akan pergi ? "
Ujarku.

" Aku akan mengajakmu melihat balkon istana malam ini, ayo pergi "
Ujar daniel.

Daniel mengajakku melompati jendela tempatnya datang beberapa menit sebelumnya.

" Daniel kenapa kita tidak lewat pintu depan saja ? "
Ujarku.

" Karena seorang penjaga mungkin melihat kita dan kurasa mereka tidak akan senang melihat kita berduaan "
Ujar daniel.

Aku berhenti, berpikir sebentar, aku ragu aku ingin ikut bersama daniel atau tetap tinggal di kamarku, aku tidak ingin menyebabkan masalah apapun.

" Kurasa aku lebih baik dikamar, aku tidak ingin menyebabkan masalah untukmu atau diriku sendiri "
Ujarku.

" Oh ayolah, percayalah semuanya akan baik-baik saja "
Ujar daniel.

" Tapi......kamu akan menyebabkan masalah untuk kita ! "
Ujarku.

" Percayalah padaku, ayolah...... "
Ujar daniel berusaha merayuku.

" Baiklah..........tapi kalau....... "
Ujarku belum sempat menyudahi perkataan ku saat Daniel menyelanya.

" Sstttt.......ayo...... "
Ujar daniel.

Aku mengulurkan tanganku pada daniel dengan ragu.

" Itu dia manisku "
Ujar daniel.

Daniel membantuku melompati jendela, dan kami perlahan-lahan menuruni tanaman rambat yang tumbuh di salah satu sisi istana, setelah sampai di tanah dengan selamat, kami mengendap-endap didekat penjaga yang bersiaga di depan.

" Fiuh, akhirnya kita sampai juga "
Ujarku.

" Ternyata para penjaga ratu tidak terlalu hebat "
Ujar daniel.

Kami tertawa, aku menyadari bahwa kami masih berpegangan tangan, sehingga aku langsung menarik tanganku, daniel tidak terlalu senang melihatnya, tapi dia memutuskan untuk berpura-pura seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Fantasy Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang