Bagian Satu

1.4K 245 25
                                    

"Mulai sekarang kau akan tinggal bersamaku."

Jaehyun acuh, tangannya masih mengepal berusaha melepaskan ikatan sesak di kedua tangan. Hingga akhirnya kehadiran orang lain muncul di antara dirinya dan Taeyong, sedikit mengejutkan Jaehyun karena dia mengenali orang ini adalah salah satu dari kaumnya.

Seorang vampir lain.

"Halo," sapa si vampir lain. "Namaku Johnny. Aku dokter yang merawat lukamu kemarin." Ujarnya mengenalkan diri.

Alis Jaehyun bertemu terheran. Dokter dan vampir seharusnya bukan dua kata yang asing bagi Jaehyun. Namun menjadi asing apabila digabungkan menjadi kalimat perkenalan seperti yang baru saja dilakukan oleh Johnny. Setahu Jaehyun, beberapa vampir bahkan buta huruf. Lalu bagaimana ceritanya Johnny bisa memiliki pendidikan tinggi? Terlebih seorang dokter. Hal yang sama sekali berada di luar imajinasi Jaehyun.

"Aku yakin kau memiliki banyak pertanyaan, tapi mari kita simpan dulu karena aku butuh melihat lukamu." Seakan mengerti pikiran Jaehyun, Johnny menepis itu dengan mengalihkannya dengan hal lain. Ia membungkuk sejenak ke Taeyong yang hanya menganggukkan kepala dan memberikan isyarat dengan dagu agar Johnny melakukan apa yang dirasa perlu.

Rantai kanan tangan Jaehyun dibuka oleh Johnny, lalu didudukkannya Jaehyun dengan baju yang ia sikap. Johnny lantas membuka pembalut luka Jaehyun dan melihat sampai seberapa jauh luka Jaehyun membaik. Setelah dirasa cukup, Johnny kembali merawat luka Jaehyun dengan peralatan medis yang sudah siap di meja dan memberikannya pembalut luka baru.

Selama Johnny merawat lukanya, beberapa kali pandangan mata Jaehyun bertemu dengan Taeyong yang hanya diam mengawasi tanpa sepatah kata. Ekspresi wajah Taeyong yang datar membuat Jaehyun tidak bisa mengartikan maksud dan tujuan Taeyong melakukan hal ini. Jaehyun belum bisa menyimpulkan di sisi mana Taeyong berada, namun jika melihat bagaimana Johnny memperlakukan Taeyong, kemungkinan besar Taeyong berada di sisi mereka yang menganggap vampir memiliki kedudukan setara.

"Bagaimana dia?" Taeyong akhirnya membuka suara sesaat setelah Johnny selesai merawat luka Jaehyun dan kembali mengikat tangan kanannya dengan rantai.

"Bagus," Johnny mengatakannya dengan senyum. "Malah terlihat begitu bagus. Memang betul jika vampir memiliki kemampuan untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak lebih cepat dari pada manusia lainnya."

Taeyong menghela napas. "Pasti menyenangkan sekali menjadi kalian. Imun terhadap segala jenis penyakit namun memiliki daya penyembuhan lebih cepat." Sekali lagi Taeyong menghela napas sebelum kemudian keluar dari ruangan. Meninggalkan Johnny dan Jaehyun yang hanya mengamati punggungnya yang perlahan hilang dibalik pintu.

Jaehyun baru akan membuka mulut saat Johnny mendahuluinya berbicara. "Aku akan menjelaskan semuanya nanti karena saat ini aku harus ke suatu tempat." Ujarnya, lalu membuka lemari es kecil yang berada di samping tempat tidur yang dipakai Jaehyun.

"Untukmu," Johnny memberikan Jaehyun satu kantong darah yang sudah dia berikan sedotan untuk mempermudah Jaehyun yang tangannya terikat. "Habiskan. Itu akan membuatmu sembuh lebih cepat." Ujarnya sekali lagi sebelum turut keluar dari ruangan dan meninggalkan Jaehyun yang kini disibukkan dengan pikirannya sendiri.

***

Diam dan memandang keluar dari balik kaca bangunan pencakar langit telah menjadi bagian hidup dari Taeyong. Ia suka melihat bangunan-bangunan kota dan hiruk pikuk kendaraan yang barlalu-lalang di bawah. Menjernihkan pikiran, menurutnya.

Dan saat ini tampaknya ia akan mengawasi hiruk pikuk kota lebih lama dari biasa karena pikirannya begitu berkabut. Semuanya karena vampir yang dia temukan kemarin dan sekarang seolah menjadi tawanannya. Taeyong belum bisa menilai apakah keputusannya untuk menyelematkan si vampir akan menghasilkan hal yang positif atau tidak. Semua masih abu-abu.

Clair de LuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang