Seoul, 18 Oktober 2022
Di tengah hingar dan bingar nya dunia malam, di suatu rumah yang bahkan bisa disebut istana itu karena ukurannya yang sangat luas sekali. Terlihat seorang anak laki-laki dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya itu tersenyum sumringah karena kemenangannya hari ini dan membawa satu buah piala di tangan kanannya memasuki rumah besar nya itu.
Dialah Jungkook. Si Pintar dari yang paling pintar. Si Rajin dari yang paling rajin.
Jarang sekali ada seseorang sepertinya di jaman serba teknologi seperti ini yang masih mengedepankan pendidikan. Apalagi Jungkook berjenis kelamin laki-laki. Good Boy idaman semua wanita.
Jungkook merupakan murid kelas dua belas semester akhir di sekolah menengah atas favorit untuk para orang kelas atas. Ya. Keluarga Jungkook orang berkecukupan. Bahkan sangat berkecukupan.
"Mah! Pah! Lihat yang aku bawa."
Senyuman nya meluntur. Suasana rumahnya sepi dan sunyi. Sama sekali tidak ada tanda kehidupan seakan-akan kalian berada di hutan terdalam.
Jungkook berjalan. Meletakkan tas nya di sofa lalu langsung pergi ke lantai atas rumahnya dengan bangga membawa piala kemenangannya.
"Mah? Pah?"
Pintu kamar orangtuanya terbuka sedikit. Jungkook mengintip. Tubuhnya langsung menegang. Piala nya terjatuh mengenai salah satu kakinya. Tapi, Jungkook tidak menghiraukannya. Yang sekarang pemuda itu hiraukan adalah, pemandangan di depan matanya saat ini.
"Mamah?"
Dari balik pintu, sorot mata Jungkook mengartikan perasaan kecewa nya kepada orang yang telah melahirkannya ke dunia itu.
Sang Mamah--Jeon Yoohwa--menyambar cepat selimut lalu melilitnya ke tubuhnya. Berjalan menemui Jungkook.
"Ngapain kamu disini hah?!"
Jungkook tak mendengar pertanyaan itu dari mulut Yoohwa. Dia terus memperhatikan siapa laki-laki yang bersama dengan Yoohwa. Ibu nya.
"Jungkook!"
"Siapa dia Mah? Kenapa kalian ada di kamar? Papah tahu ini?"
"Dia pacar saya." Yoohwa menjawab tak acuh.
Deg!
Apa yang di dengar Jungkook barusan itu adalah kata-kata dari Mamahnya? Kenapa dia berbicara formal seakan mereka orang asing pada dirinya?
"Mamah selingkuh dari Papah?"
"Kenapa memangnya? Apa saya tidak boleh selingkuh juga?!"
"Apa maksud Mamah? Papah juga selingkuh?"
"Jeon Star Club. Kamu bisa cari tahu di sana."
Ketika Yoohwa ingin menutup pintu kamarnya, Jungkook terlebih dulu memegang lengannya. Yoohwa lantas langsung melepasnya hingga Jungkook terhuyung ke belakang.
"Tangan kamu itu terlalu kotor untuk menyentuh saya. Kamu itu bukan anak saya. Kamu itu adalah sebuah kesalahan yang pernah saya buat Jungkook! Saya dan Jungshin tidak pernah menginginkan kamu lahir ke dunia! Bahkan, kami benci melihat wajahmu yang mengingatkan kami berdua pada malam itu. Pada malam dimana kami membuatmu!"
"Kalau kalian berdua tidak ingin aku lahir ke dunia, kenapa kalian menikah?! Bersatu?! Kenapa dulu kalian tidak bunuh aku!"
"KARENA KAMI BERDUA TERIKAT KONTRAK YANG DIBUAT OLEH ORANG YANG KAU SEBUT KAKEK ITU JUNGKOOK! KALAU SAJA TIDAK ADA PERNYATAAN UNTUK MEMBESARKAN MU SAMPAI SAAT INI, SAYA DAN PAPAH MU ITU PASTI SUDAH LAMA MEMBUNUH KAMU JUNGKOOK!"
KAMU SEDANG MEMBACA
A-Life - Jeon Jungkook
Short StoryJika Tuhan yang mengatur sebuah kehidupan, bagaimana dengan Jungkook yang hidup dalam sebuah perjanjian?