#MUBM Bag. 5
Aargh! sakit yang tak bisa ku kendalikan. Rasa ingin berteriak sekuat tenaga, tapi entah kenapa nafasku tersendat begitu sesak.
Hewan melata hitam pekat sebesar lengan orang dewasa keluar dari kemaluan ku, sementara Ibu Marfuah hanya diam menyaksikan aku yang tengah sekarat.
"Ya Allah, ya Allah... apa ini?" Aku menggumam sendiri, peluh ku bercucuran.
Ular itu kemudian berjalan kearah Ibu Marfuah dan menghilang begitu saja seperti menyatu dengan raga Ibu Marfuah, aku yang menyaksikan kejadian itu tak bisa berbuat apapun, keadaanku yang sekarat, tenaga ku habis sudah, aku terkapar lemas diatas lantai ruah tengah.
Ibu Marfuah sama sekali tak menghiraukan ku, wajahnya menyeringai menyeramkan sekali. Aku tak pernah melihat beliau semenyeram kan itu sebelumnya.
Dia pergi tanpa berpamitan, melewati ruang tamu meninggalkan aku yang terkulai lemah diatas lantai.
"Sayang, bangun. kenapa tidur dilantai?"
Samar-samar suara seseorang membangunkan ku, tubuhku dibopong keatas sofa. Aku mencoba membuka mataku perlahan dan melihat Mas Anton merapikan daster ku.
"Mas?!" Aku spontan memeluk Mas Anton, airmata menyembul dari sudut mataku.
Ternyata aku bermimpi, mimpi yang terlihat nyata bagiku. Tapi mustahil jika Ibu Marfuah kesini, toh beliau belum tau tempat kontrakan ini.
Mas Anton mendekap tubuhku, jantungku berdegup kencang antara takut dan lega karna kedatangan Mas Anton.
Ku rasakan deru nafasnya, bau keringat dirubuhnya. Tapi Aku lega Mas Anton kembali di tengah ketakutan ku.
Mas Anton meraba perutku yang terlihat aneh, aku pun meneliti perutku seketika
"Sayang, perut mu udah nggak buncit lagi? Sejak kapan?" Mas Anton memberondong pertanyaan
"In-ini ak-ku nggak tau, Mas" jawab ku bingung, aku menggeleng dan tersenyum bangga, ada perasaan bahagia yang ku rasakan
"Sayang... ini liat" pinta Mas Anton girang sembari mengelus berulang kali perutku yang kini kempis.
Benarkah aku mimpi? Mimpi yang aneh jika hal itu benar mimpi. Ragaku benar-benar mengalami semua kejadian demi kejadian dalam mimpi yang ku alami. Jika nyata? Itu tak mungkin juga, mengingat Ibu Marfuah belum tau kontrakan ku. Biarlah, aku belum ingin menceritakan apapun pada Mas Anton.
Perutku yang telah kempis, setidaknya sudah tak membebani aktifitas ku dan itu artinya aku tak akan mengalami sakit yang melilit lagi.
Ular itu... Ular yang keluar dari kemaluan ku? Benarkan itu jin yang dimiliki Ibu Marfuah?
"Sayang, pindah ke kamar gih. Mas mau mandi dulu" pinta Mas Anton, mengagetkan lamunanku
"Eh, iya Mas"
Aku melangkah ke kamar, dan berbaring diatas tempat tidur ku. Ku lihat Mas Anton selesai mandi dan langsung berbaring di sebelah ku, mengelus kembali perutku.
"Ini beneran udah kempis...?" Tanya Mas Anton
"Iya Mas, mudah-mudahan sih nggak kumat lagi" harap ku.
Sesaat kemudian kantuk mulai menyerang, ku lirik Mas Anton sudah terlelap.
***
Mas Anton berpamitan untuk berangkat kerja, aku mengiringi keberangkatannya diteras rumah.
Saat Mas Anton mulai menjauh, aku bergegas melangkah ke rumah Ibu dengan maksud menceritakan kejadian yang ku alami semalam.
Tap tap tap, aku memacu langkah cepat dan masuk kerumah Ibu tanpa salam. Harum bumbu dapur menyeruak disekitar ruangan, aku langsung menuju dapur menyambangi Ibu.
Melihat kedatangan ku Ibu melongo dan kaget, beliau segera melepas alat menumis yang tengah digenggamnya dan mematikan kompor.
"Loh, Sin. Kamu... kamu, perut mu udah..." ibu heran meneliti tubuhku
"Iya, bu. Tapi Sinta penasaran"
"Penasaran gimana? Yang jelas kamu harus bersyukur kamu udah sembuh" tukas ibu
Aku menarik tangan Ibu dan mengajak duduk di kursi
"Bu, semalam Ibu Marfuah ke rumah" aku menunduk
"Lha kenapa? Lagian kamu tinggal di kontrakan baru, mertua mu nggak di ajak pas kamu pindahan. Jadi datang, kan? Ibu yang jadi nggak enak" ibu merutuk
"Bukan bu... bukan itu maksudku"
"Halaa... terus, apa?" Ibu penasaran
"Mungkin yang dibilang Kyai Hasan tentang Ibu Marfuah itu benar, Bu. Ibu Marfuah punya pesugihan ular, semalam perutku masih buncit. Tapi setelah Ibu Marfuah datang dan meremas perutku, seekor Ular sebesar lengan orang dewasa keluar dari kemalauan ku, bu" aku terisak
"Udah... yang penting kita sudah tau, Sin. Tentang Ibu mertua mu. Beruntung kita gak dijadikan tumbal, kamu tau tukang becak yang dulu pernah ibu kasih gulai kambing yang diberi mertua mu?" Ibu mengelus punda ku, mencoba menenangkan ku
"He,em" aku mengangguk
"Dia meninggal, Sin" ibu menatapku penuh Iba
"Meninggal gimana, Bu?" Aku penasaran
"Ibu nggak tau pasti, tapi menurut penuturan tetangganya. Tukang becak itu meninggal saat tidur, semua badannya membiru" tutur Ibu
"Apa ini ada hubungannya dengan Ibu Marfuah?" Tanya ku
"Ibu tidak begitu yakin, tapi mengingat dia yang selama ini menerima semua yang diberikan oleh Ibu Marfuah, tidak menutup kemungkinan, bisa jadi Ibu Marfuah menginginkan keluarga kita, tapi karna sedikitpun kita tak menerima, jadi tumbal itu beralih kepada si penerima, Sin"
Ibu beranjak dari duduknya dan kembali menyalakan kompor untuk lanjut memasak, aku tak habis pikir dengan semua yang terjadi padaku. Tapi jikapun itu benar, setidaknya aku bisa belajar dari semua yang kualami.
Jin, setan, alam goib, itu ada. Apa lagi ini menyangkut rumahtangga ku, Mas Anton adalah anak Ibu Marfuah, bagaimanapun Ibu Marfuah, Mas Anton tetaplah Anaknya dan aku mencintainya, semua yang kualami sudah berakhir dengan keluarnya makhluk itu dari tubuhku. Biarlah Mas Anton tak perlu tau tentang semuanya, harapan kedepan untukku dan Mas Anton semoga tak ada lagi hal seperti yang telah ku alami.
#Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Ular Berkepala Manusia
Terrormanusia tak bisa memungkiri adanya hal-hal gaib disekitar kehidupan, disini aku akan membagikan sedikit kisah nyata tentang kejadian yang benar-benar pernah terjadi di kehidupan nyata. simak kisahnya berikut ini...