Dan, di sana gue liat Sam.
Gue dan teman ku langsung cus masuk sesudah lihat Sam ada di kerumunan SMA dan udah duduk manis (tanpa gue😭, awas lu Sam.!) bareng temannya yang gak gue tau namanya. Berhubung kursi udah pada habis, ludes semua di pakai. Gue dan ke tiga teman gue tadi ya hanya bisa berdiri di belakang.
Gue liatin aja dia dari belakang, dan temen gue yang bernama Enzel langsung ngomong ke gue."Itu Sam, Ris. Lu coba aja ngomong dulu, dia baik kok anaknya." Kata Enzel. Yang cuma gue balas senyum lebar aja.
Eh, tiba-tiba siEnzel bin berani ngedeketin Sam. Gue gak tau dia ngomongin apa ke Sam. Soalnya Sam cuma ngangguk aja. Trus, Enzel balik lagi ke belakang bareng sama gue. Gue diam'in aja, soalnya gue gak sosok orang yang kepo sama urusan orang. 5 menit kemudian, Sam tiba-tiba lihat ke belakang. Dan, tepat di belakang dia itu gue. Gue diam aja liatin dia, gue gak berani duluan nyapa dia duluan.
"Eh, ternyata kamunya Ris?" Ucapnya. Tapi hanya ku balas dengan senyum lebar dan cukup manislah.
"Kamu gak dapat kursi ya? Yaudah, nih kursi aku." Tambahnya.
"Trus, kamu pakai apa?" Balas ku merasa enggan.
"Gampang, aku bisa ngambil lagi." Katanya menimpali. "Kasi aja kursi nya sama mereka. Kita ngambil lagi dari kelas belakang. " kata Sam, kepada temannya yang tadi duduk di sebelahnya. Yah, maklum mereka kan sekelas.
Sam dan temannya itu pun mempersilahkan kami duduk di kursinya. Tapi, karna kursinya cuma dua. Aku pun harus berbagi tempat duduk dengan Enzel. Kursi yang satunya lagi aku kasi sama Natasya dan temannya itu. Lima menit kemudian, gue ngerasa ada yang nepuk bahu gue lembut. Trus gue langsung lihat ke belakang. Ternyata, Sam (Mu LoveLove sampai meja jadi kursi)."Kok kalian jadi bagi kursi? Kursi yang aku kasi tau mana? Tanya nya bingung.
"Oh, kursinya yang satu lagi aku kasi ke kawan ku ini. Gak apa-apa kan?" Tanya ku sambil menggigit bibir ku takut dia tersinggung.
Dia pun tersenyum manis (bangett).
"Yah gak apa-apa lah. Kamu gak kesempitan? Ini ambil aja nih kursi aku. Gak apa-apa kok, nanti aku ngambi lagi." Katanya perhatian."Hem, gak usah. Ini aja cukup kok, yaudah kamu duduk aja." Jawab ku gugup (jantung gue lagi lari Maraton. Karna deg deg 'an dekat dia). Dia pun membalas ku dengan senyuman yang makin manis (menurut gue. Ah, jadi baperan gue ngetiknya.)
Selama proses acara latihan natalan di mulai, gue gak bisa tenang. Di tambah lagi, gue tadi belum bilang terima kasih sama dia. "Bodoh banget sih gue..!" Rutukan ku selama acara latihan Natal di mulai. Dan, selama proses latihan berjalan, gue gak pernah lupa sekali-sekali buat ngelirik Sam. Dan, kadang gak sengaja mata gue bertatapan langsung sama mata Sam. Dan, kalau udah ketahuan gue langsung nunduk malu atau langsung ngebuang wajah gue ke sembarang arah yang penting gak ngeliatin wajah gue yang perlahan memerah karna salting (salah tingkah) pas ngeliatin dia.
Dan, tibalah saatnya latihan buat gue maju ke kelompok SMK untuk Koor (nyanyi gabungan). Sebelum gue maju ke depan, gue sempatin sebentar buat ngeliat Sam dan senyum kikuk sama dia. Dia pun ngebalas senyuman gue dengan tipis yang menggoda iman para iblis (becanda Sam.)
Koor SMK pun di mulai, dan selesai. Hasilnya sangat berantakan, memalukan. Memang kesalahan bukan cuma sama aku sih. Tapi tetap aja malu. Karna koor nya berantakan, banyak yang komen, nyeritain. Karna gue tersulut emosi, gue agak ngebentak orang yang ada sekitar gue."Bisa diam gak sih! Harusnya kalian itu tertunduk malu, bukannya buat ribut seolah-olah urat malu kalian itu putus.!!" Cerocos ku kasar pada mereka.
Dan, alhasil mereka banyak yang diam. Kemungkinan mereka agak sedikit sadar, mereka kembali ke tmpat duduk mereka masing-masing dengan suara yang pelan. Begitu juga dengan aku yang kembali ke tempat duduk ku dengan perasaan marah, malu, kesal, dan tak lupa mata ku mulai berkaca-kaca ingin menangis karna malu.
Setelah aku duduk di kursi ku, teman ku Enzel langsung mengelus punggung ku dan bahu ku dengan lembut.
"Udahlah Ris, itu kan bukan kesalahan kamu aja. Kan, kalian ramai. Jadi kenapa kamu harus nangis?" Katanya mencoba menenangkan aku yang udah hampir menjatuhkan air mata.
"Tapi Zel, tetap aja. Aku udah terlanjur malu, lu kan tau. Jarak dari belakang ke depan sana bukan cuma sejengkal. Gue malu tadi liatin orang." Balas ku.
Melihat ku seperti itu, Enzel hanya bisa diam. Dia tidak mau terus membuat ku terpuruk (Sepele sih, tapi menurut Risa, itu fatal). Ku letakkan kepala ku di sandaran kursi yang berada di depan ku. Lalu, aku melirik ke arah kanan belakang. Dan, ku lihat Sam melihat ku dan memberi ku isyarat dengan bahasa tubuhnya.
Dia menatap ku tajam, lalu menggelengkan kepalanya, dan dia pun kembali melontarkan senyum manisnya. Mengisyaratkan agar aku tidak menangis. Tapi, aku tidak bisa lagi menahan air mata ku yang sudah menggenang daritadi. Air mata ku akhirnya menetes dan di lihat olehnya. Dia pun menggelengkan kepalanya lagi dan langsung tersenyum sambil menggesekkan jari jempolnya yang masih di kepal pada pipinya seperti menghapus air mata, dan itu mengisyaratkan agar aku menghapus air mata ku.
Aku pun tersenyum tipis dan menghapus air mata ku. Aku gak mau mengecewakan dia, karna telah berusaha membuat ku lebih tenang dari sebelumnya. Aku pun memeluk Enzel yang membuat Enzel bingung. Tapi, dia tetap senyum karna tak mau membuat mood ku hancur. Sungguh teman gue yang paling baik deh.
Dan, selanjutnya koor (nyanyi gabungan) SMA. Itu adalah kelompok Sam Pxandersvano Nainggolan. Sebelum dia maju ke depan, sekilas kami bersamaan. Dia pun berlalu, dan melenggang merapatkan dirinya ke kelompok nya. Setelah selesai, tak lupa lirikannya selalu setia.
**Skip--> Selesai latihan nantal
"Bagi anak kami Koor SMK, kami harapkan tidak beranjak dan tetap tinggal di gedung aula untuk kembali latihan Koor. Khusus untuk anak kami SMK. Atas perhatiannya, kami untuk ucapkan terima kasih. Bagi anak kami yang SMP dan SMA, sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing. Syaloom" Suara pengumuman di dalam aula.
Kemudian, Sam menatap ku datar. Dan, tiba-tiba dia di kejutkan oleh teman nya yang bernama Carrel. Tanpa dosa, dan tanpa merasa bersalah dia ngeliat mata Sam yang sedang melihat ke arah ku. Dengan santainya, tanpa beban hidup dia berkata, eh lebih tepatnya bertanya, eh bukan bukan. Lebih tepatnya lagi, berargumen Seenak jidatnya.
"Ada gebetan baru ya Lang (Lang maksudnya itu" Tulang=Panggilan akrab yang di buat Carrel untuk Sam)? " argumen Carrel sambil merangkul bahu Sam. Tanda persahabatan.
Sam, hanya tersenyum menjawab argumen Carrel sambil tetap setia melihat ke arah ku yang sudah mulai menunduk karena malu.
Lalu Carrel melanjutkan argumennya kembali.
"Kalau kayak dia sih Lang, gue juga mau Lang. Tapi harus persis kayak gitu." Tambah Carrel lagi.
"Wah... wah... ternyata kita-kita pada bakalan punya Nantulang (pasangan untuk Tulang) nih." Celetuk teman Sam yang berada di samping Carrell.
"Iya yah. Siap-siap nih kita kesepian, karna bentar lagi, Tulang bakalan lengket terus nih sama Nantulang kita" tambahnya lagi. Dan, membuat teman-temannya yang lain tertawa ringan.
"Wah, Lang. Kita gak bakalan bisa MaBar (Main Bareng) Mobile Legend lagi nih." Kata teman Sam yang berada tepat di samping Sam, pura-pura sedih tapi senyum-senyum gak jelas.
"Hah, berisik lu pada. Yaudah, yuk cabut dari sini. Lagian kita udah di suruh balik daritadi." Kata Sam mengakhiri godaan mereka yang mereka lontarkan ke gue. Karna, daritadi Sam senyum geli ngeliat gue yang makin lama makin menundukkan kepala ku kebawah, dan menutup wajah ku dengan tisue.
Merekapun beranjak dan pergi keluar dari aula, tanpa terlewatkan, Sam tak lupa memberiku senyuman perpisahan yang manis banget, sampai-sampai gue lupa teman gue udah pada maju ke depan.
Somplak kan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Resah dan Kecewa
Teen FictionRisa seorang cewek yang selalu tampil ceria, tapi kalau di kamar sendirian suka melow sampai tumpeh-tumpeh, hehehehhe..... Dia suka dan mencintai seorang cowok yang kenal pun, yah karna alasan terlambat😩😩heh, malu-maluin yaa Cowok yang manis menu...