💖Ketemu II💖

14 1 0
                                    

Holla❤️maaf ya🙏saya baru update.
Lanjut Risa❤️Sam nya.

    "Akhirnya, gue sampai di rumah juga." Gumam Risa dalam hati. Setelah membuka heelsnya, Risa merebahkan badannya di tempat tidur ruang tengahnya. Dia mulai mengecek pesan2 atau chat yang masuk melalui via WA. Dia langsung chattingan dengan sang pangeran berkudanya (lu kira ini zaman kerajaan apa😋)

R: "Sam, kamu dimana?"
S: "Di rumah. Kenapa?"
R: "kamu lagi sibuk gak?"
S: "gak kok. Emang kenapa?"
R: "oh. Ke Gereja yuk Sam? Itupun kalau kamu mau."
S: "emangnya Gereja kamu dimana? Atau rumah kamu aja deh. Kamu kan lagi ngambek sama aku."
R: "Bagus deh kalo kau sadar. Kamu datang aja ke rumah aku. Alamat rumah aku di Jl. *******. Yaudah berangkat gih. Aku tunggu di depan warung Tante aku ya."
S: "oke. Tungguin aku di depan ya.."

****Chat End****

    "Akhirnya, lu sampek juga. Loh, kok kau masih pakai baju natal sekolah tadi Sam? Katanya kau mau nemenin aku ke Gereja.!" Tanya ku. "Kamu ngajak aku ke Gereja kamu? Maaf, aku gak bisa. Soalnya, keponakan aku juga hari ini bakalan natalan anak2 di Gereja. Maaf ya Saa??" Mohon Sam. "Oh, yaudah. Gpp." Jawab ku sambil memainkan hp ku dan sesekali meliriknya. "Kamu masih marah sama aku Sa? Tadinya emang aku gak ada di Gereja itu Sa. Tapi, karna kamu bilang kamu gak bakal semangat, jadi aku paksain buat kesana." Jawabnya, sambil menatap ku intens. "Oh." Balas ku singkat, tanpa melihatnya.

     "Sa, kamu kalau ada orang lagi ngomong sama kamu, kamu itu lihat orangnya. Jangan cuma ngeliat hp kamu. Kalau kamu gak suka aku ada di sini, mendingan aku pulang aja. Yaudah, aku pulang dulu ya." Katanya muram. "Maafin aku ya Sam. IyaIya, aku gak bakal main hp lagi kalo lagi ngomong. Maafin aku.?" Kata ku dengan memasang puppy eyes dan dengan wajah sok di kasihani. "Iya, tapi lain kali jangan di ulangin. Kalau ada lawan bicara kamu, kamu lihat orangnya." Jawabnya tegas tapi lembut. "Dig, iyaiya. Nih aku bakalan liatin kamu terus!" Jawab ku melenggos. "Yaudah gih, kamu pulang aja. Kan kamu gak bisa nemenin aku ke Gereja." Timpal ku. "Iya, maaf ya Sa? Aku bakal nemenin kamu lain kali. Yaudah, kamu mandi gih terus kamu dandan yang cantik. Kan mau ke Gereja, mau natalan. Biar aku anterin kamu ke Gereja." Kata Sam tulus sambil mengacak-acak rambut ku.
     "Ih, Sam. Apa'an sih, rambut aku kan jadi berantakan. (Uhukk, padahal seneng tuh si Risa!) Gak usah Sam. Kamu gak usah nganterin aku, aku bisa kok pergi sendiri. Kamu kan tau aku bukan cewek manja, apa2 harus ngerepotin orang lain. Lagian Gereja nya juga dekat kok. Nanti aku bisa pesan ojek online buat nganterin aku." Jawab tulus sambil mengelus lengan Sam dengan lembut. "Aku gak merasa kamu repotin kok Sa. Yaudah, kamu mandi gih. Aku tungguin kok. Sekalian kan, karna aku gak bisa nemenin kamu, anggap aja kalau aku anterin kamu, kamu bisa ngerasain kalau aku udah nemenin kamu dan udah Gereja bareng kamu." Jawabnya tak kalah dan membuat ku mengukir senyum di bibir ku.

    "Gak usah Sam. Dengan kamu udah datang nemuin aku, itu udah cukup buat aku senang kok. Makasih ya Sam. Lagian ini udah sore, aku gak mau kamu kenapa2 nanti di jalan. Rumah kamu juga lumayan jauh dari rumah aku. Bukannya aku gak mau, tapi lain kali aja ya. Aku janji, bakalan Gereja bareng kamu lain waktu. Janji." Jawab ku meyakinkan Sam. "Yaudah deh Sa. Kalau kamu bilang gitu. Tapi janji ya, bakalan Gereja bareng aku. Aku tagih janji kamu." Kata Sam sambil mengelus kepala ku sayang seakan-akan gue kapas yang gak dia pengen terbang. "Iya, gue janji. Kamu hati-hati di jalan. Makasih udah datang buat ngebujukin aku." Jawab ku dengan senyum yang belum pudar. "Iya. Aku pulang dulu ya. Dah, syaloom." Jawab Sam. "Dahhh... Sam, hati-hati yaa." Balas ku.

    Aku masih berdiri sambil tetap melihat Sam dengan motornya yang semakin melaju menjauh dari pekarangan rumah ku. Sampai Sam tak kelihatan lagi di balik tikungan masjid, senyum ku semakin menjadi-jadi. Aku berlari ke dalam rumah sambil berteriak bahagia. Sampai-sampai kakak gue datang tergopoh-gopoh dari dapur karna mendengar gue teriak kenceng banget. "Kamu kenapa?" Kata kakak ku dengan wajah paniknya. Bukannya, menjawab pertanyaannya. Aku malah melompat, dan memegang tangannya, dan meloncat-loncat (kayak kutu monyet aja lu Sa, loncat-loncat) dan tertawa bahagia.

    Kakak gue makin bingung. "Sa? Kamu sehat kan? Jangan buat gue takut sama tingakah aneh kamu ini!" Ucapnya. Tapi, gue gak menggubris ucapan kakak gue. Malah, gue lepasin tangannya dan berlari-lari kecil sambil sesekali melompat kecil menuju kamar dan gue menghiraukan teriakan kakak gue, yang melengking sambil ngatain gue gak waras. (Untung gue lagi bahagia, kalau gak lagi bahagia, udah gue terbangin lu kak ke angkasa laut bumi. Emang Ada yaa?? Au ah, intinya gue bahagia.) **

❤️Thanks pembaca😘
Jangan lupa vote atau comment yaa❤️
Di tunggu chapter selanjutnya, simpan cerita saya di perpustakaan kalian ya.
Salam Cinta❤️❤️
Sam Pxandersvano Nainggolan ❤️ Risa Riris Sinaga

Resah dan Kecewa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang