💖Ketemuan💖

16 4 0
                                    

    Hari ini, hari yang menyebalkan, sedih, senang, kecewa, ah semua deh (tau ah, perasaan gue Nano nano). Ini adalah hari sekolah kami melakukan Perayaan Natal Sekolah. Aku dengan pakaian baju panjang berwarna putih dengan rok hitam panjang berwarna hitam (karna emang udah peraturan warna pakaiannya), tak lupa dengan polesan make up yang terkesan natural dan rambut di sanggul simpel. Aku melangkah kan kaki ku masuk ke dalam rumah yang kudus (bagi kami yang beragama Kristen) yaitu Gereja.

    Aku duduk di bangku yang menurut pembagian suara. Jam menunjukkan hampir jam 10. Setelah aku meletakkan tas kecil ku, aku langsung celingak celinguk ngeliat ke arah kanan dan kiri. Tapi, nihil. Aku tak melihat dia dimana pun(hayo, dia itu siapa?) meskipun aku sudah menerawang (Elleh, lebay) setiap inci ruangan Gereja. Tepat pukul 10, lonceng yang ada di Gereja pun di bunyikan, dan mengeluarkan dentang yang untuk memulai kesunyian, dan mrngisyaratkan ibadah akan di mulai.

    Acara demi acara, aku lewati dan masih berfikir positif bahwa dia mungkin terlambat dan pasti akan datang. Tapi, kegelisahan ku memuncak pada acara yang ke 8. Ini sudah terlalu lama jika seseorang terlambat. Akupun tidak sabar dan langsung menyambar hp, dan mengirimkan pesan pada nya melalui WA (WhatsApp).

R: "Kau lagi dimana?"
S: "Lagi di rumah. Maaf ya, aku gak bisa datang😓"
R: "Ih, kok gitu? Kan kau udah janji sama ku, bakalan datang😭" (sebegitu ngarep Si Risa😆)
S: "Iya sih. Tapi aku lagi ada masalah di rumah. Gak apa2 kan kalau aku gak datang?"
R: "Ih, kenapa gitu? Ya, gak semangat mah gue. Yaudah lah😓☺️ (☺️Sok kuat, sok senyum😆padahal nyesek banget tuh😆😆puas gue Risa liat loh galau)
S: "Yah, emot😓 nya kok gitu sih? Jangan gitu, harus semangat lah."
R: "Gak ah. Aku gak apa2 kok. Kalau kamu gak bisa juga datang, aku jadi males."
S: "Ih, kok kau gitu. Semangat ya, doain aku."
R: "gak bisa mah aku semangat. Tapi, yaudahlah. Hem"
                                 ***chat end***

    Setelah dia chat kayak gitu, aku jadi gak semangat buat liatin acara sampai pada khotbah, baru aku fokus mendengarkan, tapi setelah itu selesai. Acara demi acara selesai, dan kami di suruh menuju aula Gereja untuk makan siang bersama. Berhubung kami siswa yang beragama Kristen Protestan sebanyak kurang lebih 1.000 orang, kami pun berbaris untuk melewati pintu keluar. Karna pintu keluar, hanya ada 5. Tiba-tiba hati gue berdegub kencang kayak lagi marathon, emosi gue pengen meledak, marah, kecewa, bahagia, greget (campur aduk deh) setelah mata gue fokus lurus sama seseorang yang berdiri berbaris di samping bangku gue.

    Dia ngelemparin senyum manis (pake banget) ke gue tanpa rasa bersalah. Pengen deh, gue tabok. Karna aku takut gak bisa ngontrol emosi entah emosi apapun yang ada di ulu hati ku. Akupun mengeluarkan jurus mata layas gue dengan tatapan tajam kayak elang dan memasang wajah keterkejutan dengan mimik wajah bodoh. Sontak aku langsung menenggelamkan wajah ku di meja yang merangkap sebagai bangku ku yang sedang aku dudukin sekarang. Aku bertanya pada sepupu ku yang sedang duduk dan cerewet mengajak ku untuk segera berbaris dan keluar. Karna gue geram, gue cubit tangan nya Dan bertanya.

"Apa Sam masih ngeliatin gue, kampret?" Tanya ku pada sepupu ku.

"Iya, dia masih ngeliatin Elu sampai leher dia berputar 180 derajat." Jawabnya jujur sambil mendengus dan mengusap tangannya yang ku cubit tadi.

"Kalau elu gak sabar, lu keluar aja sendiri!" Jawab ku sarkas. Dan masih tetap menenggelamkan wajah.

"Hehehe, gak deh. IyaIya, gue bakal nungguin elu kok Kak." Jawabnya, karna gue kakak'an dia.

"Bagus. Dia, masih ng'liatin gue nggak?" Tanya ku lagi.

"Gak, dia udah di luar kali." Balasnya jengah.

"Oke, ayo Kita keluar. Emang lu mau di sini terus!" Cetus ku.

"Idih, udah di tungguin juga!" Balasnya jengkel.

    Gue, nanggapin dia ketawa kecil. Dan, so pasti dia jengkel karena ku. Tapi itu tak bertahan lama, karna dia menarik lengan ku. Dia berdiri di samping ku, kami pun pergi menuju aula Gereja.

*Skip Aula

    Aku dan sepupu ku itu, makan di meja yang sama. Tapi gue masih aja celingak celinguk nyari'in seseorang yang gue rindukan sekalian pengen gue tabok. Tapi, nihil sampai gue selesai makan bahkan pulang pun gue gak ngeliat dia. Yaudah, kami pun pulang bareng adek gue.

    Kita pulangnya gak langsung ke rumah, berhubung hati gue lagi bad mood, gue ngajak adek gue ke pasar. Di sana gue makan bakso+sate (nih doyan, atau apa sih😆?). Karna kebiasaan gue, kalau lagi bad mood gue bakal makan banyak. Gue gak peduli, mau gendut dan gak ada di kamus gue namanya diet.


   

Resah dan Kecewa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang