chapter six #Flashback 1

25 6 5
                                    

Rafa memasuki rumahnya dengan menenteng jaket serta tas sekolahnya, Ia bergegas menuju kamarnya tetapi terhenti ketika suara bariton papanya terdengar memanggil namanya "Rafa"

Rafa membalikkan badannya seranya menatap papanya " ada apa pa?"

"gimana sekolah kamu tadi, kamu ga buat masalah lagi kan" tanya papanya

"serendah itu Rafa dimata papa. Apa menurut papa Rafa cuma anak brengsek dan pembuat onar" Rafa terkekeh

"Papa cuma nanya Rafa, karna kamu biasanya gabisa ga buat onar barang satu hari aja"

Rafa memutar bola matanya malas "kalo ga ada yang penting yang mau papa bicarain Rafa mau kekamar dulu, Rafa cape mau istirahat"

"yaudah sana kamu istirahat" Tuan Xavie (papa Rafa) kembali menyesap kopinya.

SKIP AT RAFA'S ROOM

Sesampainya dikamar Rafa langsung merebahkan diri kekasurnya setelah melepas sepatunya terlebih dahulu. Rafa memejamkan matanya dan mengingat gadis yang tadi siang ditolongnya yang menurutnya langka, gadis cantik yang dapat merubah ekspresinya selang beberapa detik saja bayangkan pertama mengucap terimakasih padanya tadi Lana terlihat seperti gadis baik hati dan lembut tapi selang beberapa menit ketika Rafa meminta gadis itu untuk menemaninya keliling sekolah nada bicara gadis itu langsung berubah ketus ya walau akhirnya gadis itu mau menemaninya. Benar benar aneh, ketika banyak atau mungkin semua gadis yang ditemuinya memuja ketampanannya tapi Lana seolah tidak perduli malah terkesan cuek.

Rafa lantas bangkit dari tempat tidurnya dan menuju Kearah cermin besar yang ada dikamarnya . Rafa mematut dirinya dicermin dan berucap "Gue masih ganteng kok, ganteng banget malah trus kenapa Lana biasa aja ya liat gue" oke fix dia sudah terlihat seperti perempuan sekarang.

"eh tapi tunggu kok gue jadi mikirin Lana banget ya sampe ngaca-ngaca kaya cewek gini, gue ga pernah gini sebelumnya. Tapi Lana emang cewek yang menarik dan gue tertarik sama dia pokoknya gue harus bisa dapetin Lana karna dia tipe cewek yang gue cari selama ini" Rafa tersenyum miring dan meraih hp nya menghubungi seseorang.

LANA'S HOUSE, LANA'S POV

Astaga ya Tuhan apa yang udah aku perbuat, ga seharusnya aku ngomong gitu sama mama dan ngebuat penyakit mama kumat lagi. Mama bener aku pembawa sial dirumah ini. Aku ngerasa berdosa banget ngomong gitu sama mama, walau gimana pun perlakuan mama sama aku, aku ga boleh ngomong kasar sama mama biar gimana pun dia tetap mamaku, mama yang selama Sembilan bulan mengandung aku, ngerawat aku dengan penuh kasih sayang selama ini walau semuanya seketika sirna dan berganti dengan mamanya yang kini ketus dan bahkan terkesan membenci dirinya.

Semua berawal dari kejadian satu setengah tahun lalu ketika aku duduk dikelas 1 SMA.

Flashback on, AUTHOR POV

"Aku pulang" teriak Lana

"astaga Lana adek gue yang mulutnya kaya toa tukang jualan perabotan serba lima rebu, berisik banget sih lo heran dah gue" ucap Adam sambil memniting leher Lana.

"bang Adam lepasin leher Lana ih sakit tau, mana ketek abang bau asem lagi" ucap Lana sambil terkikik geli. "enak aja lo ngatain ketek gue bau, gue selalu wangi walau ga mandi satu abad, orang ganteng mah tetap wangi hahaha..." Adam terbahak dengan keras tanpa melepaskan Lana.

"idih lo pd banget sih bang, sok kegantengan banget lagi" Lana mendelik kesal kearah abangnya itu.

"eh eh kalian berdua ini baru pulang bukannya masuk malah berantem, Adam lepasin adek kamu kasian dia pasti udah laper kamu ini" Isabel mengomel kepada anak sulungnya sambil mengeleng kan kepalanya.

Seluas angkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang