Pria bermanik hazel dengan malasnya bangun dan melirik jam, sudah jam sembilan pagi rupanya. Dazai mulai memikirkan suatu hal yang biasa dilakukan istrinya di hari kerja"Apa aku terlalu lelap tidur hingga tidak mendengar ketukan pintu ya?" Batin Dazai
Mengingat apa yang dokter katakan dengan cepat Dazai membuka tirai kamarnya, membiarkan wajahnya bermandikan cahaya matahari. Diusapnya perut yang mulai mengeluarkan suara aneh menandakan bahwa ia harus segera makan dan meminum obat
Langkah kaki mulai membawanya ke arah pintu, menandakan bahwa kakinya sudah lebih baik dari kemarin, Dazai dapat memastikan bahwa sarapannya sudah dingin di depan pintu. Ketika pintu digeser pemandangan yang pertama ia temukan membuatnya membuka suara
"Kosong?"
Tidak ada makanan disana, rasa kecewa muncul dalam diri Dazai. Pasalnya (Y/N) selalu menyediakan makanan untuknya, tidak peduli seberapapun brengseknya Dazai --ia sadari itu-- , pria bersurai coklat itu lantas mencoba untuk turun dari lantai dua, memastikan keberadaan makanan yang bisa mengisi perutnya yang lapar
Lagi lagi nihil. Tidak ada nasi dalam alat penanak, tidak ada panci atau ketel yang berisi makanan, tidak ada pula satupun camilan di lemari persediaan makan
"A... iya, (Y/N) tidak pernah membeli camilan"
KRRRUUUKKKK
Semakin jelas raungan cacing dalam perut Dazai, entah naluri atau deduksinya yang tinggi, langkah kaki membawanya ke depan lemari pendingin. Dibukanya lemari itu dan tampak beberapa sumber makanan yang siap santap, ada sepotong tiramisu, semangkuk salad buah, dan sekotak besar yoghurt
"(Y/N).... aku minta makananmu ya..."
Dazai berteriak seolah olah istrinya ada di rumah dan langsung mengambil tiga jenis bahan siap konsumi itu dari lemari pendingin, tanpa ragu ia mulai memakannya satu per satu, berhubung yoghurt yang ada hanya tinggal segelas saja maka ia habiskan dan buang kotaknya
Hening ia rasakan setelah perutnya kenyang, diedarkanlah pendangannya ke setiap sisi ruangan, beberapa lampu terlihat masih menyala
"(Y/N) lupa mematikan lampu?"
Adalah suatu hal yang tidak wajar jika (Y/N) melupakan hal seperti mematikan lampu, atau bahkan menyiapkan sarapan untuk suaminya. Pasalnya Dazai sudah tau bahwa istrinya adalah wanita tulen nan perfeksionis yang tidak mungkin melupakan hal-hal pokok dalam kesehariannya, sebuah pemikiran gila terlintas di benaknya. Langkah kaki kembali membawanya ke tempat lain, masuk ke dalam kamar dengan aroma kopi yang langsung menyambut kala ia menggeser pintu
Tidak ada orang yang ia cari disana, sekarang ia mulai memerhatikan beberapa meja, membuka beberapa laci, membuka dokumen yang tertata di meja kerja, juga memastikan ke dalam lemari pakaian istrinya
"Bajunya lengkap, laporannya selesai, tidak ada surat pengajuan cerai. Apa yang sedang terjadi?"
Dazai akui bahwa terkadang logikanya tidak sampai bila memikirkan istrinya, banyak hal di luar dugaannya terjadi di sekitar istrinya, atau bahkan bisa dibilang tingkah laku istrinya memang tidak terduga
TING TONG, TING TONG, TING.. TING.. TING.. TING TONG
Suara bel rumah ditekan berkali kali membuat Dazai melangkah turun dari lantai dua, dan langsung membuka pintu rumahnya
GREB
Sebuah tangan meraih kerah T-shirt Dazai, mencengkeramnya dengan kuat dan memperlihatkan deathglare dari pria bersurai dirty blonde
"Hei Kunikida, apa kau tidak tau etika bertamu?" Tanya Dazai
"DIAMLAH!! Apa kau tau dimana (Y/N) sekarang haah??"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Dazai
RandomHari-hari (Y/N) bersama suaminya Osamu Dazai tentunya memiliki banyak warna Satu persatu konflik mulai hadir di tengah mereka, melibatkan Dazai maupun Agensi untuk turun tangan. Beberapa orang penting juga turut andil demi tujuannya masing-masing y...