5

15.4K 514 4
                                    

Happy reading ^^, jangan lupa vote dan komen ya biar author semangat nulisnya biar bisa cepat update :D

-------------------------

Keesokkan harinya Lina menatap dirinya dicermin sebelum berangkat kerja. "aku harus bersyukur. Setidaknya aku tidak dipecat walaupun harus menjadi sekertaris CEO yang menyebalkan itu" ucap Lina menyemangati dirinya.

Saat sampai di kantor, perut Lina mules dan dia pun segera berlari kecil menuju toilet. "ah lega.. perut ini ga bisa kerjasama ih. Masih pagi udah mules aja. Untung udah di kantor. Kalau masih di jalan gimana coba hhahahah" tawa Lina saat perutnya sudah lega.

"eh Lina. Kebetulan ketemu" ucap Sean yang juga baru keluar dari toilet pria. Lina pun mengangkat wajahnya dan melihat Sean menyapanya. "eh iya hehehe. Maklum panggilan alam" ucap Lina santai. "Semangat ya Lin hari ini kerjanya" ucap Sean penuh semangat. Melihat Lina di pagi hari membuat mood Sean berbunga-bunga. "iya makasih Sean. Kamu juga. Aku pamit dulu banyak yang harus dikerjakan" ucap Lina sambil berlalu meninggalkan Sean. Sean masih senyum-senyum sendiri di depan toilet seolah waktu berhenti beberapa detik saat melihat senyuman manis Lina.

"Brakkkk" Andrew memukul meja kerjanya. Moodnya benar-benar berantakan. "Kemarin berani nyentuh gadisku terus sekarang pagi-pagi berani mesra-mesraan di toilet!!! BANGSAT!!!" teriak Andrew marah. Andrew menunggu Lina di meja kerjanya sambil melihat CCTV yang ada di laptopnya berharap dia dapat segera melihat Lina. Tapi dia melihat Lina bersama Sean di depan toilet. Bahkan dia melihat gadisnya itu memberikan senyuman kepada Sean. "Benar-benar menyebalkan" gerutu Andrew.

Lina memasuki meja kerjanya yang satu ruangan dengan Andrew. Sekilas dia melihat wajah Andrew yang terlihat kusut dan kesal membuatnya ogah untuk menyapa atasannya itu. Dia pun duduk sambil melakukan tugasnya. Melihat Lina sudah ada di meja kerjanya membuat Andrew semakin tidak sabar untuk menjadikan Lina milknya.

"Mulai detik ini jangan pernah berdekatan dengan pria manapun! Kau adalah gadisku Lina. Terutama jangan berikan senyumanmu kepada orang lain. Senyumanmu hanya milikku. Dan mulai saat ini kau tidak bisa pergi kemana pun tanpa seijinku. Apa kau mengerti?" ucap Andrew mengklaim Lina miliknya.

Mendengar ucapan Andrew yang tidak jelas dan terkesan sok mengatur membuat Lina naik pitam. "BEGINI TUAN ANDREW YANG TERHORMAT. SAYA MEMANG BEKERJA DI PERUSAHAAN ANDA. DAN ANDA MEMANG ADALAH BOSS SAYA. TETAPI ANDA TIDAK BERHAK MENGATUR KEHIDUPAN SAYA! APALAGI MELARANG SAYA UNTUK BERDEKATAN DENGAN SIAPA SAJA. KITA HANYA SEBATAS BOSS DAN SEKERTARIS ITU SAJA. DAN SAYA TIDAK SUDI ANDA MENYEBUT SAYA DENGAN SEBUTAN "GADISKU" KARENA SAYA SAMA SEKALI TIDAK TERTARIK DENGAN ANDA, TUAN ANDREW YANG TERHORMAT!! JADI TOLONG JANGAN MENGUSIK KEHIDUPAN PRIBADIKU!! Ucap Lina marah. Dia menatap Andrew dengan mata melotot dan nafasnya naik turun menandakan Lina benar-benar marah.

Andrew tersenyum berdiri sambil berjalan mendekati Lina. Andrew memegang dagu Lina tanpa memperdulikan gadis itu yang sedang marah. "Dengarkan aku baik-baik Marchelina Parker. Aku tidak menerima penolakkan. Dan aku akan menjaga apapun yang sudah menjadi milikku! Termasuk dirimu. Coba saja membantahku dan kujamin kau tidak akan lepas dari hukumanku!" ucap Andrew berusaha tenang karena emosinya sudah cukup memuncak melihat sikap Lina yang keras kepala dan selalu membantahnya.

"Hahaha kau mimpi! Selamanya aku tidak akan pernah menjadi milikmu, tuan Andrew. Dan aku bebas bertemu dengan siapa saja. Karena ini adalah kehidupanku!" ucap Lina sambil melepas kasar tangan Andrew.

"Kita lihat saja nanti. Aku tidak main-main dengan ucapanku Lina!" ucap Andrew penuh ancaman. Lina yang emosinya memuncak pun segera keluar ruangan dan pergi menuju kantin. Dia ingin membeli minuman dingin untuk menenangkan kepala dan hatinya yang sudah emosi.

"Seenaknya saja mengatakan aku gadisnya. Dia pikir aku wanita apaan? Mentang-mentang mempunyai uang dan kekuasaan dia pikir bisa seenaknya terhadapku! Melarangku keluar tanpa ijin darinya? Hahahah lelucon yang benar-benar lucu. Dia bahkan tidak ada hak untuk mengatur kehidupanku. Orang tuaku saja tidak melarang-larangku seperti itu. DASAR LAKI-LAKI GILA, PEMAKSA, MENYEBALKAN" ucap Lina mengeluarkan uneg-unegnya. Sambil meminum orange juice yang di belinya. Entah sudah berapa kali dia mengumpat boss nya itu. Dia tidak peduli. Sekarang yang Lina rasakan adalah benar-benar benci dengan boss keterlaluannya itu.

---------------------

chapter 5 ini lumayan panjang hehehe

gimana gereget ga sama Andrew dan Lina?? komen dan vote yaaa.

pleaseee.. jangan lupa ;)

My possessive CEO wants meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang