What

469 54 3
                                    

Gadis bertudung hitam dengan lentera dalam genggamannya.
Menyusuri jalanan yang sedikit menjauh dari keramaian.
Buket bunga camelia dalam berbagai warna yang melambangkan semua rasa cinta.
Cincin emas putih melingkar dijari tengahnya, juga kalung bergandul permata opal dalam rantai berbentuk bunga.

Gaun putih manis selutut dibalik jubahnya yang menjuntai hingga membuatnya terseret dijalanan tanah basah sehabis hujan.
Rambutnya terkepang rapi, digelung dengan hiasan jepit bunga yang manis.
Bibirnya melengkung cantik, tersenyum begitu manis saat netranya menangkap sebuah siluet batu nisan besar yang terpoles halus.

Meletakkan bunga dalam dekapannya, Hinata tersenyum seolah menyapa pada pusara peristirahatan terakhir ibunya.
Dimana ibunya bersemayam dalam ketenangan abadi, meninggalkan Hinata dalam balutan duka yang tak seterang namanya.

"Hai, okaa-san. Maafkan Hinata ya.
Akhir-akhir ini sedikit sibuk. Maaf, baru bisa mengunjungi okaa-san setelah dua minggu yang lalu." Bersimpuh disamping makam ibunya, Hinata berdoa dengan wajah khusyuk dan damai. Memejamkan mata dalam menyelami dunia gelap yang mengaburkan pandangan.

*
Belati yang terselip dibalik sepatu boots itu tidak hanya satu, tapi ada tiga.
Pistol tersimpan dibalik blouse warna hitamnya, juga jepit rambut tajam yang tersamar dibalik kepangan manis dalam tatanan rambutnya.

Hari ini adalah upacara peringatan tentang 5 tahun meninggalnya nyonya Hyuuga Hikari, yang tak lain adalah ibunya.
Hinata akan membuat kejutan, dimana ia akan muncul ditengah-tengah ketua klan dan beberapa orang yang mungkin masih mengingatnya.
Hinata sudah berkoordinasi dengan Hyuuga Neji, kepala pengaman keluarga Hyuuga sekaligus sepupunya. Mengatakan agar lelaki itu bersiap dengan kemungkinan terburuknya.

Ada pula Uchiha Itachi, yang memang diundang sambil mengawasi pergerakan Hinata sekaligus musuh mereka.
Lalu konan yang akan datang bersama Hinata, juga Gaara
Sementara beberapa yang lain, bermain dibalik layar dengan sebuah rencana yang sudah dipikirkan dengan matang dalam rapat darurat kemarin.

Konan menyelipkan sebuah pisau dibalik sepatu bootsnya, memastikan tidak kekurangan senjata.
Dan jangan lupakan Deidara, perakit bom itu juga datang.
Tentu saja karena Hyuuga memesan bunga dari toko bunga keluarganya.
Katakanlah, perannya kali ini berada dibalik bunga-bunga indah yang menghiasi rumah lamanya.

"Jangan lakukan kecerobohan yang bisa merugikanmu." Gaara membisikinya.
Sebelum lelaki itu mengamit lengannya.
Hinata hanya merengut mendengarnya, tapi tetap mengangguk.
Sebuah earphone tersembunyi, menyambungkan mereka dalam koordinasi epik dibawah pimpinan Yahiko langsung.
Lelaki yang berada di control room itu memiliki tugas paling krusial dalam perannya.

*
Haruno Sakura dengan wajah tak senang mengamati para kolega yang mulai berdatangan, begitupun dengan nyonya Haruno yang bersembunyi dibalik wajah ramah penuh racun miliknya.

"Sudah mati, masih juga merepotkan." Nyonya Haruno mengeluh dengan tampang jengkel yang tidak bisa ditutupi.

Perempuan licik itu selalu cemburu pada nyonya Hyuuga, dimana Hikari selalu mendapat penghormatan bahkan setelah beliau wafat.
Sementara Mebuki, hanyalah nyonya kedua yang hanya berkuasa atas rumah ini, meskipun sebenarnya itu adalah hak Hinata.
Mereka terlalu serakah atas dunia fana yang hanya sekejap mata.
Melakukan banyak tindakan jahat hanya untuk memenuhi sebuah ambisi tak terarah.
Tak segan melukai orang lain, demi mewujudkan keinginan, meskipun harus mengotori tangannya dengan ceceran darah.

Menyusup dalam keluarga Hyuuga adalah cara termudah untuk menaikkan derajat.
Dimana kau bisa menikmati segala fasilitas lengkap dari kekuasaan besar Hyuuga, raja bisnis dalam sejarah.
Dan nyonya Haruno memilih cara paling menjijikkan untuk panjat sosial.
Hinata bahkan muak jika harus mengingat, bagaimana janda tak tahu diri itu selalu berusaha merebut posisi ibunya.

Hyuuga Hinata Escape : DREAMCATCHER SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang