Chase Me !!

588 73 1
                                    

Boneka kelinci putih yang berlumuran darah, tergantung epik dibalik jendela lebar tanpa sekat.
Haruno Sakura menjerit histeris melihat pemandangan tak sedap dipandang itu.
Dimana teriakannya membuat seseorang perempuan paruh baya langsung mendatangi anaknya.

"Ada apa Sakura ? Kenapa berteriak ?"

Perempuan itu menguncang keras bahu anaknya yang kini terdiam dengan pandangan horror.
Ujung jari telunjuk itu mengarah kebagian jendela yang berada disisi kanan ranjangnya.
Perempuan yang lebih tua itu mengikuti arah tunjuk anaknya, dan reaksi terkejut itu tak mampu disembunyikannya.

Seorang dengan gaun putih menyeringai dibalik topeng kelinci yang dipakaianya.
Jangan bayangkan jika itu sejenis badut kelinci dalam perayaan ulang tahun.
Bayangkan saja jika itu adalah wujud topeng kelinci yang menyerupai wajah joker yang sedang tersenyum lebar.

*
Hinata tersenyum ramah sambil menyerahkan beberapa kantung belanjaan pada seorang ibu yang barusaja berbelanja.
Mengucapkan terimakasih sebelum perempuan paruh baya itu keluar dari Toserba tempatnya bekerja.

Sudah hampir dua tahun Hinata bekerja di Toserba milik keluarga Sabaku.
Dan dipercaya sebagai penanggung jawab sekaligus manager disana.
Sangat berlebihan sebenarnya, karena Hinata ingin bekerja sebagai pegawai biasa.

Tapi, Sabaku Gaara selalu bersikap picik dengan mengandalkan kuasanya.
Lelaki itu bahkan menegur keras, saat Hinata ingin mengundurkan diri dan bekerja ditempat lain.
Katanya, "jika kau keluar darisini, aku tidak bisa mengawasimu sepenuhnya."
Selalu seperti itu, dan pernyataan itu didukung penuh oleh nyonya Karura, selaku ibu Gaara, nyonya besar Sabaku.

Nyonya Sabaku itu memang sangat baik terhadapnya, bahkan sering meminta Hinata untuk tinggal dirumah mewah keluarga Sabaku.
Katanya, beliau selalu kesepian, karena dikelilingi oleh para lelaki yang tidak peka.
Temari sudah pindah dari rumah ibunya, membangun tempat tinggalnya sendiri bersama tuan koala pemalas yang kaya raya.
Ditambah dengan kesibukannya sebagai public figure dan seorang ibu untuk balita berusia 4 tahun, Temari memang jarang berkunjung kerumah ibunya.

Seorang bocah lelaki dengan seragam SMA muncul dihadapannya, lengkap dengan belanjaan yang mampu membuat Hinata menahan diri untuk tertawa.
Gadis itu mengamati  raut wajah terganggu dari anak lelaki yang nampak malu dihadapannya, lengkap dengan semburat merah yang kentara.

"Kau memang pacar yang baik. Aku berikan ini gratis." Hinata memasukkan dua bungkus pembalut bersayap itu kekantung plastik.
Menyerahkan pada bocah yang kini cengo melihatnya.

"Benarkah ?"

Mengambil sebuah permen lolipop rasa mint, Hinata memberikannya pada bocah lelaki dihadapannya ini.

"Tetaplah jadi pacar yang baik." Katanya sambil menyentuh pelan kepala bocah itu.

Anak kemarin sore itu menatap takjub pada Hinata, mengucapkan terimakasih sambil membungkukkan badan beberapa kali dengan wajah merona yang ditahan-tahan.
Hinata tertawa riang saat anak itu keluar dari toko, rasanya sangat menyenangkan bisa melihat seorang anak SMA dengan gengsi tinggi, mau berbelanja ke Toserba dan membeli pembalut wanita.
Karena biasanya, anak SMA yang berbelanja disini hanya membeli jajanan, minuman kaleng, bahkan kondom.

"Ada apa dengan wajahmu ?" Kiba, rekan kerjanya muncul sambil bertanya saat melihat wajah Hinata yang terlihat bahagia.

"Tidak ada." Kilahnya dengan senyum cerah yang menyenangkan untuk dilihat.

Inuzuka Kiba hanya menggeleng heran, berlalu dari meja kasir untuk mengecek beberapa barang yang habis.
Meninggalkan Hinata yang kini nampak menyeringai tipis saat mendapat pesan dari seseorang.

Hyuuga Hinata Escape : DREAMCATCHER SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang