Good Night

519 57 0
                                    

Suara pecahan kaca membangunkannya, Haruno Sakura dengan wajah ketakutan berdiri dari tempatnya, mengambil sesuatu yang terlempar dari luar sana.
Sebuah batu besar menghantam kaca kamarnya,menimbulkan lubang besar ditengahnya.

Dengan tangan gemetar, gadis itu membuka sebuah buntalan kain yang berbau amis.
Sebelum menjerit histeris ketika menemukan fotonya terkoyak diatas bangkai ayam yang masih mengeluarkan darah segar dari potongan leher yang tidak terputus sepenuhnya.
Wajahnya pucat, berlari keluar dari kamarnya menuju kamar ibunya yang ada dilantai satu.

Menahan tangisannya, sakura berlari sebelum sesuatu menghantam punggungnya dengan keras, membuatnya terjungkal ditiga anak tangga terakhir.
Tangisnya pecah. Gadis itu meraung sambil bangkit, ketakutan dan kesakitan yang bisa membuatnya menangis keras ditengah malam.

Sebuah tembakan memecahkan kaca depan rumahnya, membuat kengerian itu semakin memuncak.
Kegaduhan itu membangunkan semua orang yang tinggal disana.
Sakura histeris dalam ketakutan, dimana nyonya Haruno datang dengan wajah terkejut, memeluk anak semata wayangnya yang masih diteror oleh kengerian yang mencekik.
Beberapa maid juga nampak terkejut melihat bagian depan rumah yang kacanya pecah separuh.
Beberapa berbisik tentang nyonya lama yang membalas dendam, juga dengan nona muda mereka yang dikabarkan meninggal.

Seorang gadis muda berdiri dibawah lampu neon yang terang, bibirnya melengkung dengan indah.
Senyuman yang teramat manis ditengah malam.
Boneka kelinci kesayangannya berayun ringan dalam genggaman, berjalan menjauh dengan wajah puas.
Lampu jalanan membawa bayangannya dalam pendar terang, seterang hatinya yang dilingkupi kebahagiaan atas sesuatu yang barusaja dilakukannya.

*
Sebuah surat kabar lama tergeletak diranjang Hinata, gadis itu sedang libur kerja hari ini, membersihkan kamarnya yang terasa mulai sesak dengan banyaknya barang.
Sesekali tertawa saat melihat barang-barang dimasa lalu, membaca buki usang yang ditulisi banyak kenangan.

Membongkar rak bukunya yang penuh, ada banyak benda yang ditemukan oleh Hinata.
Ikat rambut berbentuk pita lucu pemberian Gaara, itu saat mereka masih sekolah dulu.
Boneka-boneka gantungan kecil dari Temari saat perempuan itu mengadakan tour konser, lengkap dengan album bertanda tangan ekslusif yang didapat Hinata secara gratis.
Ada juga kupon kedai ramen yang diberikan Naruto, tentu saja sekarang sudah tidak berlaku, mengingat tanggal kadaluwarsa yang sudah lewat sekian tahun.

Sebuah buku catatan bersampul hitam dari seseorang yang pernah menempati posisi terbaik dalam hatinya.
Membukanya dengan hati-hati, aroma khas yang tersimpan dari setiap lembar kertas yang mulai menguning termakan usia.
Ada beberapa tulisan disana, dan Hinata kembali merasakan dirinya terperangkap dalam ingatan lama yang menyesakkan.
Sebuah bunga kertas kecil terselip diantara lembar usang itu, Hinata mengamatinya dalam waktu yang cukup lama, bibirnya menyunggingkan senyum getir saat berbagai bayangan mulai bermunculan dalam ingatannya.

"Sasuke-kun, bagaimana kabarmu ?"
Pertanyaan yang hanya dijawab oleh hembusan angin.
Hinata menutup buku catatan yanh menorehkan banyak luka dalam hatinya.
Sama seperti warna sampul hitamnya, melambangkan kematian dan kesedihan.

Sebuah foto jatuh dibawah kakinya, dimana ia bisa melihat sosok dirinya yang jauh lebih muda, Gaara dalam wujud yang masih lucu dan menggemaskan.
Juga Sasuke yang tidak pernah terlihat ramah untuk bocah berumur 6 tahun.
Sosok yang sedikit lebih besar berdiri disampingnya, ada Temari dengan rambut pendeknya yang nyentrik, lalu Itachi nampak sedikit tersenyum diwajah tampannya.

Tersenyum geli, bagaimana ia bisa terlihat setakut itu saat sedang difoto.
Hidungnya terlihat memerah dengan bibir mencebik, seolah menahan tangis.
Tentu saja, Sasuke barusaja memarahinya saat itu.
Dan Hinata barusaja menangis dengan keras karena ulah galak seorang Uchiha Sasuke.

Hyuuga Hinata Escape : DREAMCATCHER SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang