You & I

505 54 3
                                    

Cahaya bulan diawan yang terang, menjadi penerang baginya.
Bagi seorang gadis berperawakan kecil dengan gaun tidur putih selutut dan boneka kelinci dalam dekapannya.
Berjalan ditengah gelapnya malam dengan lentera ditangannya.
Menyusuri jalanan yang menanjak, sebelum sampai disatu tempat tersembunyi yang berada disisi kanan rumah lamanya.

Bibirnya melengkung tipis, mengambil hasil rekaman yang telah dipasang oleh seseorang didalam sana.
Mengambil handycam, gadis itu mulai merekam dirinya sendiri dalam adegan membahayakan dengan perwujudan yang jauh dari penampilan biasanya.

Wajah ayu yang dinodai dengan cairan merah sewarna darah, melepas gaunnya untuk mengambil sebuah gaun yang dikotori dengan lumuran tanah basah.
Rambutnya diikat semrawut, dengan menyelipkan setangkai bunga mawar merah sebagai pemanis.

"Saatnya memainkan peran," pikirnya dengan seringai licik diwajah menyeramkannya.
Seorang lelaki muncul, nyaris berteriak saat melihat penampilan nonanya yang terlihat begitu nyata dan menakutkan.
Terkikik geli, gadis itu mengambil boneka kelinci berlumur cairan semerah darah, dengan sebelah mata yang sengaja dilepas, juga lengan yang terkoyak.

"Berhati-hatilah nona, aku sudah menandai rute yang aman." Katanya, sebelum beranjak darisana. Masih ada yang harus dilakukan lelaki itu.

Mengikuti jejak yang dibuat oleh pengawal kepercayaannya, gadis itu berjalan mengendap melewati pintu belakang, menaiki undakan anak tangga ditempat tersembunyi, hingga sampai dilantai atas rumah lamanya.
Berjalan dengan hati-hati,merangkak untuk sampai dibalkon terluar, dari sebuah kamar yang sudah dihapalnya.
Langkah tanpa alas kakinya menimbulkan jejak tanah basah disepanjang lorong lantai keramik halus.
Disengaja memang, itu salah satu rencananya.

Sakura memasuki kamarnya, menyalakan lampu, sebelum berteriak saat melihat sosok tak asing itu berdiri dibalik jendela kamarnya yang sudah diperbaiki.
Dengan keadaan seperti terakhir kali ditemukan,wajah pucat yang membuatnya histeris.
Disaat gadis itu menutup mata dengan wajah ketakutan, itulah waktunya kabur.
Meloncat darisana, bersembunyi dibalik tanaman bunga hias yang rimbun.
Tangannya terangkat, membuat tanda pada seseorang untuk melanjutkan aksinya.

Lampu padam, suara jeritan itu seakan menjadi tanda baginya.
Sakura berteriak dengan panik, ketika seseorang mencekik lehernya, gadis itu memutar tubuhnya dengan cepat, dimana matanya langsung membelalak saat berhadapan dengan seseorang berwajah pucat, cekikan itu semakin kuat, sebelum gadis itu pingsan karena ketakutan.

Suara tembakan memecahkan kaca di kamar utama,nyonya Haruno dengan wajah kaku dan ketakutan mencoba mendekat ke jendela yang pecah.
Dengan lilin ditangannya, penerangan tak seberapa itu menjadi jalan bagi seseorang yang bersembunyi diluar jendela.
Gadis itu berdiri, menunjukkan wajah pucat yang membuat nyonya Haruno kehilangan kata-kata.
Perempuan itu hampir berlari, sebelum seseorang memasuki kamar itu dan menghentikannya.
Lentera kecil menyala dalam genggamannya, menampilkan sesosok dalam wujud menyeramkan yang membuat perempuan paruh baya itu berteriak histeris sebelum pingsan.

*
Hinata barusaja menyelesaikan ritual mandinya, dengan handuk yang masih berada dikepala, gadis itu berjalan keruang tengah rumahnya.
Sebelum suara bell mengalihkan fokusnya dari acara drama yang barusaja dimulai.
Dengan wajah lelah, Hinata berjslan kebagian depan rumahnya.

Uchiha Sasuke kembali muncul didepan rumahnya, dimana Hinata hanya menatapnya dengan wajah datar.

"Ada apa Sasuke ?" Meski masih bersikap ramah, Hinata tetap mempertahankan wajah datarnya, tak dipungkiri bahwa ia sangat merindukan lelaki yang pernah mengisi hari-harinya itu.

"Hinata, bisa kita bicara sebentar ?"
Hinata mengangguk ringan, meskipun tak berniat mempersilahkan lelaki itu masuk kerumahnya.
Duduk dibangku panjang yang ada didekat kebun bunga,Hinata melepaskan handuk yang mengubat rambutnya, menyampirkannya dibahu.

Hyuuga Hinata Escape : DREAMCATCHER SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang