Bagian satu : The Queen

328 73 58
                                    

°Kerajaan Felyodos°

"Tuan puteri, anda mau kemana?"

Diana memutar bola mata malas, dan membalikan badan menatap Vivian datar, "Vivian, kenapa kamu selalu menahanku?"

Vivian tersenyum lembut dan menghampiri Diana, "Sudah tugasku untuk menjaga puteri Diana."

"Apa kamu tidak mempunyai kerjaan? Sampai mengawasiku setiap saat," tanya Diana kesal.

"Tidak ada, pekerjaanku adalah menjaga anda puteri," jawab Vivian.

"Kamu bukan menjagaku, tapi mengawasiku seperti aku adalah penjahat. Tidak boleh keluar istana, tidak boleh kemana-kemana. Aku tidak mengerti dengan pemikiran ibu dan ayah yang selalu mengurungku seperti burung, dan kau juga!" Diana melipat tangannya di depan dada.

"Sudah waktunya makan puteri, pelayan sudah menyiapkannya," ucap Vivian menggenggam tangan Diana.

"Kamu selalu bersikap santai kepadaku, tapi kenapa jika aku menyuruhmu untuk memanggilku dengan Diana saja, kamu tidak mau," protes Diana yang pasrah ditarik Vivian.

"Aku tidak berani memanggil anda seperti itu puteri Diana," timpal Vivian.

"Cih!" Diana menatap punggung Vivian yang terlihat kekar untuk ukuran seorang wanita, Vivian sudah lama menjadi pengawal pribadi Diana. Mungkin, sejak Diana masih kecil.

Diana memang selalu penasaran dengan dunia manusia, karena membaca beberapa buku di perpustakaan kerajaan. Sudah hampir 342 kali Diana mencoba pergi ke dunia manusia, tapi 342 kali juga ia ketahuan oleh Vivian dan akhirnya berakhir di kurungan istana.

Para harpies berbadan manusia setengah burung, mempunyai sayap lebar yang cukup besar. Diana adalah harpies paling berbeda dengan semua harpies, karena ia bisa merubah bentuknya menjadi manusia seutuhnya.

Tapi Diana mempunyai kelainan yang terlahir dengan warna tubuh yang serba putih dari ujung kaki sampai ke ujung rambut. Dengan itu juga Diana sangat dilindungin di kerajaan, karena para harpies golongan lain pun banyak yang mengincar Diana, karena percaya jika Diana mempunyai kekuatan yang sangat hebat.

.
.
.

"Ayok Diana, kamu segera siap-siap untuk belajar ke Zevia," ujar Alexander ayah Diana, atau para harpies biasanya menyebutnya raja Xander.

"Ayaaah ... sudah aku bilang, aku tidak mempunyai kekuatan seperti yang kalian sering katakan kepadaku," ucap Diana yang merasa bosan harus berlatih kepada Zevia, wanita paruh baya yang terkenal dengan ketegasannya, dan Diana tidak pernah bisa melakukan semua tugas dari Zevia.

"Diana, ikuti apa kata ayahmu. Ini demi kebaikanmu juga," ujar Feronika ibu Diana, Diana sudah tidak bisa melawan jika sudah ibunya yang meminta.

"Baiklah ibu ...." sahut Diana dan menyelesaikan makannya.

°°°

°Gua Cedhov (kediaman Zevia

"Arrrghh!" teriak Diana melempar kerikil yang sudah ia kumpulkan sedari tadi.

"Anda kenapa puteri?" tanya Vivian yang juga sedang mengumpulkan kerikil karena Diana meminta bantuannya.

"Belajar macam apa, seperti ini?! Dia memintaku untuk mengumpulkan kerikil, dasar guru konyol!" gerutu Diana berkacak pinggang.

Vivian terkekeh melihat wajah kesal Diana yang diminta mencari 1000 kerikil yang berbentuk unik, "Sudah jalankan saja puteri, jangan sampai membuat Zevia marah."

"Dasar wanita tua itu, selalu saja membuatku repot!" Diana mengomel.

"Ekhem!"

Diana menoleh cepat saat mendengar deheman seseorang, membulatkan mata sempurna saat melihat Zevia dengan wajah tegasnya menatap Diana. Vivian juga ikut berdiri dan menatap Zevia segan.

The Queen Of HarpiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang