Bagian 5 "Cemburu"

257 6 1
                                    

"Kamu tau? aku ngga suka waktu kamu tersenyum untuk lelaki lain,,"
Alan S.dw.A

₩₩₩₩₩₩₩₩

"Sya, ikut kantin ngga?" Tanya Bella.

"Pagi-pagi?" Suara lengking milik Sinta menyahuti.

"Iyah, gue belum sarapan tadi" jelas Bella.

"Lah ngapa?" Tanya Sinta.

"Bokap ama nyokap gue, adu dumel tadi" balas Bella, hal ini membuat mereka terdiam sejenak. "Ngga ada yang mau anterin gue nih?" Tanya Bella.

"Eh ayo Bel" setelah Alsya menjawab nya, ia pun pergi bersama Bella menuju kantin.

"Holllaaaa pagi semuaaa" teriak Sefti di ujung pintu.

"Brisik monyet" cebik Nia.

"Elah, pagi-pagi itu harus semangat bodoh" ucap Sefti.

"Gue laper, Bella mana?" Tanya Nia. Sinta tak menyahuti, ia masih asik untuk menstalk ig milik oppa -oppa tercintanya.

"Woy taik, yang lain kemana?" Tanya nia kesal.

"Ck apa sih, gue lagi sibuk juga" saat ingin melanjutkan kegiatanya, handphone Sinta melayang karena sebuah sepatu berwarna putih menendangnya. Lalu sebuah kepalan tangan berhasil menangkap hp milik Sinta itu. Sinta menghembuskan nafas lega.

"Lo tuh ya, jangan ganggu gue ah" kesal Sinta.

"Lo kalo di tanya juga kek gitu" balas Nia.

"Mereka kekantin" jawab Sinta.

"Sep kantin yu" ajak Nia.

"Ayo."

₩₩₩₩₩₩₩

"Sya, ka Alan tuh" Alisya melihatnya. Lelaki itu sedang memakai kaos olahraga, dan bermain bola basket di lapangan.

"Udah ah, ayo lanjut" jawab Alisya. Ia masih malas bertemu dengan Alan. Saat mereka berlalu, Alan melihat Alisya dengan tajam.

Bola yang tadi berada di tangan Alan, telah di ambil alih oleh Barra dan di masukan ke dalam ring.

"Jangan lengah lan, bola yang ada di tangan lo aja bisa di ambil. Apa lagi dia yang belum sepenuhnya jadi milik elo" jelas Barra.

Barra adalah kapten basket di SMA ini. Barra juga teman Alan dari kecil. Mendengar Barra berkata seperti itu, Alan menjadi jengah. Lalu pergi meninggalkan Barra dan teman-teman lainya.

"Etdah, lo ngomong apaan? Napa tuh mahluk langsung cabut begitu?" Tanya Ican.

"Faktanya aja gue perjelas" jawab Barra.

"Apa bener Alan suka sama anak kelas X?" Tanya Rafli.

"Paling cuma main-main" jawab Ican.

"Kek elu sama Nia Can?" Tanya Rafli lalu di sambut tawa oleh teman-teman basket lainnya.

"Kalo itu gue serius, dasarnya Nia aja yang kek orang pms setiap hari" jelas Ican.

AlsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang